• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Minggu, Oktober 12, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Klaim Reputasi

Mujahiddin by Mujahiddin
2023/05/31
in Esai, Nasional, Opini
0
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Yang Barat

Pasca perang dunia kedua, kapitalisme barat (baca; Eropa dan Amerika) berupaya untuk terus-menerus mendisain dan mengintervensi bentuk pengetahuan masyarakat dunia, khususnya negara-negara dunia ketiga. Kebenaran atas pengetahuan seolah-olah hanya datang dari mereka; jika ingin menjadi negara maju dan modern maka ikutilah strategi mereka termasuk dalam menyusun ilmu pengetahuan. Universitas didirikan, kurikulum disusun sedemikian rupa dengan mengikuti kehendak modernis; yaitu menyandarkan filsafat logika dan filsafat etika pada standart kapitalisme barat.

Mewajibkan publikasi internasional pada jurnal terindeks scopus menjadi satu contoh kekinian bahwa kita masih bersandar dengan apa yang menjadi standart barat. Seolah reputasi intelektualitas dari karya penelitian akan mendapatkan pengakuan jika berhasil publis pada jurnal internasional yang diklasifikasikan bereputasi semisal pada jurnal-jurnal yang terindeks scopus. Padahal dalam beberapa kasus banyak jurnal yang terindeks scopus justru kebobolan karena salah melakukan validasi atas karya-karya tulis hasil dari replikasi. Itulah yang terekam dalam laporan investigas Harian Kompas yang berjudul; Calon Guru Besar Terlibat Perjokian Ilmiah, di mana pada laporan tersebut dikatakan terdapat calon guru besar yang melakukan replikasi pada karya tulis skripsi atau tesis mahasiswa yang mereka bimbing.

Belajar dari kasus-kasus ini tentu kita dapat menyimpulkan bahwa publisher jurnal yang “bereputasi” ternyata tidak secara utuh berhasil memproduksi karya-karya yang bereputasi. Institusi publisher mempunyai keterbatasan dalam melihat karya. Mereka hanya menilai karya secara verbatim berdasarkan kaidah-kaidah yang telah mereka tetapkan. Penilaian dengan cara verbatim ini tentu tidak dapat menemukan subtansi dari reputasi yang sesungguhnya, karena ia akan sangat bergantung pada nilai dan sikap pribadi seorang peneliti/akademisi. Menyandarkan reputasi hanya pada publisher jurnal tentu satu keselahan, sebab orang-orang seperti Greertz, Booke dan Anderson memiliki karya yang bermutu tanpa harus mempublikasinya pada jurnal yang bereputasi; kecuali jika mereka mau menjadi profesor di Indonesia, pasti akan ditanya apakah sudah ada publikasi pada jurnal terindeks scopus? Ah!

Penutup

Januari 1992, seorang Serbia-Amerika bernama Steve Tesich menulis artikel berjudul “A Government of Lies” di majalah The Nation. Artikel ini membahas tentang skandal Pemerintahan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Richard Nixon yang kemudian disebut Tesich dengan istilah “Sindrom Watergate”. Sejak kejadian skandal tersebut menurut Tesich, masyarakat Amerika Serikat mulai berlindung dari kebenaran. Setelah mundurnya Presidan Nixon dan diganti oleh Gerald Ford, masyarakat Amerika Serikat mulai memaafkan semua kejahatan yang telah dilakukan oleh Nixon. Hanya saja menurut Tesich, sikap memaafkan ini yang justru menjadikan masyarakat Amerika mulai menyamakan kebenaran dengan berita buruk sehingga mereka tidak menginginkan adanya berita buruk lagi meski itu adalah fakta kebenaran.

Baca Artikel Terkait:

  • Buya Hamka dan Moral Intelektual
  • Jebakan Teknologi dan Jalan Reputasi Akademik

Rentetan peristiwa berikutnya juga terjadi, skandal penjualan senjata ke Iran yang dilakukan oleh Presiden Reagan tanpa persetujuan Senat dan sandiwara Perang Teluk Pertama, semakin mempertegas kenyataan bahwa banyak Masyarakat Amerika membutuhkan sensor pers untuk menutupi kebenaran yang mereka anggap perlu dengan alasan kepentingan nasional. Mereka hanya melihat apa yang dianggap mereka penting untuk dilihat tanpa memikirkan apa yang salah dengan hal tersebut. Rentetan perstiwa inilah yang kemudian menjadikan masyarakat Amerika memasuki fase baru yang kenal saat ini dengan istilah “post-truth”. Nah, anehnya kita saat ini justru menyandarkan pengakuan atas reputasi akademik kepada satu community yang justru paling gemar menyembunyikan kebenaran.

Seolah tanpa legitimasi Barat (Eropa-Amerika) reputasi kita tidak bisa menginternasional. Padahal bisa jadi, kumpulan artikel dari laporan penelitian kita justru bisa menjadi data base bagi mereka untuk melihat situasi sosial, politik dan ekonomi bangsa ini. Bukankah itu dapat menjadi satu ancaman bagi pertahanan kita? Tanpa membayar, mereka bisa mendapatkan data dinamika sosial masyarakat kita secara gratis. Ah, sukurnya beberapa data tersebut juga hasil replikasi dari laporan penelitian yang dilaksanakan dibalik meja. Dan mereka para pengelola jurnal yang (katanya) bereputasi itu ternyata bisa juga ditipu. Sial! (*)

Penulis adalah Doktor Studi Pembangunan dan Dosen di Lingkungan FISIP UMSU

Page 3 of 3
Prev123
Tags: Clifford GeertzMujahiddinPenelitian IlmiahPublikasi Ilmiah
Previous Post

Muhammad Abduh, Tokoh Pembaruan Islam dari Mesir

Next Post

FEB UMSU Buka Kelas Internasional

Related Posts

Growing with a Cup of Coffee

Growing with a Cup of Coffee

27 Agustus 2025
164
Mer(d)eka

Mer(d)eka

20 Agustus 2025
173
Dr Mujahiddin: Daerah Hendaknya Diberi Ruang Lebih Luas Tentukan Pilihan Kepemimpinan Politik Lokalnya

Pilkada 2024: Mengakhir Bentuk Klientelisme Yang Tak Terkendali

23 Desember 2024
169
Dr Mujahiddin: Daerah Hendaknya Diberi Ruang Lebih Luas Tentukan Pilihan Kepemimpinan Politik Lokalnya

Dr Mujahiddin: Daerah Hendaknya Diberi Ruang Lebih Luas Tentukan Pilihan Kepemimpinan Politik Lokalnya

31 Agustus 2024
168
Skandal Publikasi Karya Ilmiah, Pengamat: Mendikbudristek Harus Bertanggungjawab

Skandal Publikasi Karya Ilmiah, Pengamat: Mendikbudristek Harus Bertanggungjawab

18 April 2024
258
Dukung Pengalihan ke Kendaraan Listrik, Begini Pandangan Gen Z di Sumut terkait Perubahan Iklim

Dukung Pengalihan ke Kendaraan Listrik, Begini Pandangan Gen Z di Sumut terkait Perubahan Iklim

20 Januari 2024
176
Next Post
FEB UMSU Buka Kelas Internasional

FEB UMSU Buka Kelas Internasional

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In