TAJDID.ID~Medan || Perubahan iklim atau climate change kini dirasakan oleh banyak pihak, termasuk oleh Generasi Z (Gen Z) yaitu generasi yang lahir pada priode tahun 1997 hingga 2012. Direktur Eksekutif MuhRaz Institut; Assoc. Prof. Dr. Mujahiddin, S.Sos, MSP mengatakan perubahan iklim saat ini tidak lagi hanya sebatas isu abstrak, tetapi sudah menjadi satu peristiwa yang sehari-hari dihadapi oleh banyak orang, khususnya Gen Z.
Menurut Mujahiddin, perubahan iklim yang paling dirasakan oleh Gen Z di Sumut adalah Hujan Badai dan Banjir, Polusi Udara, dan Peningkatan Udara Panas dan Kekeringan.
“Jadi kami coba membagikan angket terhadap 450 orang Generasi Z yang merupakan penduduk Sumut dan berstatus sebagai mahasiswa di wilayah Sumut. Kami ingin memotret pendapat Gen Z yang berada di bangku pendidikan tinggi terkait isu perubahan iklim. Jawaban yang ditemukan ada 168 responden (37,2%) yang menyatakan hujan badai dan banjir menjadi dampak perubahan iklim yang paling sering mereka rasakan,” ujar Mujahiddin yang sehari-hari aktif sebagai Dosen di FISIP UMSU.
“Sedangkan ada 134 responden (29,6%) yang menyatakan polusi udara, dan ada 123 responden (27,2%) yang menyatakan peningkatan udara panas dan kekeringan menjadi dampak yang paling dirasakan dari perubahan iklim,” imbuhnya.
Mujahiddin mengatakan, jawaban tersebut merupakan jawaban yang dominan diisi oleh Gen Z, sedangkan sisanya atau sebanyak 20 orang responden memilih untuk menjawab secara beragam diluar opsi pilihan yang telah ditentukan di dalam angket.
Menurut Mujahiddin, ketika 450 orang responden tersebut diberikan pertanyaan terbuka terkait langkah strategis apa yang harus dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk mengatasi persoalan perubahan iklim maka ditemukan beragam usulan yang memiliki kesamaan.
“Jadi ada beragam usulan yang memiliki kesamaan. Jika kita highlight (menyoroti) maka akan ketemu katagori pernyataan seperti: Perbaikan pengelolaan manajemen bencana alam yang terpadu, pembangunan infrastruktur yang tangguh iklim, penghijauan melalui penanaman pohon, pengurangan emisi gas rumah kaca, dan penggunaan kendaraan listrik serta investasi pada energi terbaharukan,” ungkap Mujahiddin.
Dukung Kendaraan Listrik
Lebih lanjut Mujahiddin mengatakan, secara Dominan Gen Z di Sumut tertarik pada isu pengalihan kendaraan berbahan bakar bensin ke kendaraan berbahan bakar listrik dalam rangka menciptakan energi bersih dan ramah lingkungan.
“Jadi kami memberikan pertanyaan; apakah pemerintah perlu melakukan percepatan pertukaran kendaraan berbahan bakar bensi ke kendaraan listrik untuk menciptakan energi bersih dan ramah? Ada sebanyak 84 responden (18,6%) yang menjawab sangat setuju dan ada 211 responden (46,7%) yang menjawab setuju. Tentu angka ini cukup tinggi meski masih terdapat 145 responden (32,1) yang kurang setuju dan 12 responden (2,7%) yang menyatakan tidak setuju,” ujar Mujahiddin.
Untuk itu Mujahiddin menambahkan, data-data di atas menjadi gambaran atau potret dari pandangan Gen Z khususnya di Sumut terkait isu perubahan iklim yang pada laporan ini terdiri dari 450 orang responden yang diambil secara acak (random).
Bagi Mujahiddin, apa yang dirasakan dan diharapkan Gen Z di Sumut bisa terakomodasi oleh pemerintah ke depan. Apalagi pada Minggu 21 Januari 2024 akan dilangsungkan debat ke-IV Capres dan Cawapres yang mengangkat tema: Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa.
“Ya semoga debat nanti bisa membahas secara mendalam agenda pembangunan berkelanjutan di Indonesia pada masa-masa yang akan datang. Dengan memaparkan langkah-langkah kebijakan strategis yang akan diambil oleh masing-masing pasangan Capres-Cawapres. Sebab bagaimana-pun, Gen Z adalah generasi yang akan hidup di masa depan dan mereka juga yang nantinya akan merasakan dampaknya dari perubahan-perubahan yang iklim yang terjadi saat ini,” pungkasnya (*)