Syahdan. Pada suatu waktu, seorang penebang kayu yang sangat kuat sangat membutuhkan pekerjaan. Ia pun meminta pekerjaan kepada seorang juragan kayu. Karena keahlian dan reputasinya, lamaran lelaki itu langsung diterima. Dan hebatnya, ia diterima bekerja dengan bayarannya sangat bagus.
Karena merasa keahliannya sangat dihargai oleh sang juragan, penebang kayu itupun bertekad untuk bekerja keras dan melakukan yang terbaik.
Lantas, sang juragan memberinya sebuah kapak dan menunjukkan kepadanya area tempat dia seharusnya bekerja.
Hari pertama bekerja, penebang kayu membawa membawa 20 pohon hasil tebangannya.
“Selamat, kamu bekerja sangat bagus” ujar sang majikan.
Sangat termotivasi dan tersanjung oleh kata-kata majikannya, penebang kayu pun berusaha lebih keras pada hari berikutnya.
Tapi apa yang terjadi, boro-boro meningkat, ternyata hasil kerjanya justru menurun. Dia hanya bisa membawa 15 pohon kembali.
Hari ketiga, dia berusaha lebih keras lagi, lagi-lagi ia gagal mencapai target. Dia hanya bisa membawa pulang 10 pohon.
Begitulah, hari demi hari ia hasil tebangannya semakin sedikit. Ia sangat heran dan bertanya-tanya dalam hati.
“Mungkin kekuatanku sudah berkurang,” pikir penebang kayu itu.
Lalu ia pergi menemui majikannya dan meminta maaf. Kepada bosnya ia menuturkan persoalan yang dialaminya.
“Kapan terakhir kali kamu mengasah kapakmu?” tanya sang majikan.
“Maksudnya mempertajam, bos? Saya tidak punya waktu untuk mengasah kapak saya. Saya sangat sibuk menebang pohon,” jawab si penebang kayu.
“Sebenarnya di situlah letak persoalannya. Kamu keliru. Hasil kerjamu terus menurun bukan karena tenagamu berkurang. Masalahnya kamu terlalu sibuk bekerja, sehingga kamu lupa meluangkan waktu untuk mengasah kampakmu. Pada hal kampakmu itu adalah alat utama yang kau andalkan dalam bekerja,” ujar sang majikan.
.
Pesan Moral
Sesungguhnya tidak ada yang salah dengan aktivitas dan kerja keras. Tetapi Allah SWT tidak ingin kita begitu sibuk, sehingga kita mengabaikan hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup, seperti meluangkan waktu untuk istirahat, bersantai, berdoa dan belajar untuk tetap mempertajam kualitas diri, baik jasmani maupun rohani.
Jika kita tidak meluangkan waktu untuk mengasah kapak, kita akan menjadi tumpul dan kehilangan keefektifan kita. Jadi mulailah hari ini. Pikirkan cara-cara di mana Anda dapat melakukan pekerjaan Anda dengan lebih efektif dan menambah banyak nilai padanya. (*)