• Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan
Sabtu, Januari 16, 2021
TAJDID.ID
Iklan
  • SAJIAN
  • Kejadian
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • DAERAH
    • MEDSOS
    • PENGUMUMAN
  • Gagasan
    • OPINI
    • ESAI
    • RESENSI
  • Gerakan
    • MUHAMMADIYAH
      • PTM/A
      • AUM
      • LAZISMU
      • MDMC
      • MCCC
      • MUKTAMAR
    • ‘AISYIYAH
    • ORTOM
      • PM
      • NA
      • IMM
      • IPM
      • HW
      • TS
  • Kajian
    • KEISLAMAN
    • KEBANGSAAN
    • KEMUHAMMADIYAHAN
    • SAINS
    • KESEHATAN
  • Teladan
    • DUNIA
    • NASIONAL
  • Jambangan
    • PUISI
    • CERPEN
  • Renungan
    • SYAHDAN
    • KUTIPAN
  • Tulisan
    • PEDOMAN
    • ULASAN
    • PERCIKAN
    • TILIKAN
  • RINGAN
    • KIAT
    • CELOTEHAN
No Result
View All Result
  • SAJIAN
  • Kejadian
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • DAERAH
    • MEDSOS
    • PENGUMUMAN
  • Gagasan
    • OPINI
    • ESAI
    • RESENSI
  • Gerakan
    • MUHAMMADIYAH
      • PTM/A
      • AUM
      • LAZISMU
      • MDMC
      • MCCC
      • MUKTAMAR
    • ‘AISYIYAH
    • ORTOM
      • PM
      • NA
      • IMM
      • IPM
      • HW
      • TS
  • Kajian
    • KEISLAMAN
    • KEBANGSAAN
    • KEMUHAMMADIYAHAN
    • SAINS
    • KESEHATAN
  • Teladan
    • DUNIA
    • NASIONAL
  • Jambangan
    • PUISI
    • CERPEN
  • Renungan
    • SYAHDAN
    • KUTIPAN
  • Tulisan
    • PEDOMAN
    • ULASAN
    • PERCIKAN
    • TILIKAN
  • RINGAN
    • KIAT
    • CELOTEHAN
No Result
View All Result
TAJDID.ID
No Result
View All Result

Jurus Diam Ala Ibnu Sina

Editor 1 by Editor 1
3 Agustus 2020
in SYAHDAN
0
Jurus Diam Ala Ibnu Sina

Ilustrasi kuda dan keledai. (foto: pixnio)

378
VIEWS
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Syahdan. Pada suatu hari, Ibnu Sina — yang dikenal sebagai Bapak Kedokteran Dunia– melakukan perjalanan dengan menunggangi kuda kesayangannya.

Sampai pada suatu tempat yang dianggap nyaman, ia pun memutuskan berhenti untuk beristirahat. Ia menambatkan kudanya di tempat yang sedikit teduh sembari memberikannya makanan berupa jerami yang dicampur rumput pilihan. Ibnu Sina tahu binatang itu binatang memang selayaknya disayang dan diperlakukan dengan baik, karena ia telah membantu manusi. Karenanya binatang tidak boleh dimusih, apalagi disiksa.

Setelah mengurus kudanya, Ibnu Sina duduk di bawah sebuah pohon rindang tak jauh dari kuda. Ia menyandarkan badannya pada batang pohon itu sambil menikmati bekal yang dibawanya.

Tidak lama kemudian, tiba-tiba muncul seseorang menunggang keledai. Ia turun dan mengikat keledai berdekatan dengan kuda milik Ibnu Sina. Maksud orang itu supaya keledainya bisa memakan jerami dan rumput pilihan yang dimakan kuda Ibnu Sina.

Usai mengikat keledainya, orang itu duduk di dekat Ibnu Sina. Tidak lama kemudian Ibnu Sina berkata kepada orang itu.

“Kalau dapat, jauhkan keladaimu dari Kudaku, supaya nanti tidak ditendang.”

Mendengar Ibnu Sina bicara, orang itu cuma tersenyum sini sambil menoleh ke kuda dan keledai.

Namun, tiba-tiba terdengar suara; “Plak!!!”. Si keledai ditendang kuda hingga terluka cidera.

Melihat insiden itu, pemilik keledai marah-marah kepada Ibnu Sina dan meminta tanggung jawabnya.

Ibnu Sina diam saja dan tidak memberikan tanggapan. Sampai akhirnya kemudian si pemilik keledai mengajak Ibnu Sina untuk mendatangi hakim untuk menyelesaikan konfilk mereka.

Ibnu Sina tetap diam. Tapi dia menuruti keinginan si pemilik keledai itu untuk menemui Hakim.

Singkat cerita, sampailah mereka di rumah Hakim yang kebetulan tidak begitu jauh dari tempat tersebut.

Masih dengan nada penuh emosi, di depan Hakim pemilik keledai itu meminta agar Ibnu Sina membayar atas cedera luka yang dialami keledainya.

Saat ditanya oleh Hakim pun Ibnu Sina tetap terdiam. Tak sepatah katapun keluar dari mulutnya.

Hakim kemudian berkata kepada si pemilik kelai, “Apakah ia bisu?”

“Tidak, tadi dia bicara padaku,” jawab si pemilik keledai.

Lalu Hakim bertanya lagi, “Apa yang ia katakan padamu?”

“Begini. Tadi dia mengatakan: kalau dapat, jauhkan keladaimu dari kudaku, supaya nanti tidak ditendang,” kata si pemilik keledai.

Setelah mendengar jawaban itu, sang Hakim tersenyum dan berkata kepada Ibnu Sina,

“Anda ternyata sangat cerdas. Cukup dengan diam dan kebenaran terungkap,” kata sang Hakim.

Sambil tersenyum Ibnu Sina berkata kepada Hakim.

“Tidak ada cara lain untuk menghadapi orang bodoh adalah dengan diam. Dan kebenaran akan menunjukkan jalannya sendiri. Itulah kenapa sebabnya kenapa saya memilih diam,”. (*)

Tags: diamibnu sinakeledaikisah islamikisah penuh hikmahkuda
Previous Post

Konflik Apratur Desa, IMM Langkat Minta DPRD Panggil Kepala Desa, Sekcam dan Camat

Next Post

TAJDID.ID Gelar Syukuran Milad ke-1 di Warung Pencerah

Related Posts

Bejana Retak

Bejana Retak

25 Mei 2020
106
Pemimpin yang Cepat Tanggap

Pemimpin yang Cepat Tanggap

15 Mei 2020
103
Hati Si Pencuri yang Tercuri

Hati Si Pencuri yang Tercuri

29 April 2020
139
Kapak

Kapak

8 April 2020
166
Paku

Paku

6 April 2020
194
Pohon Pir di Empat Musim

Pohon Pir di Empat Musim

1 April 2020
330
Next Post
TAJDID.ID Gelar Syukuran Milad ke-1 di Warung Pencerah

TAJDID.ID Gelar Syukuran Milad ke-1 di Warung Pencerah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

SOROTAN

  • Berhentikan Ketua KPU Arif Budiman, Pemuda Muhammadiyah Sebut DKPP Gagal Paham
    Berhentikan Ketua KPU Arif Budiman, Pemuda Muhammadiyah Sebut DKPP Gagal Paham
  • Gantikan Akhyar, Sekda Jadi Orang Pertama yang Divaksin di Medan
    Gantikan Akhyar, Sekda Jadi Orang Pertama yang Divaksin di Medan
  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail
    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail
  • Laboratorium Fakultas Hukum UMSU Gelar Pendadaran Klinis Hukum dan peradilan Semu
    Laboratorium Fakultas Hukum UMSU Gelar Pendadaran Klinis Hukum dan peradilan Semu
  • Muhammad Sabri Fiin, Sosok Kader Otentik yang Pantas Memimpin PAN Deli Serdang
    Muhammad Sabri Fiin, Sosok Kader Otentik yang Pantas Memimpin PAN Deli Serdang

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • SAJIAN
  • Kejadian
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • DAERAH
    • MEDSOS
    • PENGUMUMAN
  • Gagasan
    • OPINI
    • ESAI
    • RESENSI
  • Gerakan
    • MUHAMMADIYAH
      • PTM/A
      • AUM
      • LAZISMU
      • MDMC
      • MCCC
      • MUKTAMAR
    • ‘AISYIYAH
    • ORTOM
      • PM
      • NA
      • IMM
      • IPM
      • HW
      • TS
  • Kajian
    • KEISLAMAN
    • KEBANGSAAN
    • KEMUHAMMADIYAHAN
    • SAINS
    • KESEHATAN
  • Teladan
    • DUNIA
    • NASIONAL
  • Jambangan
    • PUISI
    • CERPEN
  • Renungan
    • SYAHDAN
    • KUTIPAN
  • Tulisan
    • PEDOMAN
    • ULASAN
    • PERCIKAN
    • TILIKAN
  • RINGAN
    • KIAT
    • CELOTEHAN

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In