Pakar linguistik Noam Chomsky mengatakan; peoples tend to rally around power, bahwa orang-orang cenderung berkerumun di sekitar kekuasaan.
Maksudnya, kekuasaan itu tak ubahnya seperti medan magnet yang memiliki energi untuk menarik segala yang ada di sekitarnya. Aksioma ini sekaligus menjelaskan dan menegaskan, bahwa tujuan utama dari rasionalisme dan realisme politik itu tidak lain adalah kekuasaan an sich. Maka, tidak berlebihan jika magnetisme kekuasaan dikatakan sebagai kiblatnya dunia politik, dimana seluruh rangkaian aktivitas politik pada akhirnya bermuara pada kekuasaan.
Dengan demikian, sebagai implikasinya, dalam konteks politik praktis, sebenarnya tidak ada yang berada dalam posisi alienasi. Kalau tidak dalam posisi beraliansi dalam kekuasaan, maka pasti menempati posisi sebagai oposisi. Dan meskipun sebagai oposisi, sebenarnya tetap saja tidak terlepas dari kerangka pretensi terhadap kekuasaan.
Tetapi, selain sebagai loyalis dan oposan, ada juga yang berperan sebagai “pucuk aru” alias oportunis.
Jadi, pertanyaannya adalah, sebagai apakah anda di sekitar kekuasaan? (*)