TAJDID.ID~Medan || Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listiyo Sigit Prawobo, MSi telah meletakkan pondasi dasar transformasi menuju Polri PRESISI. Pondasi ini selanjutnya diakselerasi oleh Staf Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri dalam mentransformasi organisasi untuk mewujudkan SDM Polri unggul melalui strengthening assessment center sehingga SSDM Polri mampu menjadi acuan/rujukan bagi organisasi lain (benchmark) bahkan assement center Polri telah dilirik oleh Kepolisian Singapura.
“ASSDM Polri Irjen Pol. Prof. Dr. Dedi Prasetyo telah membuktikan organisasi Polri sebagai organisasi unggul sehingga target pencapaian Indonesia Emas ditubuh Polri akan terimplementasi dengan baik sebagai bentuk nyata kontribusi Polri terhadap bangsa dan negara,” ujar Dr. Alpi Sahari, SH. M.Hum, Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dan Dosen Pembimbing Mahasiswa Program Doktor (S3) Ilmu Hukum pada UNISULA Semarang Jawa Tengah, Jum’at (27/10/2023).
Sebelumnya, Irjen Pol. Prof. Dr. Dedi Prasetyo menyampaikan, bahwa SSDM Polri memiliki pusat asesmen atau assessment center untuk menilai kemampuan manajerial personel kepolisian untuk memimpin satuan wilayah (satwil) hingga menduduki jabatan utama di tingkat markas besar dan polda. Assessment center menjadi salah satu fasilitas di bidang tata kelola personel Polri, yang dilirik Kepolisian Singapura.
“Dengan kepolisian Singapura itu kita ada program kerja sama tentang assessment center. Kita melakukan penilaian soft skill, kemampuan manajerial untuk menentukan jabatan-jabatan kapolres, kemudian jabatan-jabatan utama tingkat polda, dan perwira tinggi Polri,” jelas Asisten Kapolri bidang SDM (As SDM Kapolri), Irjen Dedi Prasetyo, dalam program Hoegeng Corner di studio detikcom, Jalan Tendean, Jakarta Selatan, Rabu (23/10/2023), dikutip dari detik.com.
Terkait hal itu, Dr. Alpi mengemukakan, bahwa mewujudkan SDM Polri yang unggul searah dengan tuntutan dan harapan masyarakat pada era demokratisasi dan globalisasi tentunya tidak dapat dipisahkan dari proses manajemen personil Polri berbasis pada aspek kompetensi dan kinerja serta dilandasi pada prinsip SMART-C (Specific, Measurable, Attainable, Relevance, Timely and Contiunity). Melalui proses manajemen anggota Polri diharapkan Polri mampu menjadi acuan/rujukan bagi organisasi lain (benchmark), memiliki kemampuan kinerja diatas rata-rata (extra ordinary performance), memiliki keunggulan (advantages) dan dikenal luas (world wide organizations), sehingga Polri survivave sebagai pilar negara dan mampu meningkatkan public trus sebagai institusi yang dipercaya masyarakat untuk melaksanakan tugas dan fungsinya di bidang penegak hukum, pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat serta sebagai pemelihara Kamtibmas yang profesional.
Menurut Dr Alpi Sahari, proses penataan manajemen SDM dengan assessment centre sebagai dasar untuk penerapan pembinaan karir berdasarkan manajemen mutu, harus merupakan proses terencana, bertahap dan berkelanjutan untuk penyempurnaan seluruh aspek manajemen sumber daya manusia Polri.
“Perbaikan terus menerus diarahkan untuk meningkatkan kinerja anggota Polri dalam penyelenggaraan pelayanan keamanan kepada individu , masyarakat, maupun negara. Serta membentuk profesionalisme anggota Polri yang mendukung pelaksanaan tugas-tugas yang diemban dalam menciptakan Polri yang dapat dipercaya oleh masyarakat,” jelas Dr. Alpi Sahari.
Lebih lanjut Dr Alpi Sahari menjelaskan, ada beberapa keuntungan dalam penggunaan assessment centre dalam mewujudkan pembinaan karir berdasarkan manajemen mutu. Pertama, Individu mengetahui kompetensinya saat ini dan target kompetensi yang ingin dicapainya. Kedua, Proses rekrutmen, penilaian, dan promosi lebih terbuka dan obyektif. Ketiga, mengurangi tingkat kesalahan judgment saat placing/penempatan dalam jabatan. Keempat, Adanya garis keserasian antara tujuan organisasi dan individu. Kelima, Adanya proses yang standar dan terukur sehingga bisa diterapkan diberbagai organisasi dan situasi.
“Kompetensi mencakup maksud, yaitu motif dan dorongan karakter yang menyebabkan tindakan yang mengarah pada suatu hasil yaitu kinerja pekerjaan. Sedangkan perilaku tanpa maksud tidaklah menggambarkan suatu kompetensi. Kita tidak mengetahui kompetensi mana yang ditunjukkan bila tidak mengetahui motif seseorang melakukan tindakan tertentu,” kata Dr Alpi Sahari.
“Untuk mewujudkan sistem pembinaan karir berdasarkan manajemen mutu dibutuhkan sistem metode penilaian kompetensi yang dapat memberikan masukan yang tepat dalam pembinaan karir personil Polri. Penggunaan metode assessment centre merupakan metode penilaian kompetensi yang tepat. Assessment centre merupakan metode yang multi method, dengan pendekatan penilaian yang komprehensif dan terintegrasi berupa simulasi-simulasi serta dinilai oleh lebih dari satu assessor (multi assessor),” pungkasnya. (*)