Oleh: M. Risfan Sihaloho
T erminologi “umat terbaik” (khairu ummah) adalah sebutan yang diberikan Allah SWT secara eksklusif kepada umat pemeluk “dinul-Islam”. Sebutan ideal itu diabadikan Allah SWT dalam al-Qur’an surat Ali Imran ayat 110:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”.
Khairu ummah merupakan konsep kehidupan umat yang unggul dan berperadaban maju. Khairu ummah digambarkan dengan potret kondisi umat yang maju dari segi ekonomi, memiliki kesadaran dan kepedulian sosial, bijak dan cerdas dalam merespons wacana politik, serta maju dalam bidang iptek.
Perlu dipahami, bahwa kata “terbaik” (khairu) yang menyertai kata “umat” (ummah) adalah kata adjektif yang hanya bisa bermakna jika benar-benar terwujud. Artinya, predikat ummat terbaik itu bersifat das-sein, bukan otomatis sebagai das-sollen.
Untuk meraih predikat tersebut, dengan segenap potensi yang dimiliki, ummat Islam harus mau dan mampu membangun dan memperjuangkannya. Namun, jika tidak kunjung bisa diwujudkan, maka bisa jadi cuma akan menjadi mitos dan klaim subjektif semata.
Hal ini selaras dengan prasarat yang ditegaskan Allah SWT dalam al-Qur’an Surat ar-Ra’ad ayat 11: “Sesungguhnya Allah tak akan mengubah suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (*)