Oleh: Danielle LoDuca
Judul artikel di atas memang benar. Ramadhan bukan tentang diet dan menurunkan berat badan. Ramadhan adalah tentang kerendahan hati, ketergantungan pada Tuhan kita; ini tentang rasa syukur atas pemeliharaan dan bimbingan-Nya. Ini tentang setiap gerakan, setiap kata, setiap keputusan, dibuat dengan kesadaran akan Dia yang berkuasa atas segala sesuatu. Dzat yang memberi kita kehidupan, membimbing kita dan yang memberikan setiap suap rezeki. Ini tentang memurnikan hati kita.
Nabi Muhammad bersabda: “Allah tidak melihat rupamu, tidak juga pakaianmu, tetapi Dia melihat hati dan amalmu.” ( HR. Muslim)
Sementara Ramadhan adalah kesempatan bagi kita untuk mengorientasikan kembali diri kita dan menegaskan kembali tujuan kita; saat kita membaca Al-Qur’an, menyempurnakan doa kita, berusaha untuk menjadi lebih baik dan lebih sabar — apakah kita juga harus memikirkan tubuh kita atau tidak?
Perjalanan tanpa Kendaraan?
Ya, kami berusaha untuk mencapai surga. Kita tahu bahwa menjadi sehat tidak menjamin umur yang panjang. Kita tahu bahwa ketika ini adalah waktu kita, inilah waktu kita.
Meskipun Tuhan tidak melihat tubuh fisik kita untuk penilaian, dan kita tidak dapat secara otomatis memperpanjang hidup kita dengan menjadi bugar — mengabaikan pentingnya mereka, adalah sebuah kesalahan.
Ya, tubuh kita akan hancur suatu hari nanti – tetapi ini adalah kendaraan yang disediakan Allah bagi kita untuk melintasi kehidupan kita di Bumi dari lahir hingga mati.
Ketika Anda melakukan perjalanan, apa yang Anda lakukan pertama kali? Anda mendapatkan mobil Anda dalam bentuk. Anda mengganti oli, memeriksa ban, mengisi bahan bakar. Jika Anda punya pilihan, apakah Anda akan terbang dengan pesawat yang tidak dirawat dengan baik untuk integritas mekanisnya? Apakah Anda akan berlayar di kapal yang penuh lubang? Jawabannya adalah bulat. Tidak, tidak ada dari kita yang akan melakukan itu.
Jadi bagaimana mungkin kita mencoba membenarkan memperlakukan tubuh kita seperti sampah sekali pakai, padahal kita tahu bahwa kita tidak akan diberi yang baru dalam hidup ini? Tubuh ini akan menjadi satu-satunya media untuk membawa Anda melalui kehidupan ini, yang hasilnya akan menentukan kehidupan masa depan Anda – keabadian, baik di rumah terbaik, atau terburuk.
Kesehatan itu Dihargai dalam Islam
Nabi Muhammad sendiri menegaskan pentingnya kesehatan yang baik. Dia berkata:
“Mintalah kepada Allah ampunan dan kesehatan, karena setelah diberikan kepastian, tidak diberikan yang lebih baik dari kesehatan.” (HR At-Tirmidzi)
Di mana Anda akan berada tanpa kepastian? Karena kepastian bahwa kita bangun saat fajar untuk memuji dan berterima kasih kepada Dia yang memberi kita kehidupan. Kepastian adalah dasar iman kita, fondasi yang di atasnya agama kita bersandar. Padahal menurut nabi kita, Kesehatan adalah nikmat terbesar berikutnya.
Nabi Muhammad memperingatkan agar tidak menyia-nyiakan kesehatan kita atau menganggapnya remeh ketika dia berkata:
“Ada dua nikmat yang sering disia-siakan banyak orang: kesehatan dan waktu luang.” (Al-Bukhari)
Hal ini dapat dilihat dalam dua cara:
Pertama, bahwa kita menggunakan kesehatan kita untuk berbuat lebih baik dan menghindari kemalasan sementara kita memiliki kesehatan yang baik.
kedua, bahwa kita tidak menyia-nyiakan kesehatan baik yang telah diberikan kepada kita dengan menghancurkannya dengan makan yang buruk dan menjalani kehidupan yang tidak banyak bergerak, rakus atau tidak sehat.