TAJDID.ID || Banyak pihak yang menyesalkan pernyataan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang mencurigai kelangkaan minyak goreng yang terjadi hingga saat ini disebabkan adanya penimbunan di rumah yang diakibatkan panik beli atau panic buying.
Dari pantauan tajdid.id di sejumlah platform media sosial, pernyataan Kemendag itu telah memicu kehebohan publik. Tak ayal, pernyataan itu kemudian ramai mendapat tanggapan yang bernada protes dan menyesalkan.
Salah satu tanggapan datang dari presenter papan atas tanah air, Feni Rose. Sepertinya Feni Rose tak dapat menyembunyikan kekesalannya terhadap Kemendag yang justru mencurigai masyarakat dibalik kelangkaan minyak goreng di Indonesia saat ini.
Dalam cuitan di akun Twitter miliknya, Feni Rose menilai bahwa pemerintah, khususnya Kemendag tidak mampu membedakan antara menyetok dengan menimbun. Karenanya, ia Feni meragukan keseriusan pemerintah dalam menangani persoalan yang lebih berat, mengingat persoalan minyak goreng pun saat ini dinilai masih belum teratasi dengan baik.
“Nggak bisa bedain nyetok sama nimbun.. gmn mau ngurus yg lbh berat… dg serius.,” kicau @FeniRose , Selasa (8/3).
Nggak bisa bedain nyetok sama nimbun.. gmn mau ngurus yg lbh berat… dg serius.
— Feni Rose (@FeniRose_) March 8, 2022
Sebelumnya, Inspektur Jenderal Kemendag Didid Noordiatmoko mengatakan bahwa saat ini produksi minyak goreng telah mendekati kebutuhan, yang mana persoalan kelangkaan minyak goreng dapat segera teratasi paling lambat pada akhir Maret 2022.
“Persediaan sebenarnya tersedia. Selisih kebutuhan ini sudah mendekati normal. Akhir bulan ini secara teoritis sudah cukup,” katanya dikutip dari Antara.
Namun, katanya, muncul persoalan baru yang merupakan dampak dari kenaikan harga dan kelangkaan barang, yakni panic buying. Menurutnya, lantaran sempat kesulitan mendapatkan minyak goreng dengan harga yang terjangkau, masyarakat membeli melebihi kebutuhan ketika mendapatkan kesempatan.
“Padahal, hasil riset menyebutkan kebutuhan minyak goreng per orang hanya 0,8-1 liter per bulan. Artinya, kini banyak rumah tangga menyetok minyak goreng,” sebutnya.
Tapi ini baru terindikasi,” imbuhnya. (*)