TAJDID.ID || Pakar informasi dan pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi mengkritisi sebuah berita dengan judul “Menko Muhadjir Ingin Petani Pandeglang Tak Ambil Untung Banyak dan Tingkatkan Kualitas Beras Bansos” yang ditayangkan oleh sebuah media nasional kenamaan, yakni KOMPAS TV, Sabtu (7/8) .
Ismail Fahmi menyebut, media tersebut telah menghilangkan kata “tengkulak” pada judul berita yang kemudian dishare ke media sosial. Akibatnya banyak netizen yang tidak membaca utuh isi berita dan langsung melontarkan komentar.
“@kompascom menghilangkan ‘tengkulak’. Netizen ndak baca. Klop,” tulis Ismail Fahmi lewat akun twitter pribadinya @ismailfahmi, Sabtu (7/8).
Lalu, pendiri Media Kernels Indonesia menulis ulang sebuah kutipan langsung dari berita tersebut terkait dimana ada kata “tengkulak” yang dihilangkan pada judul.
“Sekarang ini alhamdulillah kan harga gabah, harga beras sudah mulai naik. Saya mohon para petani dan tengkulak menahan diri untuk tidak mengambil untung banyak-banyak. Semuanya harus merasa prihatin,” ujar Muhadjir.
.@kompascom menghilangkan "tengkulak". Netizen ndak baca. Klop.
"Sekarang ini alhamdulillah kan harga gabah, harga beras sudah mulai naik. Saya mohon para petani dan tengkulak menahan diri untuk tidak mengambil untung banyak-banyak. Semuanya harus merasa prihatin," ujar Muhadjir https://t.co/k5U5e74uCw
— Ismail Fahmi (@ismailfahmi) August 7, 2021
Baca Juga:
- Ismail Fahmi: Foto KH Ahmad Dahlan Pakai Celena Pendek Mengunjungi Gereja Temui Romo Van Lith itu Hoaks!
- Rawan Disalahgunakan, Fahmi Ismail Minta Pemerintah Stop Praktik Fotocopy e-KTP
- Drone Emprit: Warganet Indonesia Terdepan Bela Uighur
Terkait hal itu, Ismail Fahmi menegaskan bahwa dirinya secara pribadi memang kurang sependapat dengan pernyataan Muhadjir Effendy. Namun dia juga tidak bisa diam melihat informasi dipotong-potong. Ia juga mengkritik tabiat netizen yang tidak mau baca isi beritanya secara utuh, tapi langsung berkomentar miring alias ngegas.
“Saya pribadi kurang sependapat dg pernyataan pak menteri. Tp saya jg ndak bisa diam melihat informasi dipotong2 gini dan netizen jg ndak mau baca isinya terus ngegas,” tukasnya.
“Saya stand against pemotongan informasi oleh media dan netijen!! Soal pesannya, sy tak sependapat dg pak menteri,” imbuhnya..(*)
Saya pribadi kurang sependapat dg pernyataan pak menteri.
Tp saya jg ndak bisa diam melihat informasi dipotong2 gini dan netizen jg ndak mau baca isinya terus ngegas.
— Ismail Fahmi (@ismailfahmi) August 7, 2021
Saya stand against pemotongan informasi oleh media dan netijen!!
Soal pesannya, sy tak sependapat dg pak menteri. https://t.co/nKKf1Lw1YN
— Ismail Fahmi (@ismailfahmi) August 7, 2021