TAJDID.ID || Untuk membantu petugas perawatan kesehatan yang berjilbab dalam menjaga sanitasinya, sebuah perusahaan medis Inggris telah mengembangkan rancangan baru penutup kepala ‘APD yang sesuai secara syar’i untuk mendukung profesional medis dan perawatan Inggris memerangi pandemi COVID-19.
“Kami memastikan, bahwa APD yang sesuai secara budaya Islam – terutama tutup kepala – tidak tersedia bagi mereka yang memiliki kepercayaan agama atau budaya lain,” kata Pete Jarvis, Managing Director of Contechs, seperti dilaporkan Asian Image .
“Memang, ini tidak hanya terbatas pada lingkungan medis, tapi juga bisa dipakai untuk situasi apa pun, di mana rambut harus ditutupi seperti laboratorium penelitian ilmiah dan area persiapan makanan, misalnya.” imbuhnya.
Oleh karena itu, pendekatan Contechs yang inovatif dan berpikiran maju memungkinkan kami untuk mendiversifikasi dan memperluas produk APD kami untuk para profesional medis dan perawatan kesehatan di seluruh Inggris Raya.
“Kami bangga dapat memasok kepada pekerja kunci pemberani Inggris dan staf medis dengan peralatan pelindung berkualitas tinggi yang sesuai dengan budaya selama perjuangan mereka melawan epidemi. Ini akan membuat kehidupan kerja mereka lebih mudah dan membuat mereka yang memiliki persyaratan budaya atau agama merasa lebih nyaman.” ujarnya.
PPE Hijab hanya untuk sekali pakai, tetapi dapat dikembangkan menjadi bahan yang dapat digunakan kembali dan dapat didaur ulang sepenuhnya.
Awalnya produk ini dirancang dan dikembangkan untuk UHB, Contechs Medical saat ini sedang dalam proses untuk mendorong PPE keluar ke semua Trust di West Midlands dan juga berencana untuk mendistribusikan secara nasional.
“Sungguh mengherankan bahwa kebutuhan ini belum terpenuhi, jadi sangat senang melihat perusahaan seperti Contechs menerapkan pendekatan yang inovatif dan peka budaya terhadap APD untuk membuat profesional medis dan perawatan kesehatan merasa lebih nyaman di tempat kerja,” kata Simon Clarke , Managing Director, BHA Shared Procurement Services.
Seperti diketahui, Islam melihat jilbab sebagai kode wajib berpakaian, bukan sekedar simbol agama yang menunjukkan afiliasi seseorang.
Ini bukan perusahaan pertama yang memproduksi jilbab sekali pakai untuk petugas kesehatan Muslim. Tahun lalu, perancang busana Minnesota dan pemilik Henna & Hijabs, butik yang mengkhususkan diri pada henna organik dan hijab buatan tangan, merancang hijab sanitasi yang dapat dicuci dengan mudah dan digunakan kembali dengan aman. (*)
Sumber: aboutislam.net