TAJDID.ID-Jakarta || Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Anwar Abbas mengimbau pemerintah untuk membentuk tim investigasi yang independen guna mengungkap fakta di balik banyaknya kasus penyerangan terhadap ulama.
Ia mengatakan, penyerangan terhadap seorang mubaligh nasional, Syekh Ali Jaber, di Bandar Lampung, Lampung, kemarin, mengingatkan sebagian pihak pada kasus-kasus serupa yang pernah terjadi di Tanah Air beberapa waktu lalu. Sebab, selain sudah terjadi berulang kali, pelakunya juga kerap diklaim mengidap gangguan jiwa.
“Saya rasa supaya masyarakat tidak resah, maka bagi saya kehadiran tim investigasi independen dan atau tim pencari fakta independen harus diterjunkan,” ujar Buya Anwar, dikutip dari Republika, Senin (14/9).
Seperti dilaporkan, Syekh Ali Jeber mengalami luka cukup parah karena ditusuk orang tak bertanggung jawab di halaman Masjid Falahuddin, Bandar Lampung, pada Ahad (13/9). Pelaku penusukan itu merupakan seorang pemuda berinisial AA. Orang tua AA kepada polisi sudah mengatakan, putranya itu mengidap gangguan jiwa.
Kapolda Lampung Irjen Pol Purwadi Arianto menyebut pihaknya tak akan begitu saja menerima klaim tersebut. Pihaknya bakal mengecek kejiwaan pelaku dengan meminta bantuan dokter dari rumah sakit jiwa.
Menurut Buya Anwar, klaim ‘gangguan jiwa’ dari orang tua AA itu cukup mengherankan. Hal ini mengingatkannya pada sejumlah kasus penusukan ulama yang terjadi sebelumnya. Sebab, para pelakunya diklaim polisi mengidap ‘gangguan jiwa’.
“Ada apa ini? Kok bisa ya orang gila dan sakit jiwa di negeri ini musuh utama mereka adalah ulama, para dai dan atau penceramah?,” ujar dia.
“Apakah di negeri ini ada persatuan orang gila atau persatuan orang sakit jiwa di mana pimpinan tertingginya sudah memutuskan bahwa musuh mereka adalah ulama, para dai dan para penceramah yang harus mereka bunuh atau lukai?” sambung Ketua PP Muhammadiyah itu.
BACA JUGA:
- Komandan Nasional KOKAM: Penusukan Ulama itu Betul-betul sebuah “Kegilaan”
- Abdul Hakim Siagian: Penusukan Syeikh Ali Jaber Sangat Biadab!
- Jejak Sejarah Penyerangan Ulama di Indonesia
- Lintas Xponen 98 Duga Ada Upaya Terstruktur dan Terorganisir di Balik Peristiwa Penusukan Syekh Ali Jaber
Agar tak lagi muncul kegaduhan di tengah masyarakat, ia pun menyarankan sebaiknya tim investigasi independen segera dibentuk.
Pembentukan tim investigasi independen ini, lanjut Buya Anwar, bukan berarti tidak mempercayai kerja investigasi yang dilakukan pihak kepolisian. Hasil investigasi tim independen nantinya dapat digunakan sebagai pembanding terhadap investigasi polisi.
“Saya melihat bisa saja kesimpulan polisi itu benar tapi supaya tidak muncul analisis dan pandangan yang macam-macam, maka bangsa ini sangat memerlukan kehadiran tim investigasi independen dan atau tim pencari fakta independen agar hukum, kebenaran dan keadilan bisa tegak. Sehingga semua orang dapat menerimanya,” tutur Anwar.
Sementara itu, Syaikh Ali Jaber sudah bisa keluar dari rumah sakit. Dalam konferensipersnya, hari ini, ulama asak Madinah itu menyebut pelaku penusukannya adalah orang terlatih dan tidak mengidap gangguan jiwa.
“Kekuatan dan keberaniannya, mohon maaf, dia bukan orang yang gangguan jiwa. Dia sangat sadar dan sangat berani bahkan sangat terlatih. Kalau kata terlatih, berarti ada orang di belakang, siapa? Wallahua’lam,” kata Syekh Ali Jaber. (*)