• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Kamis, November 13, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Rezim Berganti, Watak Tak Berubah: Cermin Gagalnya Transformasi Reformasi

Mindset dan Total Behavior yang Dulu Dikutuk, Justru Melekat di Semua Rezim

M. Risfan Sihaloho by M. Risfan Sihaloho
2025/11/13
in Nasional
0
Rezim Berganti, Watak Tak Berubah: Cermin Gagalnya Transformasi Reformasi

Foto ilustratif by AI.

Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

TAJDID.ID~Medan || Dalam refleksi tajamnya terhadap perjalanan bangsa pasca-jatuhnya Orde Baru, pengamat politik dan sosial Shohibul Anshor Siregar menyebut bahwa apa yang dahulu dikutuk keras—yakni mentalitas kekuasaan yang anarkis, koruptif, manipulatif, dan tidak empatik terhadap rakyat—kini justru tumbuh semakin kuat di hampir semua rezim setelah reformasi.

Menurut Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PW Muhammadiyah Sumut ini, fenomena ini bukan sekadar gejala politik, melainkan cerminan krisis multidimensional yang mengakar dalam struktur sosial, hukum, ekonomi, budaya, dan bahkan peradaban bangsa.

“Mindset dan total behavior yang dulu kita cela sebagai simbol otoritarianisme dan keserakahan kini justru lebih kental, baik secara kualitas maupun kuantitas. Rezim berganti, tapi watak dasarnya sama: kekuasaan digunakan bukan untuk melayani, melainkan untuk mempertahankan dominasi,” ujar Siregar.

 

Reformasi Tanpa Transformasi

Dari sudut pandang teori politik, Shohibul menilai bahwa reformasi 1998 gagal mengubah substruktur kekuasaan.

“Institusionalisasi demokrasi memang terjadi—ada pemilu, partai, dan kebebasan berbicara—tetapi semuanya berlangsung tanpa transformasi mental dan etika politik. Demokrasi kita jatuh ke dalam transactional democracy,” katanya.

Ia menambahkan, elit politik hari ini tak lagi berjuang untuk ideologi atau nilai, melainkan untuk pembagian rente. “Akibatnya, rakyat tidak lagi percaya pada janji perubahan. Politik menjadi pasar bebas kepentingan,” ujarnya.

Normalisasi Amoralitas Kolektif

Secara sosiologis, Shohibul menyebut bahwa masyarakat Indonesia kini hidup dalam struktur ketimpangan moral. Dulu kita punya musuh bersama bernama kekuasaan otoriter. Kini musuh itu menyebar dalam diri kita sendiri. Banyak yang ikut menikmati ketidakadilan, selama tak jadi korban langsung,” katanya.

Ia menilai bahwa fenomena mass amnesia—di mana masyarakat melupakan cita-cita reformasi—muncul karena penyesuaian diri terhadap sistem yang rusak.

“Masyarakat kita belajar bertahan, bukan memperbaiki,” katanya. “Itu sebabnya muncul sindiran ‘mas Anarkismin’ dan ‘mbak Sarkastiyem’—dua sosok imajiner yang mewakili kekecewaan publik terhadap nihilnya keberanian moral.” sebutnya.

Ketika Keadilan Jadi Barang Mewah

Dari perspektif hukum, Shohibul menilai sistem keadilan di Indonesia kini lebih menyerupai teater kekuasaan. “Rezim demi rezim berjanji menegakkan hukum tanpa pandang bulu, tapi yang kita lihat justru selective enforcement,” katanya.

Menurutnya, hukum di Indonesia mengalami degradasi epistemik: ia tidak lagi dilihat sebagai penjaga keadilan sosial, tetapi alat legitimasi kekuasaan.

“Inilah saat di mana hukum berhenti menjadi panglima, dan justru menjadi pelayan para penguasa,” tegasnya.

Pertumbuhan Tanpa Keadilan

Dalam aspek ekonomi, Shohibul menegaskan bahwa model pembangunan yang diadopsi pasca-Orde Baru bersifat eksploitatif dan elitis. “Pertumbuhan ekonomi hanya menguntungkan segelintir orang. Sementara rakyat kecil dibiarkan hidup dalam ilusi kemajuan,” katanya.

Ia menyoroti bahwa sistem ekonomi yang terlalu berpihak pada modal besar telah menghapus ruang bagi ekonomi rakyat. “Kita memuja investasi, tapi melupakan distribusi. Kita berbicara tentang pertumbuhan, tapi lupa pada keadilan,” ungkapnya.

Budaya Krisis Makna dan Ketulusan

Dari sisi budaya dan peradaban, Shohibul melihat krisis yang lebih dalam: hilangnya sense of sincerity. “Budaya bangsa kita dulu ditopang oleh nilai malu, gotong royong, dan kesahajaan. Sekarang semua itu terkikis oleh budaya pamer, konsumtif, dan sinis,” ujarnya.

Ia menyebut sindiran “Mas Anarkismin” dan “Mbak Sarkastiyem” sebagai simbol kehilangan arah moral bangsa. “Kita menertawakan kekacauan, kita menormalisasi kebohongan. Padahal, ini tanda bahwa peradaban kita sedang kelelahan secara spiritual,” katanya.

Dari Politik ke Puisi

Menutup refleksinya, Shohibul mengutip lagu legendaris Ebiet G. Ade: “Ebiet mengajak kita bertanya, tapi beliau pun mengakui, kini tempat bertanya hanya tersisa rumput yang bergoyang.”

Shohibul menilai kalimat itu bukan sekadar lirik, tetapi peringatan peradaban. “Ketika rakyat tak lagi tahu kepada siapa harus bertanya, maka sistem politik, hukum, ekonomi, dan budaya telah kehilangan legitimasi moralnya. Kita hidup dalam kehampaan makna,” ujarnya.

Dengan nada getir, ia menambahkan: “Selama yang dikultuskan masih kekuasaan, bukan kemanusiaan, maka setiap rezim baru hanya akan menjadi wajah lain dari rezim lama. Dan rumput—ya, rumput yang bergoyang—akan terus menjadi saksi bisu bangsa yang kehilangan keberanian untuk jujur. (*)

Previous Post

Muhammadiyah Kritik Keras: Hukum Positif Gagal Lindungi Tanah Ulayat, Negara Subordinasikan Hak Adat Demi Korporasi

Next Post

Anggota DPRD Medan Edi Saputra Apresiasi Buku "Etika di Jalan Raya" Karya Robie Fanreza: Dakwah Intelektual yang Relevan dengan Situasi Masyarakat Perkotaan

Related Posts

113 Tahun Muhammadiyah: Dari Kauman Yogyakarta hingga Menyinari Dunia

113 Tahun Muhammadiyah: Dari Kauman Yogyakarta hingga Menyinari Dunia

13 November 2025
108
DKPP RI Gandeng UMSU Gelar Seminar Nasional “Etika dan Spiritualitas dalam Pendidikan Politik”

DKPP RI Gandeng UMSU Gelar Seminar Nasional “Etika dan Spiritualitas dalam Pendidikan Politik”

13 November 2025
116
Anggota DPRD Medan Edi Saputra Apresiasi Buku “Etika di Jalan Raya” Karya Robie Fanreza: Dakwah Intelektual yang Relevan dengan Situasi Masyarakat Perkotaan

Anggota DPRD Medan Edi Saputra Apresiasi Buku “Etika di Jalan Raya” Karya Robie Fanreza: Dakwah Intelektual yang Relevan dengan Situasi Masyarakat Perkotaan

13 November 2025
120
Muhammadiyah Kritik Keras: Hukum Positif Gagal Lindungi Tanah Ulayat, Negara Subordinasikan Hak Adat Demi Korporasi

Muhammadiyah Kritik Keras: Hukum Positif Gagal Lindungi Tanah Ulayat, Negara Subordinasikan Hak Adat Demi Korporasi

13 November 2025
121
Dosen Fakultas Hukum UMSU Mengikuti ToT Calon Pengajar Diklat PIP BPIP

Dosen Fakultas Hukum UMSU Mengikuti ToT Calon Pengajar Diklat PIP BPIP

13 November 2025
118
Akademisi: Gerakan Sosial Tuntut “Tutup TPL” Menanti Sensitivitas Politik Bobby Nasution, Berpotensi Eskalasi Jika Diabaikan

Akademisi: Gerakan Sosial Tuntut “Tutup TPL” Menanti Sensitivitas Politik Bobby Nasution, Berpotensi Eskalasi Jika Diabaikan

12 November 2025
136
Next Post
Anggota DPRD Medan Edi Saputra Apresiasi Buku “Etika di Jalan Raya” Karya Robie Fanreza: Dakwah Intelektual yang Relevan dengan Situasi Masyarakat Perkotaan

Anggota DPRD Medan Edi Saputra Apresiasi Buku "Etika di Jalan Raya" Karya Robie Fanreza: Dakwah Intelektual yang Relevan dengan Situasi Masyarakat Perkotaan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In