Oleh: Ibrahim Nainggolan
Muktamar sebagai perhelatan tertinggi di Muhammadiyah untuk tingkat Pimpinan Pusat salah satu agendanya untuk memilih anggota pimpinan pusat dan penetapan ketua umum, sebagaimana diatur dalam Pasal 22 Angaran Rumah Tangga Muhammadiyah (ARTM). Umumnya kegiatan muktamar selalu mengumpulkan ribuan bahkan juta orang di arena muktamar, karena memang bagi warga muhammadiyah muktamar sebagai ajang lima tahunan merupakan hari “raya” bagi warga persyarikatan. Maka jangan heran pada saat acara Muktamar Muhammadiyah akan ada “perkampungan” Muhammadiyah yang menampilkan berbagai atribut dan menghadirkan orang-orang Muhammadiyah dari seluruh penjuru Indonesia.
Pada tahun 2027 diperkirakan Muhammadiyah akan melaksanakan muktamar yang ke 49, dan pimpinan pusat muhammadiyah telah menetapkan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara (PWMSU) sebagai tuan rumah, bertempat di Kota Medan dan Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) sebagai Ketua Panitia Muktamar. Penetapan suatu wilayah sebagai tempat Muktamar tentu sudah dipertimbangkan dari berbagai aspek oleh pimpinan pusat sebagai penyelenggara dan penanggungjawab Muktamar sesuai ketentuan ARTM Pasal 22 ayat (1).
Menilik pada sejarah setidaknya di Medan pada tahun 1939 sudah pernah dilaksanakan Muktamar Muhammadiyah ke 28, yang pada waktu itu masih bernama “Congres”. Berdasarkan catatan sejarah tersebut ternyata Muktamar kembali akan dilaksanakan di Medan setelah 88 tahun nanti dilaksanakan di tahun 2027 yang akan datang.
Baca juga:
- PDM Kota Medan Siap Sukseskan Muktamar ke~49 Muhammadiyah
- Sumut Tuan Rumah Muktamar ke-49 Muhammadiyah 2027
- Prof Abdul Mu’ti Tawarkan Perhelatan Muktamar ke-49 Muhammadiyah Dilaksanakan di Sumatera Utara
- PP Muhammadiyah Tetapkan Rektor UMSU Ketua Panitia Muktamar 49 di Medan
Penetapan Sumatera Utara tepatnya Medan sebagai arena permusyawaratan tertinggi bagi warga Muhammadiyah tersebut dapat disikapi sebagai kebanggaan sekaligus tantangan. Mengapa dapat disebut sebagai kebanggan tentu sebagai salah satu kota besar di Indonesia yang berada diluar pulau Jawa, tentu pimpinan pusat telah memiliki kepercayaan bahwa Medan memiliki persyaratan dan kemampuan menjadi tuan rumah yang baik. Di pulau Sumatera jika tahun 2027 Muktamar benar-benar terlaksana di Medan, berarti baru Sumatera Utara atau Kota Medan yang sudah berkesempatan lebih sekali dipercaya sebagai tuan rumah muktamar Muhammadiyah.
Tidak ada alasan untuk khawatir dan tidak percaya diri Medan tidak mampu menjadi tuan rumah, berkaca pada Muktamar pelaksanaan IPM ke XXIII di Medan berjalan sukses sudah bisa jadi tolak ukur bagi Medan siap lahir batin menyukseskan Muktamar Muhammadiyah ke 49. Sejarah juga sudah membuktikan tahun 1939 Medan pernah menjadi tuan rumah. Terkait lokasi untuk menampung seluruh peserta dan penggembira di tahun 2027 tidak perlu dirisaukan, karena saat ini stadion Teladan sedang dalam masa renovasi dan perluasan, kemudian ada Gedung Olah Raga (GOR) yang berada di Jalan Pancing.
Medan Kota Para Ketua
Masjid Agung Nurul Yakin yang berada di Tanggerang dikenal ada masjid seribu pintu, karena pintunya yang banyak maka disebut sebagai seribu pintu, di Semarang ada yang disebut dengan lawing sewu yang artinya seribu pintu. Baik Masjid seribu pintu atau lawung sewu merupakan khas atau ikon kota sebagai ciri yang mudah dikenal oleh orang luar maupun pendatang.
Demikian halnya dengan kota Medan walaupun sepertinya belum ada satu penelitian yang bisa menjelaskan sejak kapan panggilan ketua populer, bahkan muncul julukan Medan sebagai kota para ketua. Namun yang jelas selain terkenal dengan dengan julukan “Ini Medan Bung!” yang dahulu berkonotasi negatif, namun perlahan kesan negatif tersebut mulai terkikis.
Medan sebagai Kota Para Ketua julukan ini benar-benar melekat bahkan saat ini muncul sosok tokoh “Ketua Limpol” dari Medan. Panggilan ketua tidak saja dilekatkan pada orang yang memang menyandang jabatan ketua atau memiliki pengaruh tapi sudah bergeser sebagai panggilan akrab untuk semua orang yang kadang tidak ada sangkutpautnya dengan posisi seseorang dijabatan ketua.
Bagi orang Medan panggilan ketua saat ini memang sudah panggilan akrab untuk menunjukkan hangatnya anak medan dalam komunikasi ini sebagai salahsatu modal yang baik ketika menyambut, menjamu para tamu-tamu Muktamar yang akan datang ke Medan. Arahan ketua!!! (*)
Penulis adalah Sekretaris PDM Kota Medan 2022-2027