TAJDID.ID~Medan || Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr Abdul Mu’ti menghadiri acara pengukuhan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Medan periode 2022-2027 di Auditorium UMSU Jl Kapt. Mukhtar Basri Medan, Ahad (3/9/23).
Dalam pidato sambutannya, Prof Mu’ti meminta agar para pengurus PDM dan PDA Medan yang dikukuhkan agar menjaga amanah serta berkolaborasi untuk mencetak generasi muda menuju Indonesia emas 2045.
Prof. Mu’ti menyampaikan kunci menjalankan amanah yang baik dalam persyarikatan Muhammadiyah yaitu harus ikhlas, taat dan istiqamah sehingga Muhammadiyah menjadi lebih besar, bermutu dan mampu menjawab zaman yang mengalami disrupsi dengan tetap berorientasi pada al-Quran dan as-Sunnah.
Baca: PP Muhammadiyah, Walikota dan Rektor UMSU Hadiri Pengukuhan PDM & PDA Medan Periode 2022-2027
Lebih lanjut Prof. Mu’ti mengajak PDM dan PDA tidak melupakan identitas Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid dan amal ma’ruf nahi munkar.
“Identitas organisasi menghendaki Muhammadiyah tidak boleh biasa-biasa saja melainkan harus bermutu kalau tidak mati pada zaman distrupsi sekarang ini. Tuntutan agar kita harus menjadi yang terbaik adalah orientasi agama dan termaktub dalam Al Quran,” tuturnya.
Prof. Mu’ti berpesan agar PDM dan PDA yang dilantik patuh menjalankan amanah yang diberikan, meski amanah adalah beban yang berat tetapi mengandung kemuliaan sehingga amanah juga berarti kompetensi.
“Saya yakin PDM dan PDA yang dikukuhkan adalah orang yang ahli di bidangnya. Untuk itu wajar menjadi pengurus Muhammadiyah tidak mudah melainkan sangat selektif,” kata Prof Mu’ti,
Poin penting lain, lanjut Prof. Mu’ti, dalam Muhammadiyah orang diberi amanah jabatan adalah hal biasa saja, karena suatu ketika imam (pemimpin) juga harus menjadi ma’mum (follower) sehingga pergantian pemimpin hal yang lumrah di Muhammadiyah.
“Untuk itu, tidak perlu menghalalkan segala cara ketika terjadi pergantian pimpinan,” tegasnya.
Begitu juga Prof. Mu’ti mengingatkan dalam Muhammadiyah tidak dikenal jadi pimpinan untuk mendapatkan kekayaan diri.
“Jagalah kesolidan, jangan bercerai berai, rukun, hindari perselisihan dan tempuh cara musyawarah,” ujarnya.
Di ujung pidatonya, Prof. Mu’ti menawarkan perhelatan Muktamar ke-49 Muhammadiyah dilaksanakan di Sumatera Utara.
“Jika tawaran ini disanggupi oleh Muhammadiyah Medan, Sumut dan UMSU, maka akan menjadi catatan sejarah yang luar biasa,” katanya. Tawaran itu pun disambut antusias warga Muhammadiyah dan undangan yang hadir.
Acara pengukuhan yang dihadiri seribuan undangan, turut hadir Wali kota Medan Muhammad Bobby Affif Nasution, Gubsu ke-15 Dato Seri Lelawangsa Syamsul Arifin, pimpinan dan anggota DPRD Sumut dan Medan, OPD Pemko Medan, Pimpinan Muhammadiyah Sumut dan Medan, Pimpinan Aisyiyah Sumut dan Asyiyah Medan, Ormas Islam, MUI, Kapolrestabes, Dandim, Basnas, wakil rektor serta sivitas akademika UMSU. (*)