Oleh: Dr. Spahic Omer
Seiring dengan terungkapnya tragedi Gaza, semakin jelas bahwa yang dikurung adalah dunia Muslim, bukan Gaza; bahwa yang dikontrol adalah dunia Muslim, bukan Gaza; dan dunia Muslimlah yang membutuhkan lebih banyak bantuan dan pemulihan dibandingkan Gaza.
Terlepas dari betapa buruknya poros kejahatan Israel Barat, Gaza dan rakyatnya yang gagah berani tidak akan pernah menyerahkan aset mereka yang paling berharga: kehormatan dan martabat.
Mereka menjalani apapun bentuk dan jumlah kehidupan yang diberikan kepada mereka secara maksimal. Mereka memiliki cita-cita mereka, mematuhinya, dan, bila perlu, bersedia melindungi dan mengorbankan hidup mereka demi cita-cita tersebut.
Oleh karena itu, masyarakat Gaza melakukan apa yang diperintahkan Islam kepada kita semua. Sebagai komunitas teladan, mereka adalah penentu standar. Mereka adalah inspirasi bagi anak cucu.
Manusia harus mengatasi batas-batas kekhawatiran duniawi yang dangkal dan hidup demi kehidupan yang lebih tinggi.
Mereka harus mengakhiri pengabdian mereka pada tuntutan dunia material dan kesombongan mereka, dan sebaliknya mendedikasikan hidup mereka yang berharga dan singkat untuk kepentingan tingkat makna dan pengalaman yang lebih tinggi.
Masyarakat Gaza berbudi luhur, berprinsip, berani, tabah, dan menghargai diri sendiri. Mereka adalah segalanya yang tidak dimiliki oleh anggota dunia yang beradab. Mereka adalah permata seluruh planet ini.
Seseorang harus hidup lebih baik dan lebih baik, tidak mati dan dilupakan. Berkali-kali, kasus Gaza telah memaksa masyarakat internasional untuk menghadapi rasa bersalah dan aibnya. (lanjut hal 2)