TAJDID.ID~Gaza || Serangan udara Zionis Israel menewaskan jurnalis Palestina Iman Hatim Al-Shanti beserta suami dan tiga anaknya pada hari Rabu.
Serangan brutal dan membabibuta Zionis Israel itu menargetkan sebuah apartemen di Menara Al-Malash di Sheikh Radwan, barat laut Kota Gaza.
Kantor Media Pemerintah mengonfirmasi kematiannya, sehingga jumlah jurnalis yang tewas sejak dimulainya genosida terhadap bangsa Palestina menjadi 193 orang.
Baca juga 👉 IFJ: 104 Jurnalis Terbunuh di Seluruh Dunia Sepanjang 2024
Beberapa jam sebelum kejadian, Al-Shanti dikabarkan sempat menulis status di Facebook.
“Sungguh tidak dapat dipercaya bahwa kami masih hidup? Semoga Tuhan mengasihani para martir.” tulisnya.
Pusat Perlindungan Jurnalis Palestina (PJPC) dan Forum Media Palestina mengutuk pembunuhan itu. Mereka meminta pertanggungjawaban Israel karena menargetkan jurnalis dan melanggar hukum internasional.
Iman Al-Shanti, 36 tahun, adalah seorang penyiar di Radio Voice of Al-Aqsa. Ia dikenal karena programnya Asl Al-Qissa (Akar Kisah), yang ditayangkan di platform media sosial.
Forum Media Palestina sangat berduka atas kehilangannya dan berjanji untuk melanjutkan pekerjaan jurnalis yang gugur yang telah mengorbankan hidup mereka untuk Palestina.
Forum tersebut mengkritik kebungkaman internasional dan kurangnya tindakan untuk melindungi jurnalis Palestina.
Pengeboman Israel yang terus berlanjut di Gaza telah menewaskan lebih dari 44.805 orang dan melukai 106.257 orang sejak genosida dimulai. Ini termasuk 193 jurnalis yang tewas, 396 orang terluka, dan 40 orang ditahan.
PJPC menyoroti bahaya yang dihadapi jurnalis Palestina saat bekerja di bawah larangan media Israel. Organisasi tersebut mencatat bahwa Israel terus menolak masuknya jurnalis asing, membatasi liputan perang Gaza.
Kematian Iman Al-Shanti menambah jumlah korban yang terus bertambah pada jurnalis Palestina, yang mempertaruhkan hidup mereka untuk melaporkan kebenaran di tengah kekerasan yang tiada henti terjadi di sana. (*)








