Pecah Yang Belah
Oleh: Diktar
Tatkala rumah tak lagi bisa untuk singgah
Dan jalanan merangkap menjadi teman saat gundah
Untuk sejenak melupakan lara
Walau akhirnya tak sembuh jua
Lelucon konyol itu kerap kali terjadi
Sorai dalam rumah kian menjadi
Sakit rasanya selalu menjadi saksi
Harta yang paling berharga kini hanya mimpi
Bapak pun memilih untuk berkelana
Entah wanita jalang mana yang membuatnya gila
Sedangkan ibu, kini sudah menyerah
Dengan penuh pasrah dan segenap hati yang tabah
Selesai sudah hidupku, gumamku saat itu
Mimpi burukku akhirnya terjadi juga
Dan mengapa ini terjadi disaat aku sedang membutuhkan mereka?
Mungkin ini rencana Tuhan yang tak pernah sekalipun terencana olehku
Menguras banyak waktu untuk bisa menerima
Sampai akhirnya aku menemukan jalanya
Memutuskan pergi dan hidup dalam pilihan sendiri
Tapi luka itu, takkan pernah pergi dan telah terukir dihati