• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Senin, Juni 23, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Sahabat Masa Kecil

Fadilah Nasuhah by Fadilah Nasuhah
2022/06/01
in Cerpen
0
Sahabat Masa Kecil
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Karya: Fadilah Nasuhah

Dua sosok anak perempuan yang menjadi teman sejak di taman kanak-kanak dan menjadi sahabat saat di bangku Madarasah Ibtidaiyah (MI) sebut saja Difa dan Difa. Mereka memiliki nama panggilan yang sama. Namun, karena mereka selalu bersama membuat mereka bingung saat ada yang memanggil akhirnya mereka memutuskan untuk memanggil nama salah satu dengan panggilan yang berbeda yaitu menjadi Difa dan Rizki.

Selama di MI mereka selalu bersama hampir tidak pernah terpisahkan dimana ada Difa pasti ada Rizki. Mereka tinggal satu desa hanya beda dusun saja.

Setelah 6 bahkan hampir 7 tahun bersama akhirnya mereka lulus MI dan melanjutkan sekolah di Madrasah Tsanawiyah  (MTs. Dibangku MTs yang biasanya pembagian kelas diatur oleh pihak sekolah ternyata Difa dan Rizki satu kelas lagi. Namun, dengan suasana dan teman baru. Dari sinilah dua sahabat ini hubungan persahabatannya mulai meredup yang awalnya selalu bersama semenjak MTs jadi jarang ada waktu untuk bersama. Difa selalu berusaha untuk bisa mendekati Rizki dan bersikap biasa saja layaknya mereka saat di MI dulu.

Waktu terus berlalu ternyata Rizki semakin lama susah untuk didekati dia lebih sering dengan teman-teman barunya yaitu Bulan, Bintang, dan Pelangi. Difa yang merasa tidak punya teman lagi bahkan merasa dilupakan oleh sahabat kecilnya hanya bisa diam dan melihat keasikan Rizki dengan teman-teman barunya.

Semakin hari sikap Rizki berubah bahkan dia berani terang-terangan berpacaran didalam kelas. Difa sebagai sahabat sekaligus anak yang patuh dengan agama melihat hal itu dia berusaha mengingatkan Rizki agar tidak berpacaran apalagi dia baru anak MTs. Namun, Rizki tidak mau mendengarkan perkataan Difa bahkan suatu hari Rizki merasa bahwa Difa mengadukan kepada ibunya Rizki bahwa anaknya tersebut berpacaran bahkan terang-terangan di dalam kelas.

” Dif apa kamu yang ngadu ke ibuku kalo aku pacaran?” tanya Rizki dengan nada menuduh.

“Hah, engga lah aku ngga pernah ngadu apapun ke ibumu.” jawab Difa.

“Yang bener? Kan kamu yang ngga suka kalo aku pacaran?” saut Rizki dengan nada tinggi.

“Maaf ya Riz, ketemu ibu kamu aja aku jarang banget gimana mau ngaduin kalo kamu pacaran” jawab Difa dengan nada santai namun tegas.

Difa selalu menjawab dengan nada santai karena memang dia tidak melakukan hal yang dituduhkan Rizki padanya. Setelah kejadian itu terjadi, membuat mereka semakin jauh bahkan hampir tidak saling menyapa saat bertemu.

Tiga tahun pun berlalu, akhirnya mereka lulus MTs dengan teman dan kesibukan masing-masing.

Setelah lulus ternyata mereka melanjutkan sekolah di tempat yang sama yaitu Madrasah Aliyah (MA). Sudah beberapa waktu berlalu dan usia mereka yang sudah dewasa semua permasalahan diantara mereka mulai ada titik terangnya. Mereka sadar bahwa semua permasalahan yang terjadi dulu hanyalah salah paham dan akhirnya jarak diantara mereka pun sudah mulai membaik. Mereka berusaha untuk bersikap dewasa dan tidak mau mengungkit masa lalu. Akhirnya mereka berteman baik lagi walaupun tidak seperti dimasa MI dulu.

Tiga tahun berlalu, mereka pun lulus MA bersama. (*)

 

Biografi Penulis

Fadilah Nasuhah, lahir di desa terpencil Ciwuni daerah Kesugihan (Cilacap), pada 08 Maret 2003. Saat ini, dia tercatat sebagai mahasiswi aktif di Universitas Islam Negeri Prof K.H. Saefudin Zuhri Purwokerto. Alamat rumah: Ciwuni RT O2. RW 02. Kesugihan-Cilacap 53274.

Tags: cerpenFadilah Nasuhahsastra
Previous Post

Tanpa Iklan Bir, Prof Aidul Sebut Formula E Jakarta Hargai Budaya Lokal Mayarakat Indonesia

Next Post

Maturity: Helicopter View

Related Posts

Keluarga yang Sederhana

Keluarga yang Sederhana

1 Oktober 2023
248
Puisi~puisi Diktar

Puisi~puisi Diktar

30 April 2023
220
Puisi~puisi Lalik Kongkar (2)

Puisi~puisi Lalik Kongkar (2)

26 April 2023
291
Ada yang Lebih Menenangkan dari Senjaku, Alaska

Ada yang Lebih Menenangkan dari Senjaku, Alaska

3 Maret 2023
305
Obat Sekaligus Luka

Obat Sekaligus Luka

9 September 2022
638
Puisi-puisi Fiana Winata (2)

Puisi~puisi Fiana Winata (4)

26 Juli 2022
338
Next Post

Maturity: Helicopter View

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In