TAJDID.ID~Medan || Beberapa pekan terakihir ini, minyak goreng menjadi barang langka di sejumlah pasar dan toko modern ritel di Indonesia, sehingga menyebabkan harganya melonjak tinggi. Masyarakat konsumen, terutama pedagang kecil penjual makanan, begitu dihantui harga jual minyak goreng yang tinggi. Mereka menjerit atas kenaikan harga komoditas tersebut.
Kendati pemerintah sudah memberikan subsidi, namun sepertinya belum sepenuhnya bisa mengatasi persoalan ini. Potret antrean warga memburu minyak goreng masih sering terlihat di sejumlah daerah.
Kondisi kemudian makin jadi parah dan heboh menyusul terbongkarnya kasus penimbunan migor di sejumlah daerah, dan yang paling menghebohkan kasus terungkapnya dugaan penimbunan lebih dari 1 juta kg migor di Deli Serdang.
Tak ayal, realitas ironi yang terjadi di negeri produsen sawit terbesar di dunia ini pun menjadi topik perbincangan publik yang sangat ramai, terutama di media sosial. Beragam ekspresi masyarakat, mulai dari bernada kekesalan, frustasi sampai makian memenuhi jagad dunia maya nasional.
Hari ini, Ahad (20/2), redaksi TAJDID.ID menemukan sebuah kicauan seorang warganet yang sangat menarik dan menggelitik terkait kelangkaan minyak goreng. Kicauan itu dilontarkan pemilik akun twitter Belladivallisha (@veaadeeana).
Dalam cuitannya, Belladivallisha mengungkapkan harapannya agar organisasi Muhammadiyah mau memproduksi minyak goreng.
https://twitter.com/veaadeeana/status/1495258149015949312
Mengapa masyarakat sampai punya harapan kepada Muhammadiyah untuk memproduksi minyak goreng?
Tentunya harapan itu bukan tanpa alasan. Sebab, ormas Islam yang selama ini dikenal memiliki reputasi luar biasa dalam mengelola amal usaha di bidang pendidikan dan kesehatan, belakangan ternyata juga terbukti sukses melakukan ekspansi dan inovasi amal usaha di bidang ekonomi dan kewirausahawaan.
Salah satu gebrakan bidang ekonomi dan kewirausahawaan paling fenomenal baru-baru ini yang ditunjukkan Muhammadiyah adalah dengan memproduksi mie instan dengan nama “MieMu”. Mie instan produksi Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surakarta ini mendapat apresiasi yang sangat tinggi dari masyarakat.
Kabarnya, ada yang berbeda dari MieMu dengan merek lainnya. Di mana, MieMu berbahan dasar tepung singkong, atau mocaf. Sehingga dinilai lebih sehat karena rendah gula. “Kebutuhan mie sehat itu semakin hari semakin luas. Apalagi mi berbahan mocaf. Keinginan menyediakan pangan yang sehat, harga terjangkau dan berkualitas untuk masyarakat ini lah yang menjadi dasar pemikiran awal,” ujar Ketua MEK PDM Solo, Umar Hasyim, Ahad (6/2/2022).
Awalnya, MEK Solo memikirkan usaha produktif apa yang bisa membangun jejaring bisnis yang baik serta memiliki potensi usaha yang cukup menarik di tengah pandemi COVID-19.
“Lahirlah keinginan untuk mendirikan MieMu ini, prosesnya cukup lama sekitar 6 bulan lebih dari tahun kemarin. Kita test food bersama pimpinan Muhammadiyah, kemudian kita merumuskan beberapa hal terkait pembentukan bisnis usaha pembuatan mi,” jelas Nurul.
Namun, harap sabar karena MieMu belum banyak beredar di pasaran luas. Pihak MEK Solo baru seminggu laksanakan soft launching MieMu. Permintaan datang dari berbagai daerah. “Bisa disebut membeludak ya permintaannya, sampai hari ini sudah ada lebih dari 2.000 yang meminta jadi agen, sekitar 1.500 lebih itu sudah jadi agen, selebihnya masih mau icip-icip (mencicipi),” imbuh dia.
“Bahkan kemarin ada yang minat mau dikirimi dari Sudan, Afrika, Amerika, Malaysia. Sudah banyak permintaan dari luar negeri cuma kami masih menjangkau wilayah-wilayah sini dulu, Jakarta atau Pulau Jawa dulu. Sesegera mungkin kita ke luar Jawa,” lanjut Nurul.
Bisa jadi, inilah yang menjadi alasan mengapa kemudian masyarakat begitu menaruh harapan dan percaya Muhammadiyah mampu membuat terobosan pembangunan ekonomi yang pro umat dan rakyat, termasuk untuk memproduksi minyak goreng. (*)
Semoga segera terealisasikan Produksi Migor Muh
Aamiin