
Igauan
Kau, fragmen kisahku di masa lalu
yang datang sepagi ini
Apimu membara, berkobar dalam jiwa
saat aku tak ingin terpejam karena rindu
Dalam kolase, sekelumit kisah kita terpahat menjadi sisa-sisa di dinding
Kamar yang sunyi.
Ketika terik mengantarkanku pada siang
Kau semakin malang
Malam hari; aku kembali padamu
di ruang yang membuat pedihku meraung
Mencintaimu itu tabah
Sebatas igauan setelah kau dan aku sama-sama takut bermimpi
Kuala Lumpur, 2021

Hukum Mencintai Khatulistiwa
I
Kau harus merelakan bumi terbagi antara selatan dan utara
oleh lintang nol derajat
Memasuki rerimbun jati, pinus, mahoni dalam hutan hujan tropis
Melihat monyet, gajah, kupu-kupu berlalu lalang
II
Kau akan melarungkan mimpimu di pulau Kalimantan, Sumatera atau Halmahera
Terpatri khatulistiwa pada jiwamu yang buta peta
III
Mentari hampir selalu menaungi khatulistiwa
yang katamu kau cinta
Hukum telah menyatakan, jika mencintai maka berbakti
Di dua musim akan kau jumpai kemarau dan hujan
Menerima terik yang mencekik
Dan dingin yang mencekam kala rintik menghantam
Itulah ketika kau mencintai khatulistiwa
Garis imaji yang membelah bumi
Lalu di derajat mana kau berlari?
Kuala Lumpur, 2021
Feridha Budiyanti, dengan nama pena Reddish Altha. Lahir di Tegal, Jawa Tengah. Bergiat di COMPETER (Community Pena Terbang) dan AsqaImaginationSchool (AIS). Karyanya masuk dalam beberapa buku antologi puisi dan cerpen. Penulis pernah meraih juara 2 dalam Lomba Puisi Nasional. Penulis bisa dihubungi melalui emailferidha.budiyanti202@gmail.com atau instagramreddish_altha.