TAJDID.ID || Sejak awal PP Muhammadiyah telah mengeluarkan tuntunan bagi warga Muhammadiyah dalam melewati hidup di tengah pandemi, tuntunan tersebut juga mencakup siapa saja yang terlibat dalam Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).
Termasuk dalam ajakan vaksinasi, menurut Muhammadiyah vaksinasi adalah bagian dari upaya agar manusia bisa memiliki ketanguhan dan sebagai upaya menyelesaikan pandemi ini dengan baik.
Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi kesehatan, dr. Agus Taufiqurrahman mengatakan, tenaga kesehatan Muhammadiyah baik yang di klinik maupun rumah sakit menjadi kelompok yang disiapkan untuk menerima vaksin, termasuk nanti vaksinasi dosis ketiga bagi tenaga kesehatan.
“Kita tidak ingin tenaga kesehatan yang selalu bertemu dengan pasien langsung, menjadi penjaga yang paling dekat dengan pasien itu jebol. Maka kita siapkan betul dengan vaksinasi ini,” kata dr. Taufiq pada (14/7) di acara Mendukung Ketahanan Fasyankes dalam PPKM Darurat yang diadakan MCCC.
Ia menekankan supaya umat Islam tidak perlu ragu ketika melakukan vaksin, karena dalam konteks keagamaan menurut Majelis Tarjih tidak ada masalah dengan vaksinasi. Garansi ini dikatakannya sebagai komitmen Muhammadiyah terus melakukan penguatan pasukan yang berada di barisan AUM Kesehatan.
Selain vaksin, dr. Agus juga mengingatkan kepada masyarakat dan tenaga kesehatan (nakes) khususnya dalam upaya memperkuat diri menghadapi virus covid-19 ini juga dengan meningkatkan spiritualitas.
Ditegaskannya, Myang harus dipahami bahwa menjadi pemeluk agama Islam yang baik berarti memiliki pola hidup yang baik dan benar.
“Jadi sepirit keimanan harus termanifestasi dengan cara hidup baik,” sebutnya.
Upaya selanjutnya adalah berbasis keilmuan, termasuk dalam beribadah. Beribadah, kata dr. Agus, harus berbasis tuntunan dari Allah dan Rasulullah, bukan berbasis emosi. Karena itu, di Muhammadiyah dalam situasi seperti ini, protokol kesehatan menjadi tuntunan pokok di Muhammadiyah.
“Tidak ada pilihan lain ketika masa pandemi seperti ini fikih yang dipakai adalah fikih kedaruratan ketika suasana darurat. tetapi lebih dari itu, bahwa protokol kesehatan itu adalah bagian dari ikhtiar yang harus dilakukan seorang beriman dalam rangka melepaskan diri dari pandemi,” kata dr. Agus. (*)
Sumber: muhammadiyah.or.id