TAJDID.ID || Aktivis gerakan koperasi dan pemberdayaan ekonomi rakyat, Ferry Koto mempertanyakan pernyataan PT Kimia Farma Diagnostika yang menyediakan 40.000 dosis vaksin individu berbayar untuk tahap pertama penyaluran di enam kota jawa dan Bali.
Lewat cuitan akun twitter pribadinya @ferrykoto , ia melontarkan tiga pertanyaan menohok kepada PT Kimia Farma Diagnostika prihal tersebut.
Pertama, ia mempertanyakan dari mana PT Kimia Farma Diagnostika mendapatkan 40 ribu dosis vaksin tersebut.
“Pertanyaannya, dari mana KF dapatkan 40ribu dosis ini?,” kata Ferry Koto.
Pada hal, kata Ferry Koto Permenkes 19/2021 baru diundangkan 6 Juli lalu.
“Permenkes 19/2021 baru diundangkan 6 Juli lalu. Apa mungkin 7 hari bisa dapatkan vaksin baru dr China?,” katanya.
Dikatakannya, vaksin Sinopharm cuma 2, yaitu hibah untuk vaksin program atau beli untuk gotong royong.
“Jatah mana yg diambil?” tanyanya lagi.
Pertanyaannya, dari mana KF dapatkan 40ribu dosis ini?
Permenkes 19/2021 baru diundangkan 6 Juli lalu. Apa mungkin 7 hari bisa dapatkan vaksin baru dr China?
Sinopharm hanya 2: Hibah u/ vaksin Program atau beli u/ Gotong Royong. Jatah mana yg diambil?https://t.co/ctehmreuhf
— Ferry Koto (@ferrykoto) July 11, 2021
Baca Juga:
- Basri: Jualan Vaksin adalah Tindakan Biadab
- Mulai Besok Kimia Farma Sediakan Vaksinasi Berbayar, Harganya Rp 879.140
- Kimia Farma Jual Vaksin untuk Individu, Saleh Daulay Khawatir Akan Terjadi komersialisasi
Seperti diketahui, PT Kimia Farma Diagnostika telah menyatakan akan menyediakan 40.000 dosis vaksin individu berbayar untuk tahap pertama penyaluran di enam kota jawa dan Bali.
Plt Direktur Utama Kimia Farma Diagnostika Agus Chandra mengatakan pihaknya membuka delapan titik penjualan vaksin Covid-19 melalui jaringan klinik perusahaan, yakni tiga di Jakarta, lalu Bandung, Solo, Surabaya dan Bali.
“masing-masing titik kami siapkan 5000 dosis sambilmelihat kesiapan animo maupun demand masyarakat,” kata Agus Chandra dalam konferensi per virtual yang dipantau di Jakarta, Ahad (11/7).