• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Rabu, Juli 2, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Demokrasi Minus Oposisi

Azmi Syahputra by Azmi Syahputra
2020/12/27
in Opini
0
Demokrasi Minus Oposisi

Ilustrasi.

Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Oleh: Azmi Syahputra


Panggung demokrasi kepemimpinan Bangsa Indonesia saat ini diwarnai dengan hilangnya warna oposisi ,dalam menjaga fungsi kontrol kebijakan termasuk keseimbangan kedaulatan rakyat.

Dengan bertambah gabungnya di pemerintah setelah Pak Prabowo Subianto dan kini di ahir tahun 2020, Pak Sandiaga Uno memberikan warna demokrasi tanpa oposisi. Hal ini karena mereka kini mengambil bagian dalam pemerintahan dan tentunya semakin membuat tidak ada lagi warna di parlemen dan hilangnya kekuatan” opisisi” dan terpinggirkannya para kelompok politisi kritis penyeimbang pemerintahan selama ini.

Akhirnya diketahui para rival politisi yang oposisi dalam Pilpres 2019 lalu terbukti hanya memainkan emosi rakyat dan jadikan rakyat pada kebanyakan sebagai objek eksploitasi”. Karena akhirnya para politisi handal ini masuk juga bergabung ke koalisi pemerintah atas nama kerja bersama.

Diketahui pada umumnya, demokrasi tanpa oposisi maka tidak ada check and balance sehingga demokrasi menjadi tidak seimbang dan berpotensi disalahgunakan. Dan sifat kritis ketajaman pengawasan anggota DPR atas kebijakan kurang maksimal dan ini tentunya merugikan rakyat, karena dulunya, para politisi inilah yang berjanji dan menyakinkan rakyat guna saling rebut suara rakyat seharusnya ada rasa tanggung jawabnya pada rakyat.

Semestinya para politisi ini kalau kalah konsekuensinya berani tidak menjabat kekuasaan yang selanjutnya dan berani memberi kesempatan pada pemerintahan yang menang pemilu , mengakui jika programnya baik, dan politisi oposisi ini tetap berfungsi mengawasi, meluruskan dan mengkoreksi jalannya pemerintahan jika jalannya tidak tepat. Ini baru namanya bermental politisi sejati, bukan malah ikut menjabat.

Semestinya pihak penyeimbang (opisisisi) lebih bijaksana, mengucapkan terima kasih atas tawaran pemerintah, dan menyatakan siap membantu toh mereka bagian dari rakyat dan apalagi jika mereka berteman akan lebih mudah mengingatkan dan mengkoreksi, bukan pula ikut masuk dalam lingkar kekuasaan, inilah fungsi politik oposisi.

Faktanya kini tidak ada lagi posisi penyeimbang tersebut. tentunya praktik ketatanegaraan seperti ini kurang ideal, dan menjadi kurang mengedukasi politik masyarakat.

Karenanya saat ini masyarakat diminta untuk semakin cerdas, tetap menjaga persatuan bangsa Indonesia, dan harus bersatu semakin teliti mengawasi dan mengkoreksi pemerintahan. Sekarang rakyat harus berani memilih dalam posisi “sparing partner pemerintah yang positif”, pemerintah harus merasa diawasi oleh kehadiran peran nyata masyarakat.

Idealnya perbedaan yang positif (on the track) dari oposisi adalah rahmat, kalau semua politisi sama maka tidak ada dialektika yang mengingatkan, tentunya guna menjadi semakin lebih baik tercapainya tujuan nasional.

Karenanya, masyarakat kedepan harus lebih selektif dan harus berani menolak partai atau tokoh yang tidak konsekuen dalam perjuangan politiknya. (*)


Penulis adalah Ketua Asosiasi Ilmuwan Praktisi Hukum Indonesia(Alpha), Alumni Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU).

Tags: Azmi Syahputrademokrasiindonesiaoposisipolitik
Previous Post

Kerja Belum Selesai

Next Post

16 Tahun Tsunami Aceh, Masih Ada Korban yang Belum Dapatkan Rumah

Related Posts

Penyiksaan oleh Aparat TNI-Polri di Sumut Ancam Demokrasi dan Hak Asasi Warga

Penyiksaan oleh Aparat TNI-Polri di Sumut Ancam Demokrasi dan Hak Asasi Warga

27 Juni 2025
129
Perppu dan Kembali pada Tujuan Bangsa

Penerapan PP Nomor 24 Tahun 2025 Harus Selektif dan Berhati-hati

27 Juni 2025
114
Jimly Asshiddiqie “Dirujak” Netizen Gegara Sebut RI Negara Demokrasi Terbesar di Dunia

Jimly Asshiddiqie “Dirujak” Netizen Gegara Sebut RI Negara Demokrasi Terbesar di Dunia

3 Desember 2024
163
Babak Belur Wajah Mahkamah Agung: Perlu Segera Dilakukan Rekonstruksi Jabatan di MA

Babak Belur Wajah Mahkamah Agung: Perlu Segera Dilakukan Rekonstruksi Jabatan di MA

30 Oktober 2024
177
Mahupiki Apresiasi Peningkatan Kinerja Kejaksaan Agung

Batal Mengklarifikasi Kaesang, KPK Dinilai telah Gagal jadi Lembaga Pemberantasan Korupsi

6 September 2024
160
Pemilu dan Hiper-Realitas Politik

Pemilu dan Hiper-Realitas Politik

2 September 2024
575
Next Post

16 Tahun Tsunami Aceh, Masih Ada Korban yang Belum Dapatkan Rumah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In