TAJDID.ID || Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshiddiqie memaparkan komparasi hasil raihan suara pemenang Pilpres 2019, Pilpres 2024 dan Pilpres 2024 Amerika Serikat. Dari perbandingan itu, Jimly menyimpulkan, bahwa Republik Indonesia dapat disebut negara demokrasi terbesar di dunia
“Di pilpres 24 Prbowo dpt suara 96 jt & Jokowi (19) 85,6 jt= prsiden dipilih rkyat trbnyak dunia di ats Biden 20 (81 jt) & Trump 24 (76 jt). Pilkada serentak pasca pemilu jg lancar. Maka RI dpt disebut demokrasi trbesar dunia. Tinggal tingkatkn index kualitas yg skrg ranking 54,” tulis Jimly di laman “X”pribadinya, Sabtu (30/11).
Cuitan mantan Ketua Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) ini langsung ramai mendapat respon dari warganet. Sampai berita ini ditayangkan, setidaknya ada 600 komentar yang menaggapi cuitan tersebut.
Namun menariknya, hampir semua komentar yang muncul tidak sepakat dengan pendapat Jimly. Bahkan tidak sedikit komentar yang bernada “sinis” dan mengkritik cuitan Jimly itu secara sarkastik.
“Setelah dibaca komennya dari atas sampe bawah sebagai akademisi saya berkesimpulan bahwa netijen lebih cerdas dari professor; mungkin karena netijen indonesia tdk cuma teori dan buku, mereka langsung beribteraksi dg dunia luar, riel di lapangan dan tanpa beban jujur bersuara,” ujar akun @HNahdiana.
Berikut beberapa komentar bernada sinis dan sarkas yang dilontarkan warganet terhadap cuitan Jimly:
Ngaco jk RI disebut demokrasi terbesar di dunia. (@Khalsa86_mdn)
“Demokrasi ??? Terbesar di dunia ?. Apakata dunia saat tahu ada orang yang diinginkan masyarakat jadi pemimpin di daerahnya, tapi diganjal oleh penguasa. Demokrasinya sudah bukan dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat lagi. Terbesar iyah, Tertinggal juga iyah” (@KangSemproel)
Professor fufufafa emang agak laen aku tengok. (@AnKiiim_)
Gak malu ya Pak bilg bgt..ohh ya sy lupa anda gk punya rasa malu lg. Anak nya gmn Pak jd kan ikut pileg. campur tangan Kepala Daerah Pengerahan aparat plus kucuran bansos utk demokrasi ???. (@RumiJerry41408)
Prihatin.. sebagai profesor sampai hati banding-banding angka dua pratek demokrasi.. yang satu murni yang satu brutal.. ada apa ? (@caniazhar590)
Ukuran demokratis = pemiliihnya terbanyak. Cara membikin pemilih terbanyak = pelihara kemiskinan + kasih bansos waktu pemilu. Dan untuk urusan itu Indonesia juaranya ððŧððŧððŧ. Membanggakan sekaligus membagongkan ðĪŠ. Gitu ya Prof??? ðĪð (@Ngopisegersek)
Sungguh miris ya saya baca twitt dari Prof. Rakyat Indonesia semua tau bahwa Pemilu 2024 adalah Pemilu yg paling Brutal, kok bisa2 nya ya Anda bikin twitt seperti itu…Apakah mungkin sekarang ini gelar Prof itu hanya sebagai pajangan…??? (@Datok1973).