• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Kamis, Juli 3, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Pemberdayaan Umat (1)

Shohibul Anshor Siregar by Shohibul Anshor Siregar
2020/12/16
in Esai, Keislaman, Opini, Ulasan
0
Pemberdayaan Umat (1)

Ilustrasi umat Islam (net)

Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Oleh: Shohibul Anshor Siregar


Sangat berdosa berdiam diri di hadapan fakta penguasaan sistem sumber yang sangat rasis, intoleran dan kriminalistik. Karena Allah menghendaki, dan konstitusi dirumuskan untuk melenyapkan hal seperti ini.

Isu terbesar umat Islam dunia ialah keterbelakangan (Few Research Center, 2013; Timur Kuran, 2014; Al Jazeera, 2019) yang selalu terbukti sangat rawan ditunggangi berbagai kepentingan tertentu oleh pihak-pihak lain yang pada gilirannya semakin memperburuk keadaan.

Walaupun ketidakadilan sistem dunia terus mengabadikan keterbelakangan banyak negeri di planet ini (The National Academies Press, 2020) yang sebagian terbesarnya adalah mayoritas Muslim, namun isu-isu yang muncul dari negeri-negeri Muslim terbelakang adalah sangat khas.

***

Dibantu oleh media arus utama (Md Fuad Al Mannan & Shamrir Al Af, 2017), dengan sangat mudah isu-isu itu selalu dapat dikemas menjadi bentuk persepsi ancaman global seperti terorisme, radikalisme dan intoleransi yang secara serampangan disematkan menjadi keterangan pada diri umat Islam (Faiza Patel, 2011), bahkan di negeri-negeri yang posisi mereka sebagai mayoritas seperti Indonesia.

Ini amat mengecewakan, dan umumnya pada titik inilah berbagai konsep kunci Islam seperti jihad serta-merta dipersepsikan menjadi terminologi politik Islampophobia yang kini telah diartikulasikan menjadi bentuk rasisme baru yang sangat berbahaya (Ineke Van der Valk, 2016).

Negeri-negeri muslim di Timur Tengah juga tak lepas dari keadaan buruk itu meski di sana kemakmuran ekonomi menjadi salah satu buah bibir yang membanggakan beberapa di antara yang ditakdirkan dengan kelebihan rezeki itu.

Contoh ialah ketakberdayaan diplomasi dan kecemasan berhadapan dengan kekuatan Barat yang berkolaborasi dengan Israel yang beberapa bulan lalu antara lain telah melahirkan Deklarasi Abraham yang dapat dikatakan sebagai salah satu warisan terburuk Presiden AS Donald Trump untuk dunia Islam (Jeffrey Goldberg, 2020).

***

Meski demikian kita di Indonesia memiliki potensi besar memimpin dalam mendorong perubahan tata dunia ke arah lebih adil dan manusiawi.

Harapan itu terasa seperti menggantang asap, apalagi di tengah masalah aktual bidang hukum yang berkelindan dengan politik yang secara langsung atau tidak langsung memiliki keterkaitan dengan tubuh umat Islam sebagaimana menimpa Habib Muhammad Rizieq Shihab (Bilveer Singh, 2020).

Namun tak boleh putus harapan dan berdiam diri. Masalah harus diurai. Tetapi apa gerangan harus dilakukan?

Kita tak dapat menunda pekerjaan penting berjamaah memperbaiki ekonomi umat. Itu pekerjaan sangat sulit dan sudah berlangsung lama, bahkan sejak penjajah masih bercokol di sini.

Tetapi mungkin itulah agenda pertama paling mendesak. Urusan kita pada bidang ini adalah dialog pencerahan terkhusus kepada pemerintah yang terus seakan membiarkan kesenjangan.

Mengapa urusan ini diarahkan kepada pemerintah? Karena masalah kita di sini bersifat struktural yang induknya ada pada kebijakan pemerintah.

Harus disadari, dan berbicara kritis seperti ini tidak dipantangkan dalam negara berdemokrasi, pemerintah itu dari waktu ke waktu dan di mana saja di permukaan bumi ini selalu ditandai kekurangan dan kelemahan yang nyata.

Berlakulah politik dakwah yang cerdas di sini, dengan tak memusuhi terus berusaha getol menuntut hak-hak normatif yang dijamin konstitusi dan akal sehat wal afiah.

Sangat berdosa berdiam diri di hadapan fakta penguasaan sistem sumber yang sangat rasis, intoleran dan kriminalistik.

Karena Allah menghendaki, dan konstitusi dirumuskan untuk melenyapkan hal seperti ini. Perintah Allah jelas, hal ini tidak boleh terus dibiarkan.

Berilah perhatian penuh atas, misalnya, hulu dan hilir ekonomi, perdagangan dan industri sebagaimana dahulu pemerintahan Soekarno pernah melahirkan kebijakan politik Ekonomi Benteng (J. Thomas Lindblad, 2010) yang memberi affirmatif action (mangampini) anak bangsa membangun perekonomian nasional yang adil dan merata serta tidak rasistik, intoleran apalagi kriminalistik.

Begitu pun sistem sumber kelautan yang pernah melambungkan nama nusantara sebagai negeri maritim tersohor sejagat yang terus dikorupsi dan tatakelola agraria yang senantiasa mengingatkan kita atas buruknya kolonialisme yang tak berperikemanusiaan itu.

Tanah kita dikuasai segelintir hanya orang (Sofyan Djalil, 2018), itu tak dapat dibantah. Label negara agraris dengan paradoks parah kondisi malnutrisi anak bangsa serta keabadian keterancaman keamanan pangan, yang kesemuanya menantang makna merdeka dan pengingkarannya atas konstitusi negara, tidak bisa tak dikupas tuntas.

Bersambung (Hal 2)

Page 1 of 2
12Next
Tags: IslamPemberdayaan UmatUmat
Previous Post

Polisi Tindaklanjuti Laporan Kasus Pengerusakan Aset Muhammadiyah Tanjung Balai

Next Post

Bersedia Pertama Divaksin, Ini Usul Sudjiwotedjo kepada Jokowi

Related Posts

Ketika Orang-orang Baik Diam!

Kompleksitas Kehidupan dan Tahun Baru

2 Januari 2024
168
Kondisi Otak Saat Shalat (Sebuah Analisis Ilmiah)

Kondisi Otak Saat Shalat (Sebuah Analisis Ilmiah)

8 Agustus 2023
101
Koleksi Kata-kata Mutiara tentang “Sujud”

Koleksi Kata-kata Mutiara tentang “Sujud”

3 Juli 2023
103
Parlemen Setan

Iqbal, Islam dan Barat

23 Juni 2023
470

Ini 5 Penemuan Muslim yang Mengubah Dunia

8 Juni 2023
101
Mengenal “Medikal Profetik”, Pengobatan Ala Nabi

Mengenal “Medikal Profetik”, Pengobatan Ala Nabi

29 April 2023
204
Next Post
Bersedia Pertama Divaksin, Ini Usul Sudjiwotedjo kepada Jokowi

Bersedia Pertama Divaksin, Ini Usul Sudjiwotedjo kepada Jokowi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In