TAJDID.ID-Medan || Diusianya yang genap setahun, Pakat Melayu merasa perlu merefleksikan dinamika dan peran paguyubang masyarakat melayu di Sumatera Utara itu untuk mampu memberikan sumbangansih pemikiran, baik untuk pemerintah maupun bagi kemajuan masyarakat Melayu.
Menandai setahun Pakat Melayu itu digelar kegiatan Sapa Melayu 2020 yang berlangsung di Gedung Pascasarjana UMSU, Sabtu pagi (24/10) dengan kegiatan ‘Bincang Virtual Budaya’ dan penyerahan bantuan untuk masyarakat dari desa Jaring Halus, Langkat, Sumatera Utara.
Bincang Virtual menghadirkan beberapa cendikia Melayu lintas negara. Hadir Prof. Dr. Datuk Awang Sariyan dari Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Dr. Puan Fadilah Isnin, pakar pada Pusat Bahasa Melayu di Kementrian Pendidikan Singapura, Dr. Puan Suralya Chapaklya, Pusat Kajian Tamadin Melayu Islam Universitas Fathoni Tailand, Prof. Mohammad Zain Musa Pakar Budaya Islam ASMAK asal Champa Kamboja dan Yanti Mirdayanti MA pakar Bahasa Indonesia di Universitas Hamburg, Jerman.
Dari Medan, hadir cendekia melayu seperti Prof. Dr. Djohar Arifin Husin, Dr Erry Nuradi, Prof. Dr. Khairil Ansyari, Dr. Sakyan Asmara, Dr Syaiful Bahri MAP, Shafwan Hady Umry (budayawan), Ade Gunawan SE MSi, Dr Yusri Isfa, Dr Ifan, Dr Zulfi Amri dan puluhan pengurus Pakat Melayu lainnya.
Penyelenggaraan Sapa Melayu 2020 diinisiasi oleh Pakat Melayu bekerjasama dengan Pusat Kajian Budaya Melayu Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (PKBM UMSU).
Kegiatan ini tidak menghadirkan banyak peserta. Selain narasumber dari lintas negara dan hadir beberapa tokoh serta pengurus Pakat Melayu. Terbatasnya peserta guna memenuhi protokol kesehatan ditengah wabah pandemi Covid19.
Dari lima narasumber yang menyampaikan pokok pikirannya disampaikan banyak hal yang menyangkut dengan persoalan bahasa, tulisan dan peran masyarakat melayu ditengah pertumbuhan masyarakat global. Seperti diketahui, masyarakat melayu menyebar dibanyak negara dibagian dunia, terutama di kawasan Asia Tenggara.
Prof. Dr. Datuk Djohar Arifin Husin dalam sambutannya menegaskan banyak hal yang harus dilakukan masyarakat melayu, khususnya oleh Pakat Melayu, seperti melakukan upaya inventarisasi yang menyangkut dengan hak milik kesultanan dari delapan kesulutanan yang ada di Sumatera Utara.
“Banyak hak milik kesultanan yang diambil alih oleh pihak lain secara tidak sah.
Selain itu, terkait dengan peran perangkat adat, lanjut Djohar Arifin, Pakat Melayu meminta kepada para delapan sultan yang ada di Sumatera Utara untuk dapat melengkapi perangkat adat. Tujuannya menjadikan masyarakat Melayu lebih beradat.
Pakat Melayu juga sedang melakukan kajian untuk penetapan Hari Melayu. Djohar Arifin mengungkapkan, sejauh ini sudah ada beberapa usulan tanggal, namun pengurus Pakat Melayu masih melakukan pengkajian mendalam.
Sebelumnya, Rektor UMSU Dr. Agussani MAP (Datuk Mahesa Mukti) yang menyapaikan pidato pengantar pada kegiatan Sapa Melayu 2020 itu memberi apresiasi atas terselenggarnya kegiatan milad satu tahun Pakat Melayu.
Ia berharap dengan digelarnya berbagai kegiatan seminar lintas negara dapat meneguhkan keberadaan bangsa Melayu diberbagai belahan dunia.
Bantu Sosial
Menandai Milad satu tahun Pakat Melayu, dilakukan penyerahan bantuan kepada masyarakat yang ditinggal di kawasan urban di desa Jaring Halus, Kabupaten Langkat. Lokasi ini harus ditempuh dengan kapal kayu selama tiga jam dari kawasan Sicanang Belawan.
Desa Jaring Halus didiami suku Melayu yang berasal dari Kedah, Malaysia. Sampai saat ini masyarakat yang bermukim ditepi laut dan berhadapan dengan Selat Malaka itu masih menggunakan dialek melayu dalam percakapan sehari-hari.
Desa Jaring Halus sudah lama menjadi desa binaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Desa ini juga menjadi objek berbagai Program Pengabdian para dosen dan objek penelitian mahasiswa UMSU.
Bantuan yang diberikan kepada pemerintahan desa Jaring Halus sebesar Rp 10 juta, bantuan untuk musholla sebesar Rp 12,5 juta serta paket kebutuhan belajar untuk siswa di desa Jaring Halus. Bantuan diserahkan Rektor UMSU Agussani dan Penasehat Paket Melayu Prof.Dr. Djohar Arifin Husin.
Kegiatan Sapa Melayu 2020 ditutup secara resmi oleh Dr. Tengku Erry Nuriadi, mantan Gubernur Sumatera Utara yang juga seorang tokoh Melayu. (*)