TAJDID.ID || Konten video DW Indonesia yang mengulas tentang dampak anak dipaksa pakai hijab sejak kecil menuai kontroversi. Dalam video berdurasi 3 menit 31 detik tersebut, DW Indonesia dituding membuat framing untuk menyudutkan Islam dan pemberitaannya dianggap tidak berimbang.
Konten video ini dibagikan DW Indonesia melalui akun Twitternya, @dw_indonesia pada Jumat (25/9).
“Apakah anak-anak yang dipakaikan #jilbab itu memiliki pilihan atas apa yang ingin ia kenakan?,” tulis DW Indonesia.
Postingan DW Indonesia menarik perhatian warganet. Mereka menghujat DW Indonesia karena dianggap membuat konten islamofobia.
“Liputan ini menunjukkan sentimen “islamofobia” n agak memalukan utk kelas @dwnews,” kata anggota DPR yang juga Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon melalui akun Twitternya, @fadlizon.
Kritikan juga disampaikan politisi Partai Demokrat, Cipta Panca Laksana menyebut pemberitaan DW Indonesia tidak berimbang karena tidak memberikan kesempatan kepada orang yang pro pemakaian hijab kepada anak-anak untuk bicara.
“Menurut loe berimbang tapi loe nga memberi kesempatan yang pro pemakaian jilbab pada anak2 bicara. Yang bicara istrinya Gun Romli. Kacau loe min. Tolong @DonAdam68 waktunya dipersilakan sekali lagi buat kon**in nih admin,” kata Panca mengomentari postingan DW Indonesia, Sabtu (26/9).
Tanggapan juga disampaikan aktivis Adamsyah Wahab alias Don Adam.“Kebebasan berbicara pun ada batasnya. Coba kau lakukan Salam Nazi atau lo teriak Hidup Hitler di keramaian alun alun kota di Jerman. Coba deh,” tantang Don Adam di akun Twitternya, @DonAdam68.
Kemudian Mustofa Nahrawardaya lewat akun twitternya @TofaTofa_id menyebut DWI bikin penyakit di Indonesia.
“Jerman, selama ini baik2 saja. Bahkan, baru2 ini Jerman telah mengijinkan suara adzan berkumandang. Lalu kenapa @dw_indonesia ini bikin penyakit di sini?” tulis Mustofa.
Kendati menuai pro kontra, DW Indonesia mengklaim konten video yang dibuatnya sudah berimbang, imparsial dan akurat
“Terima kasih atas perhatian Anda pada konten video DW Indonesia, yang menurut kami sudah berimbang, imparsial dan akurat. DW mendorong kebebasan berpendapat dan diskusi terbuka, selama sifatnya adil dan tidak diskriminatif atau berisi hinaan terhadap siapa pun,” kata DW Indonesia melalui akun Twitter resmi @dw_indonesia. (*)