• Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan
Jumat, Juni 13, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Mencari Pasangan Bobby

Shohibul Anshor Siregar by Shohibul Anshor Siregar
2020/07/30
in Opini, Ulasan
0
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Kali ini seorang jurnalis lokal meminta pandangan tentang pasangan Bobby Nasution dalam pilkada Kota Medan 2020. “Suku suku apa yang pas menjadi pasangannya?”, tanya jurnalis itu.

Tidak Cocok dengan Marga Nasution

Saya merasa jurnalis itu rada kurang referensi sehingga pertanyaannya menjadi terasa terlalu umum. Pilkada Kota Medan 2020 lain dari yang sudah pernah terjadi. Pasangan yang akan bertarung paling banyak hanya dua, itu pun patut diduga jika tak berhasil “digiring” menjadi satu pasangan melawan Kotak Kosong.

Karena itu pertanyaan jurnalis itu terasa terlalu egaliter untuk kondisi sekarang. Lebih sebagai gurauan belaka, maka saya pun memulai pandangan saya dengan berkata “Bobby Nasution cocok berpasangan tidak dengan figur bermarga Nasution. Maksud saya pilahan suku sudah jauh terasa kurang relevan khusus untuk kasus ini.

Polarisasi Lama

Tantangan dia (Bobby Nasution) justru adalah manakala dipersonifikasi sebagai Cebong atau Togok. Karena itu ia sangat tepat didampingi oleh tokoh berjejaring yang merepresentasikan Kampret atau Kadrun.

Maksud saya, jika polarisasi lama masih tetap berlanjut maka akan amat mengkhawatirkan bagi Bobby. Karena itu dicari saja figur kuat dari kalangan organisasi besar seperti Alwashliyah atau Muhammadiyah. Tak pula mungkin mengabaikan potensi jejaring Ikhwan Ritonga atau Aulia Rachman dari Gerindra. Orang berdua ini harus disebut.

Karena itu, pendeknya, jangan dicari lagi pasangan berdasarkan suku. Melainkan berdasarkan pemilahan politik lama (Cebong vs Kampret).

Bobby tentu bisa dibayangkan beroleh resisten yang cukup dahsyat di kalangan PDIP karena secara umum bisa saja 35 persen kader pada tataran grassroot yang diehard terhadap Akhyar Nasution akan terus berjuang bersamanya.

Pilihan Elit dan Pilihan Rakyat

Dalam Pilkada bukan tidak lazim pilihan rakyat tidak selalu identik dengan aspirasi elit partai yang membangun koalisi. Secara oligarkik partai-partai kita memutuskan para calon di Jakarta tanpa kejelian membaca peta politik di daerah. Mereka sudah sangat terbiasa dengan tradisi itu kendati hasilnya sudah sangat kerap mempermalukan elit Jakarta. Karena, misalnya, meski pun pilkada dirancang agar satu pasangan hegemonik berhadapan dengan Kotak Kosong namun tetap saja tak jarang beroleh perlawanan sebagaimana pernah terjadi di Makassar beberapa tahun lalu. Rakyat bersukacita memenangkan kotak kosong.

Komunikasi Politik

Selain itu orang-orang dekat Bobby dalam beberapa bulan ke depan sangat perlu membriefing Bobby agar lebih memiliki wawasan dan image kapasitas sehingga orang dapat diyakinkan bahwa ia maju bukan semata karena menantu Jokowi.

Pada pembicaraan tingkat awam misalnya orang yang pro Bobby sering saya dengar berucap bahwa jika Bobby yang menjadi Walikota tidak akan ada lagi kisah sedih walikota kena OTT KPK. Argumen seperti ini sangat kontraproduktif karena seolah meyakini bahwa seluruh kasus hukum yang dikenakan kepada para walikota Medan adalah kriminalisasi, tak berdasar hukum yang kuat dan jika menantu presiden yang menjadi walikota dianggap penegak hukum mana pun tak akan berani. Itu pendapat yang salah dan kontraproduktif.

Pendukung Bobby juga mungkin berfikir bahwa jika Bobby yang menjadi Walikota maka pembangunan akan pesat karena dana dari pusat akan besar-besaran dikucurkan dari pusat.

Pendapat ini juga sesat karena APBN yang dikucurkan melalui transfer daerah, hibah dan apa pun namanya ditentukan dengan kriteria tertentu misalnya dengan mempertimbangkan kondisi daerah dengan menyertakan variable keluasan wilayah, kemandirian keuangan, jumlah penduduk, persentase kemiskinan dan lain-lain.

APBN itu adalah uang yang diakumulasi dari berbagai sumber termasuk daerah untuk didistribusikan secara adil. Daerah lain akan tersinggung dan marah jika didiskriminasi.

Menurut saya orang-orang terdekat Bobby harus mendisain komunikasi politik yang substantif dan memperbaiki kesalahan-kesalahan para pendukung yang kontraproduktif itu.

Minim Pengalaman

Semua tahu bahwa Bobby minim pengalaman. Karena itu idealnya ia harus didamping oleh orang berpengalaman. Tetapi orang berpengalaman tidak selalu memiliki popolarity dan elektability yang mendukung.

Jika ia mampu memenangkan pillada, dilema ini harus disiasati dengan kebijakan political pointy yang menempatkan orang tangguh, cerdas dan berintegritas untuk mengisi OPD. Kelak merit system wajib diutamakan.

Siapa pun walikota Medan ke depan wajib mempelajari sejarah kota Medan, renstra, capaian periode-periode sebelumnya, kendala-kendala politis, kultural dan demografis.

Dalam banyak hal Medan mirip dengan Jakarta. Banjirnya sukar diselesaikan. Rakyat miskin banyak menghuni pemukiman-pemukiman kumuh. Para elit ekonomi dan politiknya kerap terjebak dalam kolaborasi yang memusuhi lingkungan, disain tata kota, dan meruntuhkan warisan sejarah yang mestinya dijadikan cagar budaya.

Membangun kota memerlukan pembiayaan. Investor atau dunia usaha pun selalu rasional. Jangan dikira mereka tak membaca prospek dengan berhitung cermat berdasarkan data-data valid. (*)


 Shohibul Anshor Siregar, Dosen FISIP UMSU

Tags: bobby nasutionPilkada Medan
Previous Post

Yang Wajib Paham Pancasila itu adalah Pemerintah

Next Post

"Warung Pencerah" Milik Danpen UMSU Resmi Dilaunching

Related Posts

Walikota Medan Vs Jurnalis, Cemaskan Konsolidasi Demokrasi

Walikota Medan Vs Jurnalis, Cemaskan Konsolidasi Demokrasi

21 April 2021
181
PFI Medan Kecam Tindak Intimidasi dan Penghalangan Tugas Jurnalis Oleh Tim Pengamanan Bobby Nasution

PFI Medan Kecam Tindak Intimidasi dan Penghalangan Tugas Jurnalis Oleh Tim Pengamanan Bobby Nasution

16 April 2021
316
Ada Anomali Politik di Pilkada Medan, Ini Kata Pengamat

Sengketa Pilkada Medan, Shohib Menilai Perlawanan Kubu Akhyar-Salman Belum “Habis”

1 Februari 2021
207

Kubu Akhyar Tak Hadir Sidang, MK Gugurkan Sengketa Pilkada Medan 2020

28 Januari 2021
280
Pilkada Medan 2020, Survei Lab SosPol FISIP UMSU: Pemilih Siap ke TPS dengan Jaminan Protokol Kesehatan

Pilkada Medan 2020, Survei Lab SosPol FISIP UMSU: Pemilih Siap ke TPS dengan Jaminan Protokol Kesehatan

23 November 2020
338
4 Cabang IPM Kota Medan Minta Pembekuan PW IPM Sumut dan PD IPM Medan

4 Cabang IPM Kota Medan Minta Pembekuan PW IPM Sumut dan PD IPM Medan

29 Oktober 2020
101
Next Post

"Warung Pencerah" Milik Danpen UMSU Resmi Dilaunching

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In