Menurut saya hari ini, yang tidak lagi memahami Pancasila itu adalah pemerintah. Tapi Pancasila versi 18 Agustus 1945 ya guys. Dasar argumentasinya adalah :
- Kalau pemerintah paham Pancasila, tidak akan terjadi kasus Djoko Candra, Harun Masiku, dan penganiayaan terhadap Novel Baswedan.
- Kalau pemerintah hari ini paham Pancasila, tidak akan negara ini mau berhutang begitu luar biasa banyaknya. Bahkan untuk bayar bunga hutang nya saja negara hari ini sudah tidak sanggup dan harus buat hutang lagi. Aset vital negara jadi taruhannya sebagai anggunan.
- Kalau pemerintah ini paham Pancasila, tidak akan ada kenaikan iuran BPJS di saat rakyat susah, harga sembako tidak mahal, sandang pangan tidak perlu import cukup gunakan sumber daya dalam negeri. Maka petani dan nelayan kita akan makmur sejahtera. Pegiat UMKM kita akan kaya raya.
- Kalau pemerintah hari ini paham Pancasila, pasti akan memperjuangkan dan mengutamakan tenaga kerja lokal dari pada tenaga kerja asing dari China untuk berkerja. Apapun alasannya. Sangat miris melihat generasi muda kita tamat kuliah, tamat sekolah tapi masih susah dapat kerja, sedangkan tenaga kerja asing banjir melenggang bekerja di negara kita.
- Kalau pemerintah kita paham Pancasila, Abu Janda, Ade Armando, Laiskodat, Sukmawati, pasti sudah di tangkap dan masuk penjara. Karena sudah menimbulkan kegaduhan sosial dan melecehkan agama terbesar di negara ini.
- Kalau pemerintah ini paham Pancasila, tak akan ada terjadi aksi 212, tak akan terjadi pembunuhan terhadap demonstran, aktivis hilang yang sampai hari ini tercatat dalam catatan Komnas HAM sudah 1100 orang yang tewas dan juga hilang yang diduga ada muatan pelanggaran HAM di dalamnya.
- Kalau pemerintah hari ini paham Pancasila, tidak terjadi lagi korupsi. Tak ada narkoba dan berbagai kerusakan moral terjadi pada generasi muda seperti LGBT, gaya hidup hedonis dan generasi bucin (budak cinta) yang labil tidak berkarakter.
- Kalau pemerintah hari ini paham Pancasila, tak akan rela BUMN terjual dan tergadai. Tak akan mau sumber daya alam nasional dikelola asing dan aseng. Semua pasti diutamakan untuk kesejahteraan masyarakat. Buktinya hari ini, devisa dari hasil TKI saja lebih besar dari hasil pajak tambang. Kemana hasil tambang kita yang kaya raya itu?
- Kalau pemerintah ini paham Pancasila. Tidak akan pernah terjadi pelecehan terhadap ulama, simbol agama, bahkan menghapuskan secara sepihak mata pelajaran dan buku agama. Karena, tujuan tertinggi dari pendidikan nasional kita adalah melahirkan generasi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bukan jadi budak Cina komunis.
- Kalau pemerintah hari ini paham Pancasila. Neo PKI dan liberalisme tak akan bisa hidup di Indonesia. Karena komunisme dan liberalisme akan mati selagi di Indonesia masih menjalankan Pancasila yang murni dan konsekuen.
- Kalau pemerintah hari ini paham Pancasila, derah akan maju. Para raja nusantara terjaga eksistensinya. Kehidupan sosial masyarakat harmonis. Keadilan hukum akan tegak. Rakyat akan tenang beribadah, mencari nafkah, dan jiwa nasionalismenya tumbuh terbangun. Bukan malah disibukkan dengan komentar ngawur dan prilaku para pejabat pemerintahannya yang kadang lancang masuk mengobok-obok kehidupan privasi rakyatnya.
- Kalau pemerintah hari ini paham Pancasila. Maka Indonesia akan berdaulat. Pemerintahan Indonesia akan berwibawa baik di mata rakyat maupun dunia internasional. Tak ada yang berani intervensi dan ganggu Indonesia. Pengaruh Indonesia akan kuat dan berguna bagi kepentingan nasional.
***
Begitulah sejatinya pemahaman Pancasila. Bukan hanya dijadikan symbol dan pemanis ucapan di bibir saja. Pancasila adalah identitas kehormatan, rumusan bernegara, konsensus bersama para pendiri bangsa agar Indonesia maju berdaulat adil dan makmur.
Pancasila adalah cara pandang hidup bangsa Indonesia. Dimana Pancasila juga adalah sumber hukum tertinggi dalam konteks bernegara Indonesia.
Karena Pancasila itu adalah kristalisasi norma kebaikan yang lahir dari rahim budaya luhur bangsa Indonesia. Dimana agama sebagai sumber dari segala sumber kebaikan itu.
Kalau Indonesia ingin makmur dan sejahtera, yang utama dulu memahami dan mengimplementasikannya adalah pemerintah. Tapi kalau rakyat susah, negara kacau, maka Pemerintah tidak paham Pancasila. Ada yang salah pada pemerintah.
Jadi Pancasila itu wajib utamanya dipahami dan dijalankan oleh pemerintah terlebih dahulu. Bukan dibalik, Pancasila dijadikan untuk alat memukul rakyat. Pancasila dijadikan topeng untuk menyakiti kehidupan rakyat dalam agenda menutupi kebusukan pemerintah.
Rakyat tak paham Pancasila lebih sedikit mudharatnya, dari pada kalau pemerintah yang tidak paham Pancasila tapi sok paling Pancasila.
Kalau pemerintah yang tidak paham Pancasila maka akan hancur bangsa ini menjadi negara otoriter dan budak asing-aseng kekuatan global.
Indonesia tanpa Pancasila, maka Indonesia yang berdaulat, adil dan makmur akan punah dan sirna. Bisa berubah menjadi IndoChina. Hati-hati dan waspada. (*)
Batam, 29 Juli 2020