TAJDID.ID-Medan|| Sejak pandemik wabah Covid-19 melanda dunia, termasuk Indonesia beberapa bulan terakhir ini, sering sekali kita mendengar kata-kata himbauan bijak agar jangan takut dan panik terhadap Corona. Alasannya, karena katanya “rasa takut” dapat menurunkan sistem imun tubuh. Benarkah adagium itu ?
Seorang psikiater muda di Rumah Sakit Siloam dan Rumah Sakit Vania Bogor, dr Jiemi Ardian dengan cerdas dan lugas membantah hal tersebut.
Lewat akun twitternya (@jiemiardian) dokter ganteng ini menyampaikan sebuah threading yang berisi untaian tweet (utas) mengklarifikasi adagium “rasa takut menurunkan sistem imun” tersebut.
Berikut threading yang ia posting pada Jum’at (17/4/2020):
Katanya “rasa takut menurunkan sistem imun”.
Kalimat di atas hanya separuh benar. Dalam penelitian oleh Segerstrom dkk ‘worry affects the immune respone to phonic fear’ yang diterbitkan dalam jurnal ‘Brain, Behavior and Immunity’ ditemukan bahwa ada peningkatan NK (natural killer) cell – salah satu sel darah putih yang memerangi infeksi- dalam peredaran darah pada kelompok orang yang cemas secara normal.
Berbeda cerita pada kelompok yang kecemasan dan rasa takutnya intens, baru ditemukan NK Cell menurun. Apa artinya?”
Kecemasan dibutuhkan oleh tubuh. Misal, situasi COVID-19 malah terlalu berpikir positif, itu justru berbahaya.
Kita butuh kecemasan pada dosis dalam durasi yang sesuai untuk tubuh kita bekerja dengan baik. Jangan malah mengecilkan COVID dengan dalil untuk menghilangkan rasa takut.
Apalagi menggunakan misinformasi untuk “berpikir positif”.
Kita lebih butuh berpikir realistik, tidak positif tidak negatif. Berusaha menyebarkan pikiran positif pada kondisi yang tidak sesuai, malah terasa seperti “denial”. Positif palsu terdengar menyakitkan bagi yang terdampak.
Kalau kamu cemas dan takut saat ini, itu wajar. Ga usah merasa bersalah karena tidak merasa positif saat ini.
Gak perlu takut dengan “sistem imun terganggu”, selama kecemasan dan takutmu masih dalam tahap wajar.
Mari sebar harapan, tapi jangan mengecilkan penderitaan.