• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Selasa, Juli 15, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Nalar dan Wawasan

Tanggapan Terhadap Pernyataan Sikap 11 Organisasi Kepemudaan Lintas Agama

M. Risfan Sihaloho by M. Risfan Sihaloho
2020/03/05
in Ulasan
0
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

 

Oleh: Shohibul Anshor Siregar, Dosen FISIP UMSU, Koordinator Umum n’BASIS

 


Saya membaca beberapa judul berita yang bersumber dari satu even, lalu mencari sumber-sumber lain untuk mengkonfirmasi. Bertemulah dengan naskah ini pada sebuah akun WAG bernama “Institut Revolusi Mental”. Agaknya perlu kita baca perlahan sebelum mendiskusikannya.

***

Pernyataan Sikap Sebelas Organisasi Kepemudaan Lintas Agama

GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Katolik, Peradah, Gemabudhi, Gema Mathla’ul Anwar, Gemaku, IPTI, Gemapakti, Pemuda Nahdlatul Wathan, dan GAMKI

Melihat berbagai persoalan intoleransi yang terjadi beberapa waktu ini di dalam maupun luar negeri, antara lain persoalan pelarangan pembangunan rumah ibadah di Karimun dan Minahasa Utara, serta konflik antar agama di India, kami, Sebelas Organisasi Kepemudaan Lintas Agama antara lain GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Katolik, Peradah, Gemabudhi, Gema Mathla’ul Anwar, Gemaku, IPTI, Gemapakti, Pemuda Nahdlatul Wathan, dan GAMKI menyampaikan sikap sebagai berikut:

 

  1. Menyatakan keprihatinan atas konflik antar agama yang terjadi di India yang telah menelan korban puluhan jiwa. Meminta Pemerintah India untuk tidak membuat kebijakan diskriminatif yang dapat menyebabkan perpecahan di tengah masyarakat.
  2. Mengajak pemimpin, negara, dan masyarakat dunia untuk berkomitmen menjadikan bumi sebagai rumah bersama bagi setiap agama, etnis, suku, dan golongan. Kita harus bekerjasama membangun budaya toleransi dan inklusif, menghentikan peperangan dan konflik yang menyebabkan pertumpahan darah.
  3. Menghimbau masyarakat Indonesia untuk tidak terprovokasi dengan persoalan konflik antar agama yang terjadi di India dan tetap menjalin silaturahmi di antara masyarakat yang berbeda suku, agama, etnis, dan golongan. Pemerintah Indonesia harus selalu bersikap adil dan berdiri di atas semua golongan untuk menjaga kerukunan dan kedamaian bangsa.
  4. Mendukung Pemerintah Indonesia dan aparat penegak hukum untuk melakukan pendekatan persuasif kepada kelompok-kelompok intoleran dan jika diperlukan melakukan tindakan tegas apabila ada yang berusaha menyebarkan ujaran kebencian, memprovokasi, serta mengganggu kebebasan beribadah dan kerukunan antar umat beragama di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk.
  5. Mengajak semua Anggota dan Pengurus GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Katolik, Peradah, Gemabudhi, Gema Mathla’ul Anwar, Gemaku, IPTI, Gemapakti, Pemuda Nahdlatul Wathan, GAMKI, dan organisasi kepemudaan lainnya di pusat maupun daerah untuk menjalin persaudaraan, saling berkoordinasi dan bekerjasama dalam mencegah terjadinya konflik, mendorong koeksistensi, serta menjaga kebebasan beribadah dan kerukunan bagi setiap pemeluk agama di Indonesia.

Demikian pernyataan sikap ini kami sampaikan.

Jakarta, 4 Maret 2020

Kami yang bertandatangan di bawah ini : Organisasi Kepemudaan Lintas Agama
Ketua Umum PP GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Sunanto
Ketua Umum PP Pemuda Katolik, Karolin Margaret Natasa
Ketua Umum DPN Peradah, I Gede Ariawan
Ketua Umum DPP Gemabudhi, Bambang Patijaya
Ketua Umum DPP Gema Mathla’ul Anwar, Ahmad Nawawi
Ketua Umum PP Gemaku, Kris Tan
Ketua Umum DPP IPTI, Ardy Susanto
Ketua Umum DPP Gemapakti, Asmat Susanto
Ketua Umum PP Pemuda Nahdlatul Wathan, Muhammad Halqi
Ketua Umum DPP GAMKI, Willem Wandik

***

Tak habis pikir dengan isi pernyataan ini. Mereka memang mengutuk brutalitas intoleransi terhadap umat Islam di India yang terjadi akhir-akhir ini sebagaimana diterakan pada butir pertama sebagai berikut:

“Menyatakan keprihatinan atas konflik antar agama yang terjadi di India yang telah menelan korban puluhan jiwa. Meminta Pemerintah India untuk tidak membuat kebijakan diskriminatif yang dapat menyebabkan perpecahan di tengah masyarakat”.

Tetapi perhatikan secara cermat kalimat di atas. Kejadian di India bukan sekadar konflik horisontal antar umat beragama. Bahwa selain bersifat asimetris, konflik yang berupa penindasan terhadap umat Islam di India tak mungkin tak dipicu oleh kebijakan negara yang telah melahirkan regulasi yang mendiskriminasi umat Islam. Aneh, para pemuda ini malah sama sekali tak ingin bertegas-tegas agar India mencabut regulasi yang mendiskriminasi umat Islam itu untuk seterusnya menghentikan semua kebijakan yang bersumber darinya.

Dalam setiap narasi pernyataan sikap selalu ada yang disebut sebagai konsideransi yang umumnya didasarkan pada pertimbangan filosofis dan nilai-nilai ideal lainnya. Tetapi baca ulanglah, bahwa sebelum tiba pada pernyatan butir pertama di atas itu mereka dengan tanpa nurani lebih memilih mengedepankan kutukan terhadap Indonesia seolah mempersamakan kondisi di tanah air dengan di India dengan ungkapan sebagai berikut:

“Melihat berbagai persoalan intoleransi yang terjadi beberapa waktu ini di dalam maupun luar negeri, antara lain persoalan pelarangan pembangunan rumah ibadah di Karimun dan Minahasa Utara, serta konflik antar agama di India…..”

Jika diikuti pemberitaan soal pelarangan pembangunan rumah ibadah di Karimun, sangat berbeda jauh dengan brutalitas yang terjadi atas mushalla di Minahasa Utara. Tetapi mereka, selain mempersamakannya, juga menjadikan keduanya sebagai kasus banding untuk seolah mempersamakannya dengan brutalitas atas muslim India.

Secara psikologis mereka, para penandatangan pernyataan ini, yang mewakili organisasi Islam, seakan telah menerima dengan tulus ihlas dan penuh keadaran bahwa sebetulnya terlalu jauh memperkarakan kejadian di India dengan alasan bahwa di dalam negeri saja juga terjadi konflik. Nada pernyataan itu jelas tak hanya bertujuan untuk proporsionalitas sikap atas penindasan muslim India, namun juga dimaksudkan untuk menekan secara psikologis dan politis.

Segera saja terlihat tujuan utama pernyataan ini menyusul. Perhatikan keseluruhan kalimat pada butir 3, 4 dan 5. Jika para pemuda Islam penandatangan surat pernyataan ini menganggap seluruh kalimat butir 3, 4 dan 5 sebagai urgensi kebangsaan, maka ingatlah bahwa semua tuduhan intoleransi selama ini di Indonesia hanyalah untuk memojokkan umat Islam.

Tentulah nada ancaman pada butir ke 4 tidak main-main. Mohon baca ulang.

***

Beberapa hari lalu reaksi kelompok-kelompok Islam memang melakukan unjuk rasa, termasuk di Medan dengan sasaran Konsulat Jenderal India. Tetapi umat Islam di Indonesia tidak perlu dibayangkan akan melakukan hal-hal tak masuk akal, misalnya menginventarisasi dan mencari orang Hindu atau etnis India untuk dijadikan sasaran pembalasan. Itu tak akan pernah terjadi sama sekali.

Solidaritas umat Islam Indonesia yang semakin kokoh dengan kejadian-kejadian memilukan di bebagai belahan dunia dan di tanah air sendiri memang dipastikan akan memperkokoh ukhuwah. Tampaknya kanalisasi yang menangkal konsolidasi perkuatan ukhuwah inilah yang menjadi tujuan utama pernyataan ini.

Mungkin saja benar, bahwa hanya penandatangan dari kalangan Islamlah yang tak menyadari betapa lemahnya legitimasi pemerintahan saat ini terutama dengan berbagai problematika politik, sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain yang susul menyusul. (*)

Tags: Indiaorganisasi kepemudaanpernyataan sikap
Previous Post

Arab Saudi Umumkan Moratorium Umroh Selama 1 Tahun

Next Post

Perebutkan Piala Rektor UMSU, RMCC Anti Human Trafficking Resmi Digelar

Related Posts

Diduga Hina Nabi Muhammad SAW, Politisi Nasionalis Hindu India Ditangkap

Diduga Hina Nabi Muhammad SAW, Politisi Nasionalis Hindu India Ditangkap

23 Agustus 2022
168
Jadi Sorotan di Tengah Lonjakan Covid-19, 12 Menteri India Putuskan Mengundurkan Diri

Jadi Sorotan di Tengah Lonjakan Covid-19, 12 Menteri India Putuskan Mengundurkan Diri

7 Juli 2021
210
India Batalkan Haji 2020, Uang Jamaah Dikembalikan 100 Persen

India Batalkan Haji 2020, Uang Jamaah Dikembalikan 100 Persen

6 Juni 2020
486

Anti Muslim, Pengesahan UU Kewarganegaraan India Menuai Protes

16 Desember 2019
190
Next Post
Perebutkan Piala Rektor UMSU, RMCC Anti Human Trafficking Resmi Digelar

Perebutkan Piala Rektor UMSU, RMCC Anti Human Trafficking Resmi Digelar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In