• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Senin, Juli 7, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Paradigma Baru Budaya Angkola

(Menguatkan Mentalitas Belajar Keras dan Bekerja Keras Membangun Tapanuli Selatan)

M. Risfan Sihaloho by M. Risfan Sihaloho
2020/02/06
in Opini
0
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

 

 

 

 

Oleh: Suheri Harahap SAg MSi, Putra Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan


Menguatkan budaya Angkola sebagai identitas sosial (social identity) ditengah gelombang kemajuan teknologi dan informatika  yang membentuk ideologi baru masyarakat dunia maya (cyber community) dan post cultural (pasca identitas kultural) adalah suatu yang amat penting dan mendesak dilakukan.  Kita sangat khawatir, kecenderungan  perubahan itu semakin menggerus dan meruntuhkan pandangan ideologis-kultural masyarakat Angkola.

Ketidaksigapan  budaya Angkola dalam menyikapi dan menyiasati laju perubahan dari luar membuat masyarakatnya mengalami pergeseran mentalitas dan pola pikir menjadi pragmatistik, identitas jadi semu dan tak mengakar serta timbulnya ketinggalan budaya (cultural lag). Dan faktanya, akselarasi perubahan sosial yang terjadi selama ini justru semakin menjauhkan identitas sebagai kekuatan positif melawan kondisi sosial, ekonomi dan politik di Tapanuli Selatan,  Bumi Dalihan Na Tolu.

Lantas, sebenarnya apa yang menyebabkan lemahnya identitas sebuah masyarakat adat? Dan keasadaran apa yang bisa menguatkan kembali munculnya gelombang perlawanan identitas yang terpinggirkan di arena politik dan ekonomi masyarakat adat Angkola Sipirok saat ini?

Penulis melihat, tentunya sudah menjadi tanggungjawab dan  tugas bersama untuk terus menerus menanamkan nilai-nilai budaya Angkola dikalangan generasi muda. Dan ditengah kekhawatiran yang melanda, kiranya kita bisa berbangga  masih ada tokoh adat yang membuat kegiatan lomba makkobar, lomba manortor, lomba lagu Angkola Tapsel, dan sebagainya.

Selain itu, mungkin perlulah kurukulum pendidikan memuat kembali budaya Angkola dan bahasa daerah. Mari hilangkan kebiasaan “umbahat kombur di lopo, minum tes manis martamba, marutang, dung matobang manyosal”.

Membangkitkan kembali identitas budaya Angkola sebagai kekuatan politik merebut kekuasaan adalah sebuah bentuk kesadaran baru dan keniscayaan  yang mungkin bisa membawa secerca harapan akan perubahan di masa depan, terlebih jika dikaitkan dengan konstruksi atas kondisi saat ini, dimana telah terjadi pelemahan dan pemanfaatan kekuatan masyarakat adat sebagai alat kekuasaan semata (kooptasi politik praktis).

Inilah dasar awal untuk mengubah mindset dan cara pandang sebagai paradigma baru masyarakat adat Angkola-Sipirok untuk bersatu.

Disamping itu, terdapat juga semacam bentuk keterpecahan jiwa (split personality)  raja-raja adat di desa-desa (Raja Pamusuk) yang melihat pembangunan (dana desa, APBN,  APBD, CSR dan lainnya) –yang seharusnya diperuntukkan untuk peningkatan perekonomian rakyat–  masih sebatas kemajuan retorik yang dipasang untuk sebuah pencitraan dan alasan untuk merebut penghargaan dan kepentingan kelompok. Dengan kata lain, belum mampu menguatkan hal yang mendasar sebagai hak hidup warga masyarakat adat yang dicita-citakan.

Saatnya lahir sebuah kesadaran baru masyarakat adat Angkola Sipirok yang progresif dan humanis, yang berjuang demi mengentaskan ketertinggalan, kemiskinan, kebodohan serta mentalitas yang  lemah secara ekonomi dan rendah secara politik. Sebab kebijakan publik (public policy) yang dibuat selama 10 tahun terakhir akan terjawab oleh masyarakat adat itu sendiri sebagai pilar yang menjaga kedaulatan tanah air, tanah tumpah darah pejuang seperti sejarah Benteng Huraba, daerah Tapanuli Selatan yang kuat secara agama dan budaya.

Perubahan sikap mental masyarakat Tapsel harus dimulai dengan bekerja keras bagi pelajar dan mahasiswa. Mereka harus memiliki etos belajar yang  keras seperti Kinjiro di Jepang, dimana orang tuanya miskin tidak mampu membeli minyak tanah untuk penerangan belajar di malam hari,  sehingga Kinjiro terpaksa mencari kayu dihutan untuk dijual sambil tetap bawa buku untuk dibaca sambil belajar, sehingga akhirnya  dia menjadi orang yang berhasil. Muda-mudahan kisah Kinjiro itu bisa menginspirasi masyarakat Tapsel untuk menyongsong masa depan yang lebih maju dan bermartabat.

Apa yang bisa mempersatukan kita sebagai bangsa dan daerah sekarang ini adalah nilai-nilai Pancasila dan adat budaya Dalihan Na Tolu.  Akan tetapi pada saat yang sama muncul juga kegelisahan masyarakat adat atas kejanggalan terhadap pengelolaan pemerintahan, SDM, SDA, dan kondisi rapuhnya ekonomi masyarakat dan tak mampu berbuat apa-apa.  Ditambah lambatnya kehadiran pemerintahan daerah dalam pengelolaan konflik horizontal dan vertikal seperti yang dirasakan masyarakat adat dengan investor tambang emas, PLTA dan perkebunan ANZ, MIR, maupun etnis pendatang seperti suku Nias terkait pengelolaan hutan lindung dll.

Paradigma baru ini harus kita wujudkan secara bersama-sama seluruh stakeholder, pemangku kepentingan untuk lahirnya konsensus baru Tapanuli Selatan dengan menguatkan kemajuan pendidikan yang berbasis sosial budaya demi mempertahankan  keberlanjutan sebuah generasi Angkola.

“Program 1 KK 1 sarjana, 1 desa 1 master dan doktor” adalah gagasan cemerlang dan realistik yang layak kita agendakan kedepan. Cita-cita dan impian mulia itu tentu bisa kita realisasikan dengan langkah-langkah konkrit, seperti menggalakkan program beasiswa S1, S2 dan S3 bagi putra-putri Tapsel. Kelak, mereka inilah yang mengisi bidan desa, kepala desa, pusat kesehatan desa, rumah sakit, sekolah, partai politik, birokrasi, pedagang, pengusaha muda, buruh profesional tambang dan perkebunan di Kabupaten Tapanuli Selatan yang kita cintai.

Kita harus mencontoh Negara-negara lain, seperti  Jepang,  Cina, Malaysia dan sebagainya  yang kuat agama dan budayanya.  Ada semboyan Jepang misalnya tentang belajar bagi pelajar dan mahasiswa “belajar keras diterima bukan sebagai beban tetapi dinikmati sebagai pengabdian”.

Jadi kita harus lebih keras di semua  kehidupan. Belajar keras bagi pelajar, mahasiswa, kerja keras bagi petani sawah, karet (pangguris), petani aren (paragat), buruh pabrik, peternak ikan, bebek, sapi, guru  (negeri/swasta) dan seluruh warga daerah di pelosok desa. Desa kita adalah ‘Banua Nasonang” . Jika kita tak punya ilmu, maka pandangan tentang alam seperti mitos. Dengan ilmu alam di eksploitasi untuk keperluan manusia, dengan agama alam akan terjaga agar manusia tidak sombong dan rakus.

Generasi Angkola (naposo/nauli bulung) jangan lagi jadi penonton saja,  apalagi di bumi napa-napa ni sibual-buali dan lubuk raya. Cerita masa lalu bukan hanya ungkapan indah, tapi motivasi kuat bagi kita hari ini. Mari bersatu menuju kebangkitan Tapsel, Marsipature Hutana Be dohot Marsipature Ate-Ate Na Be ( hilangkan sifat gut-gut (iri dan dengki), serta bangun visi bersama kita maju dan kuat. Wassalam, Horas! (*)

Tags: Angkolasuheri harahapTapanuli Selatan
Previous Post

FISIP UMSU Teken MoU dengan 5 Media Online dan Gelar Seminar Ilmiah

Next Post

Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

Related Posts

UMSU dan Pemkab Tapsel Jalin Kerjasama

UMSU dan Pemkab Tapsel Jalin Kerjasama

27 September 2023
205

Pilkada Tapsel 2020, Mungkinkah Harahap Bersatu?

1 Agustus 2020
301

Kebangkitan Etnis Angkola dalam Pilkada Tapsel 2020

26 Juli 2020
536

Mari Tingkatkan Kepedulian Terhadap Anak dan Perempuan Miskin di Tapanuli Selatan

2 Maret 2020
162

Filsafat Politik Masyarakat Tapsel

24 Februari 2020
271

Revolusi Mental Pemuda Desa di Tapanuli Selatan

14 Februari 2020
282
Next Post
Said Didu: Menurut Aturan BPJS Kesehatan Tidak Boleh Ngutang

Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In