TAJDID.ID || National Observatory of Islamophobia baru-baru ini melaporkan, bahwa serangan Islamofobia di Prancis naik 54% sepanjang tahun 2019.
Dalam sebuah pernyataan tertulis, National Observatory of Islamophobia Abdallah Zekri mengatakan ada 100 serangan terhadap Muslim di Perancis pada 2018 dan ini meningkat menjadi 154 pada 2019.
“Serangan itu sebagian besar terjadi di daerah Ile-de-France, Rhones-Alpes dan Paca di negara itu,” ungkap Zekri, dikutip dari situs The Muslim News., Senin (3/2/2020)
Dia menegaskan, tidak ada hubungan antara Islam dan terorisme, karena itu seharusnya Muslim di Perancis harus dapat jaminan dalam mempraktikkan agama mereka secara bebas seperti anggota agama lain.
Misalnya, pada November tahun lalu, di Bayonne, seorang pria berusia 84 tahun berusaha membakar sebuah masjid. Ketika dua pejalan kaki mencoba menghentikannya, dia menembak dan melukai keduanya.
“Namun, umat Islam di Prancis tidak mendapat dukungan dari Pemerintah. Justru sebaliknya mereka dijelekkan dengan dituduh sebagai ekstrimis,” kata zekri.
Pada saat yang sama ketika serangan masjid terjadi, Presiden Emmanuel Macron bertemu dengan para pemimpin Muslim di Istana Elysee. Alih-alih membahas peningkatan Islamofobia di Prancis dan serangan terhadap Muslim, Macron mengatakan kepada Muslim untuk memerangi ekstremisme agama di komunitas mereka.
Diketahui, Prancis memiliki populasi Muslim terbesar di Eropa sekitar lima juta, sebagian besar dari Afrika Utara. (*)