TAJDID.ID || Jurnalis Palestina Muath Amarneh menjadi korban kebiadaban tentara zionis Israil. Ia kehilangan mata kirinya karena ditembak saat meliput aksi serangan brutal tentara agresor Israel terhadap warga Palestina di Kota Surif, di Barat laut Hebron, Jum’at (15/11/2019)
Waktu itu, warga Palestina turun ke jalan menggelar aksi damai untuk mempertahankan tanah kota tersebut dari upaya penjajah Israel yang ingin merebut tanah kota. Saat itulah salah seorang serdadu Israel membidik Amarneh tepat di matanya, sehingga pecahan peluru bersarang di mata kirinya.
Atas insiden itu, Amarneh dilarikan ke rumah sakit dengan rompi pers yang dia kenakan dan dalam kondisi berlumuran darah.
Setelah dilakukan pemeriksaan medis, diketahui bahwa dia harus kehilangan mata kirinya untuk selamanya. Para dokter mengatakan bahwa pecahan peluru telah bersarang di mata kirinya berjarak 3 mm dari otak dan bila dilakukan pembersihan akan berdampak langsung pada mata yang satunya.
Amarneh adalah jurnalis foto berusia 35 ini berasal dari kamp pengungsi Dheisheh, yang terletak di selatan Betlehem, wilayah selatan Tepi Barat. Dia bekerja untuk sejumlah media lokal. Dia adalah orang pertama yang mendokumentasikan pembunuhan berdarah dingin yang dilakukan para serdadu penjajah Israel terhadap pemuda Palestina Omar Badawi di Hebron, beberapa hari yang lalu.
“Sebelum konfrontasi dimulai dan ketika kami menuju Surif, tentara penjajah Israel menghentikan saya, melecehkan dan memprovokasi saya. Mereka menahan kendaraan saya beberapa saat sebelum mereka mengembalikannya kepada saya. Meskipun kartu pers saya tunjukkan kepada mereka, akan tetapi mereka tidak peduli. Mereka sengaja memperlambat saya untuk sampai ke lokasi aksi,” tuturnya.
Menurut kesaksian para wartawan yang berada di lapangan pada saat kejadian, ketika tentara Israel menembak Muath Amarneh, salah seorang rekan jurnalis, Raed Syarif mengatakan, “Saat itu saya dekat dengan Muath Amarneh, untuk meliput konfrontasi yang terjadi di daerah Qurainat dari wilayah Surif. Saya melihat seorang penembak jitu di lapangan. Posisi kami jauh dari lokasi konfrontasi, Tiba-tiba saya mendengar suara Muath berteriak bahwa dia terluka. Wajahnya berlumuran darah.”
Para aktivis dan jurnalis, baik dai Palestina maupun Arab, meluncurkan kampanye di dunia maya dan dunia nyata, untuk mendukung dan memberikan solidaritas bagi jurnalis Palestina Muath Amarneh, setelah dia kehilangan matanya, karena ditembak oleh serdadu Israel.
Para peserta kampanye di situs jejaring sosial dengan mempos berbagai konten, sebagaimana dipantau oleh Al-Markaz Al-Filistini Lil I’lam (The Palestinian Information Center), yang memuat foto-foto mereka sedang menutup salah salah satu mata mereka dengan tangan, atau dengan perban putih, seperti yang terlihat pada kondisi jurnalis Muath Amarneh. (*)