TAJDID.ID || “Mata kebenaran tidak akan pernah dibutakan”. Demikian bunyi poster para pengunjuk rasa yang merupakan sebagian besar dari para jurnalis Palestina. Mereka mengenakan penutup mata untuk mengecam cederanya seorang rekan sesama jurnalis di Tepi Barat yang diduduki.
Dialah Muath Amarneh, pada Jumat (15/11/2019) pria malang itu harus kehilangan mata kirinya akibat ditembak tentara Zionis Israel saat sedang meliput aksi bentrokan antara militer Israel melawan para pemuda Palestina di Khalil, Tepi Barat, Palestina.
Amarneh yang sedang dirawat di Rumah Sakit Hadassah di Yerusalem, mengatakan ia agak jauh dari para pengunjuk rasa ketika ia dihantam oleh tembakan Israel.
“Setelah bentrokan dimulai, saya berdiri di samping mengenakan jaket antipeluru dengan tanda pers dan helm,” kata kameramen lepas tersebut, Ahad (17/11/2019).
“Tiba-tiba saya merasakan sesuatu mengenai mata saya, saya pikir itu adalah peluru karet atau batu. Saya meletakkan tangan saya di mataku dan tidak menemukan apa pun,” tuturnya.
“Aku tidak bisa melihat dan mataku benar-benar hilang,” kata Amarneh.
Sementara dokter di rumah sakit memberi tahu Amarneh bahwa ada sepotong logam, sekitar 2 sentimeter panjangnya, menusuk mata dan menetap di belakangnya di dekat otak.
Sepupu Amarneh, Tareq, menemaninya di rumah sakit, mengatakan para dokter berencana untuk mengekstraksi logam tetapi mengubah pikiran mereka setelah mengetahui bahwa mereka juga dapat merusak mata kanan atau bahkan memicu pendarahan di otak.
Amarneh, yang berasal dari kamp pengungsi Dheisheh dekat Betlehem, mengklaim bahwa ia menjadi sasaran wartawan.
“Ada target jurnalis yang tidak wajar dan buruk,” kata ayah dua anak itu.
Diketahui, Amarneh berada di sebuah rumah sakit Israel sejak matanya terluka. Puluhan jurnalis Palestina pun berdemonstrasi pada Ahad (17/11/2019) memprotes dengan satu mata tertutup atas nama solidaritas.
Sejak insiden itu, wartawan Palestina telah melancarkan kampanye, dengan protes di beberapa kota di Tepi Barat. Di kota Tulkarem, sekitar 250 jurnalis ikut serta dalam aksi solidaritas. (*)