TAJDID.ID-Semarang || Hampir 50 ribu jamaah menghadiri acara “Jawa Tengah Bermunajat 2019” yang digelar di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Semarang pada Sabtu (26/10) malam. Kegiatan yang dihadiri Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir sekaligus dirangkai dengan Pembukaan OlympicAD 2019.
Dalam tausyiahnya Haedar menyampaikan, bahwa munajat bermakna sebagai doa sepenuh hati kepada Allah SWTuntuk mengharapkan keridhaan, bantuan, dan ampunan-Nya.
“Munajat bermakna ketundukan hanya kepada Allah SWT dan mengimplemaentasikan dalam kehidupan. Mempertautkan hambumminallah dengan setulus-tulusnya. Apapun yang Allah berikan, kita syukuri,” ujar Haedar.
Bahkan, tutur Haedar, Kiai Ahmad Dahlan ketika akan memberi nama organisasi ini (Muhammadiyah-red), beliau bermunajat kepada Allah SWT.
“Nama Muhammadiyah diambil setelah mendapatkan petunjuk dari QS Ali Imran 104 dan 110 yang sumber inspirasi Kiai Dahlan,” jelas Haedar.
Menurut Haedar, warga Muhammadiyah berperan sebagai pelaku dakwah dan tajdid. Menjadi khairu ummah.” Ayat ini dalam tafsir Ibnu Kasir, kata Haedar, berbicara tentang umat Nabi Muhammad.
“Salah satu cirinya itu ummatan wasathan dan syuhada alannas,” sebutnya.
Dari spirit tersebut, lanjut Haedar, lahirlah seluruh amal usaha Muhammadiyah di seluruh penjuru, 107 tahun Muhammadiyah merupakan bentuk penerjemahan ummatan wasathan. Beragama secara tengahan dan menggembirakan, tidak ekstrim kiri dan kanan.
Haedar juga mengapresiasi acara yang digelar PWM Jawa Tengah kali ini memiliki makna mendalam, dan jangan berhenti di sini.
“Munajat kita ditunjukkan dengan amaliah kita untuk terus memajukan dan mencerahkan Indonesia dengan tindakan nyata,” tuturnya.
Tampak hadir dalam acara tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wakil Gubernur Taj Yasin, Ketua PWM Jateng Tafsir, Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah Baedhowi, dan jajaran Pimpinan Amal Usaha Muhammadiyah Jawa tengah. (*)
Sumber: Muhammadiyah.or.id