TAJDID.ID~Medan || Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Haidar Nashir MSi melakukan peresmian pembangun gedung Muktamar ke 49 Muhammadiyah dan Aisyiyah Tahun 2027, di lokasi Desa Sentis Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Sumatera Utara, Sabtu ( 22/ 12). Prosesi peresmian dimulainya pembangunan gedung Muktamar itu ditandai dengan penekanan tombol sirine.
Di lokasi yang diproyeksikan sebagai kampus IV UMSU itu akan dibangun gedung kembar fasilitas utama pendukung Muktamar ke-49, yakni ‘Auditorium Berkemajuan’ dan ‘Sport Hall Walidah’
Tampak hadir pada acara itu Wamen Dikdasmen Dr. Fajar Rizal Ulhaq, MA, unsur Pimpinan Pusat PP Muhammadiyah, seperti Prof. Dadang Khahmad, Dr. Saad Ibrahim, Dr. Agung Danarto, Dr. Agus Taufiqurrohman. M.Kes, Prof. Dr Hilman Latif, Ketua PP Aisyiyah Dr. Salmah Orbayinah, Noordjannah Djohantini, Rektor UMY Prof Gunawan Budianto, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Ir. Abdul Haris Lubis, M.Si, Pj Bupati Deli Serdang Ir Wiriya Alrahman MM.
Hadir juga Ketua PWM Sumut Prof. Dr. Hasyimsyah Nasution MA, Ketua PW Aisyiyah Sumut Dr. Nur Rahmah Amini dan Ketua PD Muhammadiyah se Sumatera Utara.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir pada sambutannya mengatakan rasa syukurnya atas dimulainya pembangunan kampus terpadu UMSU yang juga akan menjadi arena Muktamar ke-49 Muhammadiyah dan Aisyiyah Tahun 2027.
Menurut Haedar, dengan semangat yang menumbuhkan kegembiraan juga harus memperlihat tangungjawab.
“Muktamar adalah matarantai dari pergulatan Muhammadiyah yang memiliki semangat mewujudkan Islam berkemajuan,” katanya.
Diketahui, nama gedung kembar ‘Auditorium Berkemajuan’ dan ‘Sport Hall Walidah’ diberi langsung oleh Haedar Nashir. Beliau mengungkapkan pemilihan nama gedung kembar itu adalah gambaran dari spirit berkemajuan Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Selain itu, Haedar berharap pembangunan ini juga akan bedampak positif dan memberikan manfaat untuk peningkatan ekonomi masyarakat.
“Begitu juga ada kampus, kampus itu kan dampaknya dua, satu langsung mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadi, masyarakat di mana pun jangan merasa terancam kalau ada kampus baru karena jangka panjangnya kampus itu mencerdaskan kehidupan bangsa. Kalau bangsa kita tidak maju di pendidikan, kita akan ketinggalan,” kata Haedar.
Dampak kedua adalah terhadap ekonomi masyarakat. Menurutnya, pembangunan setiap kampus juga akan membuat ekonomi di sekitarnya meningkat.
Dalam kesempatan itu, Haedar juga menekankan ada sejumlah hal yang menjadi bagian penting yang harus menjadi tugas Muhammadiyah dalam menyikapi persoalan keumatan dan kebangsaan . Peran penting itu adalah membebaskan masyarakat dari kondisi ketertinggalan ekonomi, sosial dan pendidikan.
“Human Capital Indeks Indonesia tergolong rendah termasuk tingkat kecerdasan (IQ) yang muaranya pada masalah pendidikan dan kesehatan. Untuk itu, Muhammadiyah dan Aisyiyah harus berikhtiar untuk melakukan perbaikan guna mewujudkan visi Islam Berkemajuan,” ujarnya.
Sebelumnya, Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani, MAP dalam laporannya mengatakan luas areal kampus terpadu itu sekitar 25 hektare. Di lahan tersebut, nantinya akan dibangun berbagai gedung penunjang kegiatan mahasiswa.
Agussani menyebut di lokasi itu akan dibangun Auditorium Berkemajuan berkapasitas 6.500 pengunjung dan Sport Hall Walidah untuk mendukung gelaran acara Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiah yang akan dilaksanakan pada 2027 nanti. “Direncanakan gedung ini akan selesai pada September 2027,” katanya.
Beliau juga menyampaikan , proses pembangunan akan didampingi oleh Universitas Muhammadiyah Yoqyakarta ( UMY). ”Untuk dana awal pembangunan UMSU, kita sudah menyiapkan dana sebesar Rp 60 miliar,” ujar Prof Agussani yang diamanahkan sebagai Ketua Panitia Penyelenggara Muktamar.
Lebih lanjut Agussani menjelaskan, ‘Auditorium Berkemajuan’ dan ‘Sport Hall Walidah’ yang akan segera dibangun dipersiapkan sebagai arena Muktamar ke 49 Muhammadiyah dan Aisyiyah Tahun 2027. Auditorium Berkemajuan dirancang bisa menampung 6.500 undangan. Sedangkan Sport Hall Walidah yang dipersiapkan jadi arena Muktamar Aisyiyah memiliki kapasitas 2.500 ribu undangan.
Pada kesempatan tersebut juga ditayangkan video 3D tentang desain dua gedung yang akan dibangun. Rancangan desain kedua gedung tersebut mengandung kearifan lokal Sumatera Utara dan menggambarkan kemajuan Muhammadiyah.
Prof Agussani juga mengungkapkan, ada dua pihak yang memberikan lahannya untuk mempermudah akses ke lokasi, yakni PT KIM dan Awi pengusaha real estate di Medan.
Sementara Ketua PW Muhammadiyah Sumatera Utara Prof. Dr. Hasyimsyah Nasution MA dalam sambutannya mengungkapkan, bahwa sesungguhnya Medan pernah jadi lokasi Muktamar (Congres) ke-28 Muhammadiyah pada tahun 1939. Dan setelah 80 tahun pada tahun 2027 kembali Medan dan Sumatera Utara dipercaya sebagai tuan rumah penyelenggaraan Muktamar ke 49.
Prof Hasyimsyah juga menghimbau kepada semua warga Muhammadiyah Sumatera Utara untuk turut berpartisipasi dan berkontribusi menyukseskan pelaksanaan Muktamar ke-49.
Sambutan lain disampaikan Pj. Bupati Deli Serdang Ir. Wiriya Al-Rahman MM, Pj. Gubernur Sumaters Utara yang diwakili Kepala Dinas Pendidikan Sumut, Abdu Haris.
Serangkaian dengan peletakan batu pertama Gedung Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah itu ditandai dengan penyerahan penghargaan oleh PP Muhammadiyah kepad pihak pihak yang banyak memberi kontribusi pada proses pembangunan kampus terpadu UMSU itu.
Kegiatan lain adalah dilakukannya penanaman 100 pohon durian untuk menjadi kawasan yang hijau dan asri. (*)