• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Jumat, Juli 4, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Seberapa Ekstrim Muslim Indonesia?

Shohibul Anshor Siregar by Shohibul Anshor Siregar
2019/07/31
in Opini, Ulasan
0
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Saya tidak begitu tahu bagaimana bisa ada ISIS, Al-qaeda dan gerakan-gerakan berjuluk teror lainnya di Indonesia. Ada pula cerita tentang orang-orang bodoh yang membuat bom dan mati dengan bom itu. Apakah Anda tahu bahwa sekarang orang-orang di Indonesia mulai tahu bahwa sebelum Belanda dan orang Eropa lainnya datang untuk menjajah, pulau-pulau kaya di Nusantara adalah negara-negara Islam yang diperintah oleh para sultan? Itu telah dilenyapkan oleh sejarah. Tetapi itu bukan sebuah alasan bagi mereka untuk tak mengakui Pancasila yang beberapa insti substantifnya telah dihapus untuk prinsip Indonesia satu.

Bagaimana sejarah dapat melupakan bahwa orang Eropa yang menjajah itu juga datang dengan membawa agama yang kelak akan menjadi rival karena dengan kelebihan modal dan teknologi serta jaringan internasionalnya setiap hari mereka mampu menjalankan program pemurtadan di tengah-tengah kemiskinan struktural yang diwarisi dari kekejaman orang Eropa yang merampas martabat mereka?

Sekarang dunia telah menutup mata tentang kemiskinan struktural itu. Undang-undang dasar negara dan sejumlah undang-undang turunannya melegalkan pengabaian kemiskinan besar-besaran (kemiskinan struktural), karena ternyata negara agraris itu telah dengan diam-diam menguasakan 74% dari tanahnya untuk dikendalikan oleh hanya 2% dari kelompok yang mendapat hak istimewa, termasuk karena faktor sejarah pengistimewaan oleh Belanda ketika masih menjajah di sini. Bisakah sebuah persatuan digembar-gemborkan dalam sistem sosial yang menindas?

Saya meragukan apa yang selalu dimaksudkan di balik kata toleransi dan kebebasan beragama di Indonesia, karena sejauh yang saya tahu hal yang sama dilakukan di wilayah-wilayah Timur Tengah seperti dilaporkan oleh Saba Mahmood dalam beberapa hasil kajiannya. Dia sangat yakin bahwa toleransi dan kebebasan beragama dalam kasus yang dia teliti hanyalah upaya untuk melindungi program pemurtadan di tengah-tengah komunitas dan bangsa-bangsa Muslim.

Jika sekarang ada riak-riak kecil yang secara sekelebatan tertangkap oleh mata yang paling terang, ternyata, sayangnya, itu telah dianggap layak disebut sebagai intoleransi dan bahkan ekstrimisme. Semua itu hanyalah akibat, karena siapa pun jangan pernah sekali-kali melupakan pepatah Indonesia “Tidak ada asap tanpa api”.

Secara obyektif menyelidik dan belajar tentang Indonesia menurut saya harus dianggap sebagai bagian integral dari peradaban universal, oleh siapapun, bangsa manapun, dan negara manapun. Mereka harus menghargai revolusi martabat bagi negara-negara eks-jajahan yang, lucunya, sering, jika tidak selalu, dilupakan bahwa dengan cara penjajahan itu pula jelas satu bangsa dinistakan atas nama kesakralan nama Tuhan (yang lain) pula.

Ketika marak pemberitaan pro dan kontra tentang reuni 212, segala macam tuduhan bermunculan. Blow up pemberitaan tentang hasil studi semberono yang memojokkan umat Islam Indonesia dengan mengatakan sejumlah masjid terpapar radikalisme, menjadi bumbu pelengkap yang pahit setelah sejumlah kampus dinyatakan juga terpapar radikalisme.

Apa yang mau dicari dan kemana sebetulnya arah mau dituju? Bangsa ini sudah harus mampu menghitung jaraknya dengan tepi jurang. Tuduhan-tuduhan radikal, tak Pancasilais, sudah harus diakhiri. (*)


Penulis adalah Dosen FISIP UMSU dan Koordinator Umum Pengembangan Basis Sosial Inisiatif & Swadaya (‘nBASIS).

 

Page 3 of 3
Prev123
Tags: muslim indonesiaummat islam
Previous Post

Malik Fajar: Pendidikan Perlu Selalu Disegarkan

Next Post

Tim Pencegahan Pelanggaran HaKI Gelar Kegiatan di Medan

Related Posts

Anwar Abbas Bingung Lihat Langkah Pemerintah Awasi Umat Islam

Anwar Abbas Bingung Lihat Langkah Pemerintah Awasi Umat Islam

1 Desember 2019
314
Jangan Ajari Bebek Berenang

Jangan Ajari Bebek Berenang

27 Juli 2019
522
Next Post

Tim Pencegahan Pelanggaran HaKI Gelar Kegiatan di Medan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In