Oleh: Shohibul Anshor Siregar
Museum ini akan menjadi tempat yang mengabadikan dan mempromosikan warisan intelektual dan budaya HAMKA, yang merupakan seorang tokoh penting dalam sejarah Indonesia.
Haji Abdul Karim Amarullah, atau yang lebih dikenal dengan HAMKA, adalah seorang ulama, sastrawan, dan tokoh nasional Indonesia yang lahir di Minangkabau pada tahun 1908 dan meninggal pada tahun 1981. HAMKA dikenal sebagai seorang pemikir dan penulis yang produktif, dengan karya-karyanya yang mencakup berbagai bidang seperti sastra, sejarah, agama, dan politik. Karyanya yang paling terkenal adalah novel “Tenggelamnya Kapal van der Wijck”. Sebagai tokoh penting dalam sejarah Indonesia, HAMKA layak dihormati dan diabadikan melalui pembangunan museum yang memperkenalkan pemikiran dan warisan budayanya kepada generasi masa depan.
Mengapa perlu museum? Tidak ada orang yang atas nama apapun perlu dikultuskan. Gagasan ini tidak identik dengan itu. Kebutuhan zaman ini untuk mencariulang pelajaran berharga dari tokoh seperti HAMKA, setidaknya ingin dijawab, yakni antara lain mempromosikan pemikiran dan kontribusi HAMKA dalam berbagai bidang kepada masyarakat umum, khususnya generasi muda; melestarikan dan menjaga warisan intelektual dan budaya HAMKA agar tetap relevan dan tersedia untuk dipelajari oleh generasi mendatang; menyediakan pusat penelitian dan studi tentang kehidupan dan karya-karya HAMKA; dan menjadi tempat wisata edukatif yang menarik bagi pengunjung lokal maupun internasional.
Lokasi museum ini dapat ditentukan di mana-mana. Namun memilih lokasi di Medan tak hanya didasarkan pada pertimbangan strategis dari segi aksesibilitas yang baik dan cukup luas untuk menampung bangunan museum serta fasilitas pendukung. Tetapi faktanya HAMKA pernah berada di Medan untuk jangka waktu yang cukup lama dengan karya dan peran strategisnya yang waktu itu berhadapan dengan fsisme Jepang dalam persilangan kepentingan global yang sengit.
Bagaimana desain bangunannya? Merancang bangunan museum yang representatif dan mencerminkan nilai-nilai kejuangan dan estetika serta keunikan HAMKA, akan dengan sendirinya dapat mendeskripsikan secara visual gambaran pemikiran dan sepakterjang perjuangan HAMKA.
Pengumpulan koleksi HAMKA akan berurusan dengan karya-karyanya yang bertebaran di hamper seluruh wilayah dunia Melayu lama. Mengumpulkan, mengidentifikasi, dan mengkatalogkan koleksi artefak, buku, tulisan, dan benda-benda bersejarah terkait HAMKA adalah urusan panjang.
Secara teknis penting merancang bangunan dengan alokasi ruang pameran dan display, fasilitas dan layanan, dan lain-lain. Namun jauh lebih penting iaah kolaborasi untuk menghadirkan tekad membangun peradaban dengan kerjasama yang melibatkan kalangan yang luas, termasuk pembijaksana pemerintahan, Lembaga-Lembaga kebudayaan dan Sejarah, institusi pendidikan, budaya, dan organisasi terkait untuk mengembangkan program didaktika, paedagosi dan amalan yang terkait dengan HAMKA.
Pendirian Museum HAMKA di Medan adalah langkah penting dalam melestarikan dan mempromosikan warisan intelektual dan budaya HAMKA kepada generasi masa depan. Museum ini akan menjadi tempat bagi masyarakat lokal dan internasional untuk belajar, menghargai, dan memahami kontribusi HAMKA dalam perkembangan Indonesia. Dengan perencanaan yang cermat dan dukungan yang kuat dari berbagai pihak, diharapkan museum ini dapat menjadi destinasi wisata edukatif yang berpengaruh di Medan. (*)