• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Rabu, Juli 2, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Pentingnya Wawasan Keagamaan dalam Memilih Pemimpin

Shamsi Ali by Shamsi Ali
2024/01/05
in Islam, Keislaman, Nasional, Opini
0
Shamsi Ali: Ada yang Ingin Memblok Saya Khutbah Jum’at di Masjid PBB

Shamsi Ali.

Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Oleh: Shamsi Ali

Dalam catatan saya terdahulu telah saya sampaikan tiga karakteristik utama pemimpin dalam Islam yang disebutkan dalam Surah As-Sajadah. Ketiganya adalah “yahduuna bi amrinaa” (tertunjuki dengan urusan/petunjuk Kami), “lammaa shobaruu” (memiliki kesabaran), dan “bi aayaatinaa yuuwinuun” (mereka yakin dengan ayat-ayat Kami”.

Sekiranya kita menyimpulkan ketiga karakter itu dalam satu kata maka ketiganya sesungguhnya tersimpulkan dalam kata “religiositas”. Dalam bahasa keseharian agama disebut “tadayyun” atau beragama. Pelaku tadayyun itu dikenal dengan “mutadayyun” atau religious. Sebuah kata yang mencakup keseluruhan karakter keislaman seseorang, baik pada tataran kehidupan pribadi, keluarga, maupun kehidupan jama’ah (social collective).

Kehidupan keagamaan pemimpin dalam perspektif Islam menjadi sangat penting karena pertimbangan politik dalam Islam bukan sekedar berdasar kepentingan pragmatis. Bukan hitung-hitungan apa dan berapa untuk saya dan keluarga atau kelompok. Di atas dari semua itu ada pertimbangan “nilai” (value) yang mendasarinya. Dan kalau kita berbicara tentang value (nilai) maka agama dan kemanusiaan menjadi landasannya.

Baca juga: Pemimpin dan Skill Komunikasi

Kehidupan keagamaan seorang pemimpin ini kita dapat merujukkannya kepada perjalanan panjang Ibrahim AS sebagai pemimpin kemnusiaan (global leadership). Beliau harus melalui perjalanan panjang dan tempaan yang solid hingga pada akhirnya diangkat menjadi pemimpin (اني جاعلك للناس اماما).

Dalam proses menuju kepada posisi “imaamah” (kepemimpinan) Ibrahim AS ditempa sedemikian rupa sehingga solid dalam segala aspek kehidupan beragama. Akidah dan keimanan ditempa sedemikian rupa, dari tantangan/cobaan masa remaja, pemuda, hingga kehidupan keluarganya. Dari ancaman eliminasi (dihabisin) dengan dibakar hidup-hidup, pengusiran dari kampung halaman, hingga ke ujian pengorbanan dengan menyembelih anak satu-satunya.

Setelah semua proses ujian itu dilalui Ibrahim AS para akhirnya menjadi solid dalam kehidupan beragama. Pada aspek ritualnya Ibrahimlah yang diperintah untuk meninggikan fondasi Ka’bah dan mengumumkan (wa azdzin fin naas) kewajiban haji atas manusia. Ibrahim pula menjadi simbol kemuliaan mu’amalat dan prilaku, baik pada lingkungan keluarga maupun keumatan. Bahkan beliau pada dirinya digelari “ummat” (kaana ummatan).

Dengan fondasi keagamaan inilah Allah kemudian mendeklarasikannya sebagai pemimpin manusia. Sebagaimana difimankan dalam Al-Qur’an: “dan ingat ketika Ibrahim diuji oleh Tuhannya dengan beberapa kalimat (ujian), lalu dia (Ibrahim) menyempurnakannya. Dia (Tuhan) berfirman: seusngguhnya Aku menjadikan kamu imaam (pemimpin) bagi manusia)”.

Secara umum kehidupan beragama (religiositas seseorang) itu ada pada empat hal: 1) aspek akidah/keimanan. 2) aspek ubudiyah/amalan-amalan ritual. 3) aspek mu’amalat/koneksi sosial yang diatur secara global oleh Islam (mana halal atau haram, mana yang boleh atau tidak). 4) aspek khuluqiyah/karakter (termasuk di dalamnya karakter emosi).

Aspek akidah/keimanan seseorang itu memang tidak diketahui atau dilihat (invisible) oleh siapapun kecuali sang Pencipta dan yang bersangkutan. Tapi keimanan juga bukan suatu ruang hampa tanpa bukti-bukti. Keimanan itu akan terlihat dalam komitmen pengabdian, baik secara vertikal (hablun minallah) maupun horizontal (hablun minan naas). Tanda-tanda keimanan itu banyak disebutkan dalam banyak tempat di Al-Qur’an.

Dengan demikian kehidupan keagamaan (Iman, ibadah, akhlak) akan dengan sendirinya terekspos dalam kehidupan seseorang dan pada segala aspeknya (pribadi, keluarga dan publik). Pada aspek pribadi tentu secara common sense dapat dinilai melalui komitmen seseorang dalam sholat, baca Qur’an, dan seterusnya. Pada aspek keluarga juga dengan gamblang dapat dilihat tanpa perlu saya rincikan. Demikian pula pada aspek sosial (jama’i) akan nampak pada mu’amalat dan khuluqiyat. Kesabaran dan kemampuan mengontrol emosi misalnya menjadi pertanda keagamaan seseorang.

Yang ingjn saya garis bawahi kali ini adalah betapa blunder and konyol sebagain, apalagi mereka yang paham agama (Islam) dengan mengatakan bahwa memilih pemimpin tidak ada urusan dengan akidah dan agama. Pemikiran seperti ini, sadar atau tidak adalah pemikiran yang teracuni oleh pandangan sekularistik. Pandangan yang jelas bertentangan dengan nilai kehidupan Indonesia sebagai negara Pancasila yang berketuhanan.

Semoga blunder dan kekonyolan itu segera disadari! (*)

Manhattan City, 4 Januari 2024

Penulis adalah Presiden Nusantara Foundation

 

Tags: Imam Shamsi AliKepemimpinan dalam IslamMemilih pemimpin dalam IslamShamsi Ali
Previous Post

Optimalkan MBKM, Dosen Fakultas Hukum UMSU Selenggarakan Perkuliahan di Kanwil Kemenkumham Sumut

Next Post

Opini Humas SD Muhammadiyah 1 Solo Dimuat Majalah Suara Muhammadiyah

Related Posts

Ketika Orang-orang Baik Diam!

Kompleksitas Kehidupan dan Tahun Baru

2 Januari 2024
168
Imam Shamsi Ali Bongkar Isi Orasi Pendeta Oscar Surjadi

Memaknai Keberkahan Ramadan (1)

20 April 2022
175
Ketika Orang-orang Baik Diam!

Imam Shamsi Ali: Suara Adzan itu Indah dan Penuh Makna, Tidak Pantas Dicontohkan Suara Anjing

24 Februari 2022
322
Tanggapi Pernyataan Ade Armando, Shamsi Ali: Bicara Pakai Otaklah!

Tanggapi Pernyataan Ade Armando, Shamsi Ali: Bicara Pakai Otaklah!

29 Oktober 2021
551
Ketika Orang-orang Baik Diam!

Sadar Sejarah: Pancasila vs Komunisme

2 Oktober 2021
778
Ketika Orang-orang Baik Diam!

Taliban di Antara Aspirasi dan Kekhawatiran Dunia

19 Agustus 2021
210
Next Post
Opini Humas SD Muhammadiyah 1 Solo Dimuat Majalah Suara Muhammadiyah

Opini Humas SD Muhammadiyah 1 Solo Dimuat Majalah Suara Muhammadiyah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In