TAJDID.ID || Presiden Nusantara Foundation, Muhammad Shamsi Ali menanggapi pernyataan Ade Armando yang mengaku beragama Islam tapi tidak percaya syariat Islam harus dijalankan.
Sembari membagikan tangkapan layar artikel berjudul “Ade Armando: Saya Beragama Islam tapi tidak Percaya Syariat Islam Harus Dijalankan” di akun Twitternya, @ShamsiAli2, Rabu (27/10), Shamsi Ali menuliskan cuitan tanggapannya.
Ia mengatakan, berislam tanpa bersyariat itu sama dengang tidak berislam.
“Berislam tanpa bersyariat tidak berislam. Ketika anda mengingkari syariat anda ingkari Islam. Anda Syahadat itu Syariah, anda sholat itu Syariah, anda Puasa, Haji, makan halal, tidak makan haram itu Syariah, nikah itu Syariah, tidak zinah itu Syariah. bicara Pakai otaklah!,” tegas Syamsi Ali.
Berislam tanpa bersyariat tidak berislam. Ketika anda mengingkari syariat anda ingkari Islam. Anda Syahadat itu Syariah, anda sholat itu Syariah, anda Puasa, Haji, makan halal, tidk makan haram itu Syariah, nikah itu Syariah, tdk zinah itu Syariah. bicara Pakai otaklah! pic.twitter.com/2x6wT8uIsH
— Imam Shamsi Ali (@ShamsiAli2) October 27, 2021
Lebih lanjut ia mengungkit tentang rumusan Pancasila yang dikenal sebagai Piagam Jakarta. Dikatakannya, pada sila pertama disebutkan: Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluk-pemeluknya. Namun sila pertama itu dihapus dan diganti menjadi ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’.
“Ketika pendiri bangsa menghapus 7 kata dari sila pertama Pancasila itu karena Pancasila milik semua warga negara, Muslim dan non Muslim,” katanya.
“Tapi ketika sudah bicara Islam, itu hanya u/orang Islam. Di sìni Syariah menjadi keharusan. Karena semua yang dilakukan dalam agama Syariah,” tambahnya.
Menurut Shamsi Ali, berislam melalui “menjalankan Syariah” bagi Umat Islam itu rincian dari sila pertama, khusus bagi umat Islam.
“Pemahaman ini bukan bagian atau pasal dari Pancasila. Tapi penafsiran warga negara Indonesia yang Muslim tentang Pancasila berdasarkan ajaran agamanya,” tandas Syamsi Ali.
Lantas beberapa waktu kemudian Ade Armando membalas tanggapan Shamsi Ali. Ade mengatakan bahwa Indonesia juga menolak menerapkan syariah, namun apakah Indonesia akan disebut mengingkari Islam?
“Imam Shamsi Ali bilang saya mengingkari Islam karena saya menolak menerapkan Syariah,” katanya melalui akun Twitter @AdeArmando24 pada Kamis, 28 Oktober 2021.
“Lho, Indonesia kan menolak menerapkan syariah, masak karena itu Indonesia mengingkari Islam?” sambung Ade Armando.
Adapun hal-hal yang termasuk syariah yang dicontohkan Shamsi Ali, seperti mengucapkan kalimat syahadat, melaksanakan salat, berpuasa, menunaikan haji, memakan makanan halal, menikah, dan tidak berzinah, Ade kemudian mecontohkan hal lain yang juga merupakan syariah, seperti halal menggauli budak perempuan.
“Potong tangan pencuri itu syariah. Halal menggauli budak perempuan juga syariah,” katanya.
Shamsi Ali mengaku telah membaca tanggapan balik Ade Armando atas responnya itu melalui media. Lalu, masih lewat akun twitternya, Shamsi Ali menyampikan responnya atas tanggapan balansan dari Ade Armando.
Ditegaskan Shamsi Ali, bahwa penghapusan 7 kata dari Sila pertama (Pancasila) sama sekali bukan pengingkaran. Tapi menurutnya mengandung 2 makna, yakni toleransi dan karena Pancasila milik semua warga negara, sehingga masing-masing pemeluk dipersilhkan untuk makna ketuhanan.
“Penghapusan 7 kata dari Sila pertama bukan pengingkaran. Tapi memgandung 2 makna: 1) toleransi Umat ini. Demi perasaan warga negara lainnya. Tapi tdk dipahami “mengingkari”. 2) Karena Pancasila milik semua warga negara. Maka biarlah masing2 pemeluk menafsirkan makna Ketuhanan” tulisnya.
Lebih lanjut Shamsi Ali menyebut pemikiran dan gaya komunikasi Armando kacau. Dikatakannya Ade Armando tak bisa membedakan antara mengingkari dengan memahami.
“Pemikiran & komunikasi anda kacau. Ada beda “mengingkari” dan memahami. Jelas Al-Qur’an menyebutkan ‘milkul yamin’. Saya tdk mengingkari…Tapi saya tdk memahami secara literal. Mengingkari eksistensi ayat itu “kufur”. Tapi memahaminya berdasar konteks sangat memungkinkan..,” ujarnya.
“dan karenanya ungkapan anda mengingkari Syariah itu ungkapan yang berbahaya. Saya tidak mengatakan “kufur” karena itu wilayah Allah semata. Bedakan kata “pengingkaran” dg kata “penafsiran”. Milkul yamin eksistensinya ada. Dan itu Syariah. Tapi fiqhi sebagai tafsiran..” umbuhnya
Oleh karena itu, Shamsi Ali mengingatkan Ade Armando agar tidak banyak bicara tentang agama, karena itu bukan spesialisasinya.
Selain itu juga Shamsi Ali mengatakan, bahwa seorang pakar komunikasi itu harus berkomunikasi dengan baik, tidak asal ngomong dan menimbulkan kegaduhan.
“saya melihat Ade Armando tdk perlu banyak bicara ttg agama. Itu bukan spesialisasi anda. Apalagi tendensinya memecah belah dan menyesatkan. Pakar komunikasi perlu berkomunikasi yang baik. Bukan asal ngomong dan menimbulkan kegaduhan. Umat dan bangsa ini perlu ketenangan,” tegas Shamsi Ali.
Sebelumnya, Ade Armando mengaku tidak percaya bahwa umat Islam wajib menjalankan syariat Islam.
“Saya beragam Islam. Tapi sayang tidak percaya bahwa Umat Islam harus menjalankan syariat Islam,” ujar Ade Armando dikutip kanal YouTube Cokro TV, Selasa (26/10).
Dosen Ilmu komunikasi UI ini mengatakan hukum Islam bukan aturan yang baku dalam mengatur sendiri kehidupan manusia.
“Saya tidak percaya bahwa umat Islam harus patuh dada hukum dan aturan Islam yang baku yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia,” ucap Ade Armando. (*)