TAJDID.ID~Medan || Dosen FISIP UMSU, Shohibul Anshor Siregar mengatakan, penyimpangan pelaksanaan doa dan munajat yang mengawali debat Capres I merefleksikan cara pandang pemerintah terhadap agama, khususnya Islam.
“Doa dan munajat itu tak diseremonikan sesuai kelaziman dalam protokol kenegaraan hanya karena menghindari lafaz amin dari peserta saat pemimpin doa melantunkan untaian permohonan kepada Al-Khaliq,” ujar Shohibul, Rabu (20/12).
Kemudian, lanjut Shohibul, apa yang dilakukan oleh Ketum PAN Zulkifli Hasan baru-baru ini adalah penjelasan lebih rinci dan alasan mengapa “Amin” dihindari oleh pendukung Prabowo dalam setiap shalatnya.
“Terlepas ia berbohong atau tidak, mestinya Menteri yang direkrut Jokowi menandai status PAN sebagai teman barunya dalam koalisi itu faham bahwa ia sedang bermain-main dengan hal sangat sakral dalam Islam, yakni shalat dan doa,” tegas Ketua LHKP PWM Sumut ini.
Shohibul mengatakan, tidak mudah bagi seseorang yang beriman dan bertauhid memerankan lakon Zulkifli Hasan.
“Saya tak menonjolkan sorotan soal pidana meaki pun itu penting. Tetapi saya menuntutnya meminta maaf kepada umat Islam di seluruh dunia,” pungkas Shohibul.
Sebelumnya, Zulkifli Hasan menyampaikan kelakar soal perubahan masyarakat saat shalat ketika memberikan sambutan di acara Rakernas Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) di Semarang, Selasa (19/12).
Tak ayal, rekaman video ucapan Zulkifli itu pun kemudian menjadi topik yang ramai diperbincangkan di jagad media sosial. (*)