TAJDID.ID~Yogyakarta || Personal branding adalah citra dan reputasi yang melekat pada seseorang di mata publik. Dalam konteks dakwah digital, personal branding dari mubaligh menjadi penting dikelola. Hal ini disampaikan oleh Fajar Junaedi, influencer media sosial dan dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dalam Pelatihan Produksi Konten Dakwah Digital di Yogyakarta, pada Jumat (1/12).
“Dakwah melalui media digital memiliki daya tarik tersendiri bagi generasi milenial dan Z yang menggunakan perangkat digital nyaris setiap hari. Keberadaan media sosial seperti Instagram, Tiktok, YouTube, Twitter, Facebook, dan WhatsApp memungkinkan dakwah dari para mubaligh Muhammadiyah untuk berinteraksi secara langsung dengan mereka,” ujarnya.
Fajar menambahkan bahwa untuk melakukan personal branding bisa dilakukan dengan melakukan pemetaan aset digital, pemetaan segmentasi dan tergetting audiens, dan membangun positioning.
Pelatihan yang digelar oleh Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama Lazismu ini diikuti lebih dari enam puluh peserta dari berbagai daerah. Para peserta antusias mengikuti pelatihan, terutama dengan diajak praktek langsung.
Pelatihan ini menjadi semakin menarik dengan kehadiran Ismail Fahmi, founder Drone Emprit. Ismail Fahmi menjelaskan tentang fenomena kekinian di media sosial dan bagaimana seharusnya dakwah digital menyesuaikan perkembangan.
“Setelah pelatihan ini, para peserta secara aktif akan memproduksi konten dakwah digital di berbagai platform yang semuanya saling kolaborasi bersama Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah,” ujar Muhammad Najih Farihanto, mewakili panitia.
Najih yang juga menjadi dosen Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ini dikenal secara aktif memproduksi konten di platform di TikTok yang meraih FyP.
“Produksi yang terencana dan terkonsep dengan produksi yang memperhatikan kaidah sinematografi menjadi kunci agar dakwah digital berhasil,” pungkasnya. (fj)