Hadirin yang kami hormati!
Muhammadiyah berusia 111 tahun. Jadikan milad momentum bersyukur sekaligus bermuhasabah dan berbuat amaliah yang lebih terbaik. Allah berfirman:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.” (QS Al- Baqarah: 172).
Kini saatnya Muhammdiyah bersama seluruh organ institusinya terus berbenah, mereformasi, dan mentransformasi diri. Masalah Muhammadiyah masih banyak yang harus dihadapi dan diselesaikan secara serius. Bangkitkan etos jamaah dan warga masyarakat untuk menjadi komunitas yang relijius, bersosial, cerdas, berilmu, dan berdaya dalam berbagai aspek kehidupan. Kembangkan kerjasama dan ta’awun antar warga dan jamaah sehingga menjadi insan kolektif yang mau saling berbagi dan peduli. Makmurkan masjid dan Cabang-Ranting sehingga menjadi kekuatan pemandu kehidupan warga. Cerdaskan, cerahkan, dan makmurkan warga di akar rumput menuju Masyarakat Berkemajuan. Hidupkan Keluarga Sakinah sebagai pranata penting masyarakat berperadaban utama!
Para pimpinan Persyarikatan di seluruh tingkatan dan lini organisasi dituntut untuk terus giat bergerak memajukan Muhammadiyah serta berkhidmat bagi masyarakat luas. Para pengemban amanat Muhammadiyah itu jangan sampai sibuk sendiri dan tenggelam dalam lautan aktivitas rutin, seremonial, dan formalitas semata. Jangan kehilangan peluang untuk menggerakkan organisasi secara progresif dan membangun pusat-pusat keunggulan di tengah dinamika persaingan yang tinggi saat ini. Kyai Dahlan 111 tahun yang lalu berpesan kepada para pemimpin Persyarikatan, agar “menjadi pemimpin kemajuan Islam”. Menjadi pemimpin-pemimpin pergerakan, yang menghidupkan etos kemajuan dan pembaruan Muhammadiyah luar dan dalam. Menjadi para pemimpin penggerak yang berpikiran, bersikap, dan bertindak utama sejalan Risalah Islam Berkemajuan.
Pemahaman keagamaan dalam pespektif “Risalah Islam Berkemajuan” dan ideologi Muhammadiyah penting terus ditanamkan secara mendalam dan tersistem. Cara dakwah dan tabligh mesti diperbaiki untuk memperluas jangkauan gerak Muhammadiyah melintas batas ke kawasan-kawasan sosial yang heterogen sebagaimana etos dakwah generasi awal. Etos kemajuan dan pembaruan harus menjadi spirit pergerakan Muhammadiyah saat itu, yang terus menjadi inspirasi bagi perkembangan selanjutnya dari fase ke fase. Harapan utamanya, alam pikiran maju Muhammadiyah makin diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia dari berbagai lapisan dan golongan sosial.
Khusus dalam menghadapi era baru revolusi 4.0 dan 5.0 warga Muhammadiyah jangan menjadi “pemandu sorak”. Jadilah aktor-aktor perubahan yang mengantarkan gerakan Islam ini menjadi Gerakan Berkemajuan di abad kedua. Jangan sampai Muhammadiyah gagap dan tidak siap dalam menghadapi perubahan sosial baru karena para anggota dan pimpinannya masih berpola pikir “disket lama”. Padahal organisasinya berpredikar modern berkemajuan.
Muhammadiyah dalam usaia lebih satu abad penting memobilisasi potensinya sebagai bagian dari proses transformasi diri. Pada Milad tahun ini Pimpinan Pusat Muhammadiyah memobilisasi “Gerakan Infak Pendidikan 111” sebagai Dana Abadi Muhammadiyah. Gerakan infak ini berlaku bagi seluruh anggota, simpatisan, amal usaha, dan organ gerakan di semua lini organisasi maupun berbagai kalangam dari luar. Gerakan ini sekaligus untuk menghidupkan kembali gairah berinfak-shadaqah generasi awal Muhammadiyah. Kyai Dahlan berpesan agar warganya berani “Mengorbankan harta benda, pikiran, dan tenaga dengan hati ikhlas dan murni.”. Saatnya berbagi, peduli, mandiri, dan mengeluarkan isi kantong sendiri untuk “Gerakan Infak Pendidikan 111”. Jika bukan Kita, Siapa lagi?