• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Rabu, Agustus 20, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Paradigma Islam tentang Hubungan Sains~Agama

Ahmad Dallal by Ahmad Dallal
2023/02/07
in Esai, Keislaman
0
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Di zaman kuno, astronomi adalah salah satu sains eksakta yang paling maju dan dijunjung tinggi. Banyak kajian matematika pada asalnya dikembangkan untuk memfasilitasi penelitian penelitian astonomi. Berbagai disiplin dan sistem kepercayaan saling berlintasan dan berinteraksi dalam asronomi, termasuk ilmu fisika dan metafisika, juga matematika dan agama. Astronomi Islam/Arab juga secara kultural bersifat hibrida (keturunan dari astronomi Babilonia, India, Persia, dan Yunani), dan secara intim terkait dengan politik (astrologi, legitimasi kedinastian). Akhirnya, pertimbangan praktis seperti menemukan arah dalam perjalanan di malam hari, dan korelasi antara musim-musim dalam setahun serta posisi planet-planet memberikan motivasi tambahan bagi pengkajian astronomi. Karena semua alasan ini, penelitian astronomi bersifat hibrida dan merupakan suatu yang hidup, dan bidang astronomi memberikan lahan subur untuk mempertanyakan konsepsi lama dan mengembangkan serta mnguji konsepsi baru.

Teks-teks awal astronomi yang diterjemahkan ke dalam bahasa arab pada abad ke-8 berasal dari india dan persia. Namun, kemunculan sejati astronomi arab terjadi pada abad ke-9 melalui penerjemah teks-teks utama astronomi Yunani. Sejak pemulaan abad ke-9 dan terus hingga abad ke-16, kegiatan astronomi tersebar luas dan dilakukan secara intensif. Kegiatan ini tercermin dalam besarnya jumlah saintis yang bekerja di bidang astronomi praktis maupun teoretis, jumlah buku yang ditulis, jumlah observatorium yang aktif, dan banyaknya pengamatan yang baru.

Astronomi arab mula-mula menginduk kepada astronomi persia dan India, dan ia terus menggunakan sebagian dari parameter dan metode kedua tradisi ini. Namun, pengaruh formatif terbesar terhadap astronom Arab adalah astronomi Yunani. Di awal abad ke-9, para astronom menyadari bahwa tradisi astronomi Yuanani jauh lebih unggul daripada tradisi persia dan India, baik dalam lingkupnya yang komprehensif maupun dalam pengunaan representasi geometrisnya yang efektif. Seorang pengarang Yunani tertentu, khususnya sebuah karya dari pengarang ini, memberikan pengaruh besar terhadap seluruh astronomi Abad pertengahan melalui seluruh periode astronomi Arab hingga matinya sistem astronomi geosentris. Karya tersebut adalah Almagest-nya ptolemeus (abad ke-2 M). Bahwa teks ini memancarkan pengaruh yang begitu banyak bukanlah bersifat kebetulan dan tidak pula mengherankan, sebab ia merupakan capaian tertinggi dalam astronomi matematis Yunani dan salah satu capaian terbesar dari semua sains Yunani.

Almagest dipandang sebagai karya otoritatif utama zaman kuno tentang astronomi. Dalam buku tersebut, ptolemeus menyintesiskan pengetahuan sebelumnya dari astronomi Yunani berdasarkan pengamatan-pengamatan barunya sendiri. Tujuan utama buku tersebut adalah memapankan model geometris yang secara akurat menjelaskan fenomena yang diamati. Satu bagian besar dari buku tersebut dikhususkan membahas metode untuk menyusun berbagai model dan mengalkulasi parameter dari model ini, ptomeleus juga memberikan tabel bagi gerakan planet, yang digunakan bersama dengan modelnya. Di antara semua buku yang berasal dari zaman kuno, Almagest mewakili karya yang paling berhasil dalam astronomi matematis: representasi geometrisnya tentang alam semesta memberikan penjelasan prediktif yang paling baik dan akurat mengenai fenomena langit.

Suatu tradisi Yunani dalam astronomi fisik juga tercemin dalam Almagest dan dalam karya ptomeleus lainnya yang berpengaruh, planetary Hypotehsis. Menurut tradisi yang sangat bercorak Arisotelian ini, alam semesta terorganisasi dalam lapisan-lapisan langit, masing-masing membawa sebuah bintang dan berotasi mengelilingi bumi yang diam, sebagai pusat alam semesta. Berlawanan dengan gerakan di Bumi yang menempuh garis lurus (sublunary rectilinear motion), benda-benda langit bergerak dalam gerakan-gerakan melingkar dengan keseragaman yang sempurna. Ptolemeus mengadopsi, setidak-tidaknya dalam teori, kedua prinsip dasar Aristoteles: bahwa bumi bersifat diam dan berada di pusat alam semesta, dan bahwa gerakan benda langit harus direpresentasikan dengan serangkaian gerakan melingkar yang seragam.

Dalam praktinya, pertimbangan matematis sering memaksa ptolemeus mengabaikan prinsip kedua dari dua prinsip ini. Akan tetapi, mengahadapi penilaian “matematis”-nya yang lebih baik, satu-satunya teori fisika atau kosmologi yang bisa diperoleh ptolemeus adalah teori atau kosmologi Aristoteles. Dengan demikian, ptolemeus tidak mempunyai pilihan selain mengakui bahwa dia berpegang pada kosmologi ini. Pegangan pada kosmologi ini, pada masa Islam dan belakangan di eropa, melahirkan tradisi reformasi astronomi yang produktif.

Reformasi astronomi pada masa Islam mengambil bentuk yang berbeda-beda. Pada masa pemerintahan khalifah Al-Ma’mun, sebuah program pengamatan astronomi diorganisasikan di bagdad dan Damaskus. Seperti halnya proyek penelitian terorganisasi yang mana pun, program ini mengangkat kegiatan astronomi di dunia Islam dengan prestise formal. Tujuan yang diakui dari program ini adalah melakukan verifikasi terhadap pengamatan ptolemeus dengan membandingkan hasil yang diperoleh dari kalkulasi yang didasarkan pada model ptolemeus, dengan pengamatan aktual yang dilakukan di Bagdad dan Damaskus kira-kira 700 tahun sesudah ptolemeus. Hasil-hasilnya di kumpulkan dalam Al-Zij Al-Mumtahan (tabel-tabel yang telah diverifikasi), yang ditemukan keadaan tidak utuh lagi, tetapi dikutip secara luas oleh para astronom sesudahnya. Koreksi paling penting yang diperkenalkan menunjukkan bahwa titik terjauh (apogee) dari orbit matahari bergerak bersama dengan presesi bintang-bintang tetap. Pada tataran yang lebih umum, program ini menekankan perlunya melanjutkan verifikasi pengamatan astronomis, dan menggunakan istrumen yang lebih teliti.

Demikianlah, sudah sejak awalnya, astronomi Arab telah meralat dan melengkapi astronomi ptolemeus. Setelah melihat beberapa kesenjangan antara pengamatan baru dan kalkulasi ptolemeus, para astronom arab kemudian memeriksa kembali basis teoretis hasil-hasil yang diperoleh ptolemeus. Pemeriksaan kembali secara kritis ini mengambil beberapa bantuk. Meskipun penelitian astronomi umum dalam periode ini (abad ke-9) dilakukan dalam kerangka astronomi ptolemeus, penelitian ini mengerjakan kembali dan secara kritis memeriksa pengamatan dan metode penghitungan astronomi ini dan, dengan cara yang terbatas, mampu menjelajahi masalah-masalah di luar kerangka ptolemeus. Penerapan beragam disiplin matematis terhadap satu sama lain juga memiliki efek langsung berupa perluasan batas-batas tiap-tiap disiplin dan memperkenalkan konsep ilmiah yang baru. Penggunaan matematisasi secara sistematis mengubah metode penalaran dan pada gilirannya memungkinkan pengembangan kreatif labih jauh di pelbagai bidang sains.

Bersambung ke hal 5

Page 4 of 9
Prev1...345...9Next
Tags: agamaahmad dallalHubungan Islam~SainsIslamsains
Previous Post

Pererat Silaturrahim dan Kekeluargaan, Fakultas Teknik UMSU Laksanakan "Family Day"

Next Post

Majelis Tabligh Gelar Kajian Rutin Perdana Ahad Pagi di Masjid Raya Muhammadiyah H Arman Thaefuri Bumiayu

Related Posts

Ketika Orang-orang Baik Diam!

Kompleksitas Kehidupan dan Tahun Baru

2 Januari 2024
169
Kondisi Otak Saat Shalat (Sebuah Analisis Ilmiah)

Kondisi Otak Saat Shalat (Sebuah Analisis Ilmiah)

8 Agustus 2023
101
Koleksi Kata-kata Mutiara tentang “Sujud”

Koleksi Kata-kata Mutiara tentang “Sujud”

3 Juli 2023
104
Parlemen Setan

Iqbal, Islam dan Barat

23 Juni 2023
477
Agama dan Politik

Agama dan Politik

11 Juni 2023
215

Ini 5 Penemuan Muslim yang Mengubah Dunia

8 Juni 2023
101
Next Post
Majelis Tabligh Gelar Kajian Rutin Perdana Ahad Pagi di Masjid Raya Muhammadiyah H Arman Thaefuri Bumiayu

Majelis Tabligh Gelar Kajian Rutin Perdana Ahad Pagi di Masjid Raya Muhammadiyah H Arman Thaefuri Bumiayu

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • LabMu
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • Catatan Hukum
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In