Kami pun berjalan menuju gedung yang paling dekat dengan parkiran kampus. Tak kusangka, aku sekarang sudah menjadi seorang mahasiswa. Cita-citaku menginjakkan kaki di kampus sekarang sudah tercapai. Kulihat satu persatu ruang kelas yang terlihat rapi dengan jejeran kursi mahasiswa. Hatiku merasa senang sekali bisa melihat pemandangan seperti ini.
Tiba-tiba Rangga menarik tanganku dan menunjuk kantin yang berada dipojok. Sepertinya dia lapar, terlihat dari wajahnya yang sedikit pucat. akupun mengangguk, tanda mengiyakan ajakan Rangga. Langsung saja Rangga masuk ke kantin, sedangkan aku menunggu di depan kantin. Beberapa saat kemudian dia keluar dengan tangan kosong. Orang aneh memang.
“Kita duduk disana yuk.” Rangga menuding tempat duduk yang tidak jauh dari kantin. Aku hanya diam dan mengikuti langkah Rangga.
Rangga mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Nampak dua botol air mineral dan roti coklat di tangan Rangga. Dia membuka satu botol air mineral tersebut.
“Nih minum dulu Div.” Rangga menyodorkan botol air mineral kepadaku.
“Buatku?” Aku sedikit kaget.
“Iyalah, makan juga rotinya.”
“Buatmu ajalah, aku nggak laper.”Aku menolak.
“Kalo aku bilang makan ya makan.” Rangga memaksa.
Akhirnya mau tidak mau aku harus memakannya sebagai tanda menghargai pemberian Rangga. Ternyata enak juga rotinya, aku suka wkwk.
Kita mulai mengobrol tentang dunia perkuliahan dan sesekali bercanda, membuatku nyaman berteman dengannya. Sepertinya kita akan menjadi teman dekat.
Setelah makanan habis, kita langsung menuju ke ruang kelas. Terlihat sudah banyak mahasiswa berada dalam ruang kelas. Aku dan Rangga pun masuk. Aku langsung menuju bangku sebelah Rani, teman dekatku selama online. Tidak lama kemudian dosen masuk. Dan semua mahasiswa beranjak membenarkan posisi duduk masing-masing. Perkulihan pun dimulai.
Setelah selesai perkuliahan, seperti yang direncanakan sebelumnnya, kelasku mengadakan meet up perdana di sebuah cafe kecil yang tidak jauh dari kampus. Acara pun berjalan dengan cukup meriah. Mulai dari pengenalan satu persatu teman satu kelas, sambutan dari kosma, sampai beberapa game mini yang bisa mencairkan suasana menjadi tidak cangggung. Hari yang cukup menyenangkan.
Tidak terasa, waktu berjalan dengan sangat cepat, matahari hampir tumbang. Setelah selesai foto-foto bersama kami memutuskan untuk segera pulang. Rangga menawariku tumpangan. Akupun langsung mengiyakan karena hari juga sudah sangat sore. Rangga mengantarku sampai depan kost-san.
“Makasih banyak ya Rang.” Ucapku.
“Sama-sama. Besok berangkat kuliah bareng ya, searah ini.”
“Boleh, besok kabarin kalau udah sampai depan kost-san.”
“Oke siap.”
Begitulah awal ceritaku di dunia perkuliahan. Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Perkuliahanku berjalan dengan sangat lancar. Aku sudah mulai beradaptasi dengan dunia perkuliahan. Aku dan Rangga pun sudah semakin dekat. Baru pertama kali ini aku bertemu seorang laki-laki yang begitu peka, humoris dan satu frekuensi.
***
Aku menarik selimut hendak tidur. Bagaikan disambar petir di siang bolong. Datang kabar duka dari rumah. Ayahku masuk ICU. Dan kecewanya, aku dapat kabar itu dari tetanggaku. Ibuku mencoba menutupi masalah ini dariku. Seketika tubuhku lemas mendengar kabar itu. Tetanggaku bilang ayah masuk ICU karena terkena serangan jantung. Ingin rasanya aku menangis sekencang mungkin. Sedih, kecewa, dan marah menjadi satu. Teman kost-san ku mencoba menenangkan saat diriku mulai menitikkan air mata. Namun air mataku tak dapat lagi dibendung, mengalir begitu saja tanpa ijin. Sampai akupun terlelap dalam keadaan menangis.