Oleh: Alif Sarifudin Ahmad
Saat aku meneteskan air mata
Bukan berarti aku menangis karena cinta, harta, tahta, dan wanita
Tapi air mata ini menetes
Ketika aku kini sudah semakin merenta
Mulai melangkah kaki
Untuk meninggalkan anak-anak tercinta
Sementara perjuanganku untuk mereka belum seberapa
Kita Masih Terjajah
Karya: ASA
Sebelum malakulmaut mencabut ruh
Jihad menjadi tekad
Hijrah sebagai ibadah
Cinta untuk ikhtiar bahagia
Air mata adalah jalan ke surga
Saat Penjajah mengoyak merobek
memporak-porandakan kedamaian negeri
Seperti nafsu, Marah, iri, dengki, hasud
Memberangus hati
Penjajah menindas, memaksa, membunuh,menembak
Memenggal kepala pejuang
Dosa, salah, aib seakan menghancurkan ketenangan
Langit seolah i gelap
mentari seakan padam
bulan seperti tenggelam
bintangpun entah kemana tak datang
Penjajah merampas
Seperti hawa, Syahwat, ghodob merampas
Pejuang bangkit melawan
Menyerukan kebenaran
Maju ke medan laga
Memanggul senjata
Berjuang tuk hancurkan kemalasan, kebodohan, serta kemiskinan
meskipun harus dibayar darah dan nyawa
Perjuangan tidak boleh sia-sia…
Kita masih terjajah
Kita belum merdeka
Kita harus berjuang
Drama kebohongan yang sedang dipertontonkan oleh orang-orang sombong penentang Tuhan kini semakin menggila. Peristiwa menyebarnya berita bohong ternyata bukan hanya terjadi pada zaman sekarang. Tercatat dalam sejarah perjuangan jihad dan hijrah terjadi juga pada zaman Rasulullah yang kita kenal adanya berita “haditsul Ifk”
Allah sangat menyayangi keluarga Rasulullah. Pembelaan dari Atas Langitpun datang. Sebulan penuh berlalu, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha merasakan kepedihan. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun gelisah, belum juga turun wahyu menjelaskan masalah ini. Namun Allah Subhanahu wa Ta’ala betul-betul Maha Pengasih. Apalagi kekasih-Nya, hamba yang paling dicintai dan diutamakan-Nya, Muhammad bin ‘Abdillah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan sepuluh ayat Al Quran berkaitan dengan kisah ini, dimulai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِّنكُمْ ۚ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَّكُم ۖ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُم مَّا اكْتَسَبَ مِنَ الْإِثْمِ ۚ وَالَّذِي تَوَلَّىٰ كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ
لَّوْلَا إِذْ سَمِعْتُمُوهُ ظَنَّ الْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بِأَنفُسِهِمْ خَيْرًا وَقَالُوا هَٰذَا إِفْكٌ مُّبِينٌ
لَّوْلَا جَاءُوا عَلَيْهِ بِأَرْبَعَةِ شُهَدَاءَ ۚ فَإِذْ لَمْ يَأْتُوا بِالشُّهَدَاءِ فَأُولَٰئِكَ عِندَ اللَّهِ هُمُ الْكَاذِبُونَ
وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ لَمَسَّكُمْ فِي مَا أَفَضْتُمْ فِيهِ عَذَابٌ عَظِيمٌ
إِذْ تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُم مَّا لَيْسَ لَكُم بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِندَ اللَّهِ عَظِيمٌ
وَلَوْلَا إِذْ سَمِعْتُمُوهُ قُلْتُم مَّا يَكُونُ لَنَا أَن نَّتَكَلَّمَ بِهَٰذَا سُبْحَانَكَ هَٰذَا بُهْتَانٌ عَظِيمٌ
يَعِظُكُمُ اللَّهُ أَن تَعُودُوا لِمِثْلِهِ أَبَدًا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
وَيُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ ۚ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَن تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۚ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ وَأَنَّ اللَّهَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap orang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar. Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: ‘Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.’ Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu? Oleh karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi maka mereka itulah pada sisi Allah orang-orang yang dusta. Sekiranya tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, karena pembicaraan kamu tentang berita bohong itu. (Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar. Dan mengapa kamu tidak berkata, di waktu mendengar berita bohong itu: ‘Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperbincangkan ini. Maha Suci Engkau (Wahai Rabb kami), ini adalah dusta yang besar.’ Allah memperingatkan kamu agar (jangan) kembali berbuat yang seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang-orang yang beriman, dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. Dan sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua, dan Allah Maha Penyantun dan Maha Penyayang, (niscaya kamu akan ditimpa azab yang besar).” (An-Nur: 11-20).
Mabruk