Oleh: Sudibyo Markus
Muhammadiyah pada dasarnya, dan pada awalnya adalah gerak Islamic civil society. Perkembangan yang pesat dari amal usaha Muhammadiyah dibidang pendidikan, kesehatan, sosial, merupakan hal yang menggembirakan, tapi sekaligus juga memprihatinkan.
Gerakan Muhammadiyah mengalami reduksi dan penyakit rabun dekat. Orientasi terhadap masyarakat basis yang seharusnya menjadi fokus perhatian dari gerakan persyarikatan, menjadi semakin kabur, karena Muhammadiyah terjebak sebagai gerakan amal usaha, dan menjadi lahan bagi para “pengerajin” amal usaha untuk berebut mencari nafkah.
Yang diperlukan Muhammadiyah sekarang adalah:
1. Kembali berorientasi kepada gerakan masyarakat basis yang bertumpu di ranting dan jama’ah-jama’ah, dengan motor program qoryah thoyyibah dan gerakan da’wah jam’ah, dan
2. Mengadakan transformasi dan kesolidasikan seluruh amal usaha sektoralnya untuk mendukung visi abadi, masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, atau pewujudan civil Islami, Islamic civil society.
Sumber: Materi Tanwir Muhammadiyah 2007
Sangat benar sekali.. orientasi semua amal usaha muhammadiyah mencari untung sebesar besarnya..coba cari amal usaha muhammadiyah yang berbuaya murah.. tidak ada sama sekali.. semua mahal..dengan alasan menyesuaikan dengan kebutuhan situasi dan kondisi..menyesuaikan dengan kualitas yang bagus.. tapi coba lihat diluar sana banyak dokter dokter praktek yang buka klinik hanya berbayar rp 35 ribu sudah dapat obat .. coba lihat rumah rumah sekolah lain dan perguruan tinggi lain banyak yg murah murah juga berkualitas.. mengapa malah nama besar menjadi lebih mahal ya.. mahal oleh gaya atau mahal karena memahalkan..
Pada dasarnya tidak salah ketika Muhammadiyah mengembangkan banyak AUM yang berfungsi sebagai salah satu wahana untuk mengembangkan pemikiran yang berkemajuan bagi Umat Islam dan sarana membentuk kader umat, bangsa dan persyarikatan. Akan tetapi banyak AUM yang diisi oleh non kader persyarikatan, sehingga mengakibatkan :
1. Dari AUM tidak banyak menghasilkan kader persyarikatan sebagaimana yang diharapkan.
2. AUM banyak terjebak pada formalitas administrasi sehingga sinergi untuk memajukan sesama AUM dan melindungi sesama warga AUM masih kurang.
3. AUM kurang peduli terhadap gerakan ranting, cabang dan jama’ah, sehingga banyak ranting, cabang dan jama’ah yang tidak berkembang bahkan ada yang mati suri.
SARAN :
1. Penguatan yang kontinyu terhadap pengelola AUM dengan Darul Arqam.
2. Meningkatkan dan penegasan kepada pengelola AUM bahwa AUM adalah milik Muhammadiyah, sehingga seluruh warga AUM dan warga Muhammadiyah walaupun belum bejerjasama secara administratif, tetap harus saling membantu dan melindungi tanpa meninggalkan gerakan sosial yang telah berjalan.
3. Meningkatkan kepedulian AUM terhadap gerakan ranting, cabang dan jama’ah.
4. Pengelola AUM diutamakan dari kader persyarikatan.
Betul-betul kami rasakan, terutama ditingkat ranting, gerakan jamaah kian hari semakin melemah, ghiroh warga persyarikatan kita kurang begitu peduli dgn kondisi ranting maupun cabang yang semakin hari tambah berkurang jamaah maupun gerakannya,
Solusi apa Ya yang baik untuk memajukan ranting Dan cabang muhammadiyah saat ini….
Dari semua keterangan diatas…
Secara Pribadi menurut Saya, Muhammadiyah mesti Kembali kepada Prinsip Dasar, Visi Misi Tujuan Langkah² dan Secara Keseluruhan termasuk Semua Kepengurusannya, Jangan lagi melibatkan Yang Non Kader atau Muhammadiyah.
🙏🙏🙏