• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Senin, Juni 23, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Machiavellian

M. Risfan Sihaloho by M. Risfan Sihaloho
2022/04/08
in Nasional, Opini, Tilikan
0
Machiavellian

Nicollo Machiavelli.

Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Oleh: M. Risfan Sihaloho

Mengapa seorang penguasa atau sebuah rezim begitu rentan jadi berwatak otoriter?

Jawabannya sederhana, itu dikarenakan logika kekuasaan yang pada dasarnya adalah tentang kecenderungan mempertahankan kekuasaannya dengan pelbagai upaya, bahkan dengan menghalalkan segala cara.

Kecenderungan logika ini sudah berlaku galib dan telah menjadi dalil pokok setiap rezim yang berkuasa, di manapun dan kapanpun.

Kendati pada awalnya banyak para calon penguasa yang tampil rendah hati dan penuh kesehajaan, tapi ketika kekuasaan sudah berhasil digenggamnya dan ia sudah mulai merasakan bagamana nikmat dan candu dari pesona kekuasaan itu, maka tiba-tiba muncul ketakutan dalam benaknya, yakni takut akan kehilangan kekuasaannya.

Ya. Ketika sudah menang dan kekuasaan sudah dalam pangkuan, tidak ada jaminan syahwat kekuasaan sertamerta terpuaskan. Justru syahwat kekuasaan semakin menjadi-jadi.

Ambisi tahap berikutnya setelah meraih kekuasaan adalah bagaimana “mengolah” kekuasaan secara maksimal untuk meraup keuntungan sembari bagaimana mengupayakan mengukuhkan kekuasaan agar tidak diusik dan diganggu pihal lain. Dan salah satu cara yang paling praktis untuk melakukan itu adalah dengan menjadi penguasa yang otoriter.

***

Secara filosofis, logika kekuasaan seperti ini bukannya tanpa alasan. Adalah Nicollo Machiavelli, seorang filusuf Italia, pernah menyoroti logika kekuasaan dengan memperkenalkan konsep raison d’ etat. Konsep ini secara eksplisit mengandung doktrin, bahwa sasaran utama politik negara adalah mempertahankan kekuasaan negara, sedangkan moral dan hukum harus tunduk di bawah tuntutan politik.

Bila dicermati, selama ini banyak kalangan—termasuk para pelaku kekuasaan—yang menganggap ajaran Machiavelli ini keliru dan sesat, karena telah menjustifikasi penggunaan kekuasaan dengan menghalalkan segala cara dan mengabaikan intervensi moral di dalamnya.

Namun sepertinya sulit dibantah, gagasannya telah menjadi sumber inspirasi yang tak pernah kering bagi banyak penguasa sejak awal gagasan itu dipopulerkan sampai hari ini. Banyak penguasa dunia yang secara sembunyi atau terus terang mengakui telah menjadikan buku Machiavelli itu sebagai “buku pegangan” (hand book). Salahsatu magnum opus Machiavelli adalah II Principe atau The Prince (Sang Penguasa)

Il Principe merupakan kitab nasihat praktek terpenting bagi seorang pelaku kekuasaan. Doktrin utama buku ini adalah, untuk meraih kesuksesan dan dun supaya bisa langgeng, seorang penguasa sepenuhnya harus mengabaikan pertimbangan moral dan menghalalkan segala cara dengan mengutamakan kekuatan dan kelicikan. Artinya, Machiavelli membenarkan kekuasaan lewat kekerasan dan bukan lewat hukum. Karenanya, Sang Penguasa tampaknya membenarkan sejumlah tindakan yag dilakukan semata-mata untuk melestarikan kekuasaan.

Bahkan, di dalam  II Principe,  Machiavelli sempat menuliskan sebuah trik yang menurutnya layak ditiru penguasa jika ingin mempertahankan status-quo kekuasannya;

“Penguasa negara haruslah mempunyai dua sifat sekaligus, seperti kancil dan singa. Ia harus menjadi kancil untuk mencari lubang jaring dan menjadi singa untuk menakuti serigala.” (*)

Tags: machiavellianmenghalalkan segala caraNicollo Machiavelliotoritarianismeotoriter
Previous Post

PK IMM Fakultas Hukum UMSU Laksanakan Paket Dakwah Ramadhan di Desa Bogak Besar Sergai

Next Post

Konsolidasi April

Related Posts

Pasca Disahkannya UU Omnibus Law, Busyro: Kedaulatan Agraria di Daerah Terancam

Busyro Muqoddas: Indonesia Kini Bergerak ke Neo Otoritarianisme

21 Februari 2021
237
LP3ES: Indonesia Telah Penuhi 4 Kriteria Negara Otoriter

LP3ES: Indonesia Telah Penuhi 4 Kriteria Negara Otoriter

15 Juni 2020
497
Next Post
Konsolidasi April

Konsolidasi April

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In